Lima Belas : Atgriezties

332 30 0
                                    

"Boneka kuning dari penggemar lu dulu masih disimpen aja Shine, biasanya kalau dapet kado-kado dari fans, lu kasih ke gue" ucap Feni sahabat Shine sejak awal mereka masuk SMP sampai satu SMA juga, namun terpisah ketika kuliah. Shine masuk universitas negeri bergengsi di Depok sedangkan kan Feni masuk universitas swasta di jakarta yang memiliki nama sekolah ibukota inggris dengan publik relasi.

"Yang ini beda Fen" ucap Shine dengan serius.

"Beda gimana, ngejreng banget gitu warnanya" ucap Feni heran.

"Beda aja, rasanya hangat hehe" jelas Shine, ucapannya tidak masuk akal memang.

"Ganteng-ganteng kok aneh" ucap Feni dengan nada malas.

Sore itu memang Feni sedang bermain ke rumah Shine, sekedar mengobrol sambil melepas rindu, padahal belum ada satu bulan sejak mereka lulus.

Di waktu yang sama Amanda, Indra dan Christian sedang mengerjakan tugas kesenian membuat poster daur ulang di rumah Amanda. Christian dan Indra memang masuk ke kelas XI-1 bersama dengan Amanda, Ashel dan Freya. Seharusnya Kathrina juga masuk kelompok mereka, tapi dia mendadak sakit, jadi hanya bisa membantu menyumbang dana untuk membeli bahan-bahan keperluan pembuatan poster-nya.

"Ini ngga apa-apa ngerjain di Rumah elu Manda?" tanya Christian. Rasanya aneh main ke rumah teman perempuan saat rumahnya sedang sepi.

Amanda hanya mengangguk, mempersilakan mereka masuk. Amanda tentu tidak sepolos itu, walaupun dia percaya teman-temannya orang baik untuk berjaga-jaga dia sudah mengabari dan meminta tolong Gita untuk stand by jika terjadi apa-apa, pintu rumahnya juga dibuka.

Awalnya mereka berencana untuk mengerjakannya di rumah Kathrina, namun sang empunya tiba-tiba sakit. Ingin di rumah Indra, tapi Amanda dan Keli masih perang dingin, takut suasana jadi tidak nyaman. Kontrakan sederhana Christian terlalu kecil untuk dibuat kerja kelompok, takut merepotkan. Pilihan terakhir adalah rumah Amanda. Kecil, namun ruang tamu(plus ruang keluarga)nya cukup untuk menampung 10-15 orang berdempetan.

Why can't you hold me in the street?
Why can't I kiss you on the dance floor?
I wish that it could be like that
Why can't we be like that?
'Cause I'm yours

Amanda bersenandung kecil sembari menggunting kertas origami menjadi bentuk bentuk yang sudah ditentukan. Christian menoleh sejenak memperhatikan Indra yang sedikit mematung sembari fokus memperhatikan Amanda yang asyik bekerja.

"Belom move on juga nih anak" Gumam Christian dalam hati.

"Ndra, tolong lemparin lem dong" ucap Christian berusaha memecah lamunan Indra.

"eh? Apa christ?" Indra gelagapan. Amanda menoleh heran. Lalu tersenyum karena menyadari bahwa Indra dari tadi memperhatikannya.

"Udah pada ngga fokus ya? Haha, bentar gue keluarin jajan dulu" ucap Amanda sembari menuju belakang.

"Heh bego, ngapain bengong ngeliatin mantan gebetan, bukannya kerja!" Christian berbisik pada Indra.

"Berisik, kalau gebetan lu kayak Amanda, sampe tua juga ga bakal move on lu" Indra berkata dengan nada pembelaan.

"Heleh, bucin!" ucap Christian, tanpa balasan lagi dari Indra karena Amanda sudah keluar dari dapurnya dengan membawa se-nampan cemilan ringan.

"Diganyem ya guys, cuma ada ginian" Amanda mengeluarkan rengginang dalam toples dan Gorengan Bakwan lengkap dengan Sambal Kacangnya. Minuman sudah stand by dari awal teman-temannya masuk.

Indra reflek mengambil bakwan "Enak Mand, goreng sendiri?" tanyanya.

"Kaga, mager Ndra, gue beli di depan tadi sebelum kalian dateng" Amanda menjawab sambil melanjutkan menggunting origami yang tadi.

Two Years (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang