Empat Puluh Satu : Elapsed

279 23 0
                                    

2 Minggu sejak hari itu

"Kok bisa kayak gini sih mand?" Indra mendesah dalam batinnya.


"Gue emang bencil elu mand, tapi jangan gini juga dong, gue ga tega" Keli yang pada dasarnya cengeng, matanya memanas, melihat kedua teman kelasnya dalam kondisi yang memprihatinkan.


"Manda, Adel, kalian kapan bangunnya, katanya pada mau mabar Valorant sama gue" Kathrina mengusap airmata yang lolos dari manik matanya.


"Kalau tau kamu ada penyakit, ga akan aku forsir latihannya del" Shika menyesal.


"Gue berharap banget bisa nyanyi bareng elu lagi mand, sebelum lulus, ayok dong bangun" Azka menatap nanar wajah Amanda yang terlihat kurus.


"Manda, Adel, kalian berdua udah aku anggep adik sendiri, sedih banget ngeliat kalian begini" Muthe menunduk, tak kuat memandangi Adel dan Amanda lama-lama.


"Del katanya kamu mau sekali-sekali ngeskecth bareng sama aku dan Freya, ayo cepet bangun ya!" harap Fion.


"Belum sempet kita kenalan, kamu malah kayak gini, aku cuma berharap kamu cepet bangun, biar kita bisa bersaing secara sehat, meskipun kayaknya kamu yang menang sih, cepet sembuh ya Dedel!" Gracia yang meminta untuk ikut ketika Shine akan menengok Adel, berdoa kesembuhan untuknya.


"Del, gue nyesel cuma sering wacana terus buat ngumpul di grup geng kita, sekarang gue sama Jessi kesini pas kondisi lu kayak gini, tolong bangun del, gue masih mau main yang banyak sama elu" Olla dan Jessi hadir setelah mendapat kabar dari grup angkatan SMP terkait kondisi Adel. Jessi menangis dalam diam, mengelus halus kepala Adel.


"Mand, gue baru sekali nginep di rumah lu, ayok ajak gue lagi buat nginep, ayo dong mand" Ella berkata penuh harap, sembari mengingat momen saat Amanda mengajaknya menginap setelah Ella bercerita dia sendirian di rumah karena Kakaknya yang penyanyi, ada acara di luar kota, dan orang tuanya harus pergi karena urusan pekerjaan.


"Rev, bangun ya, kasian Mamah hampir tiap hari nangisin elu, Papa meskipun lebih banyak diam, tapi gue pernah liat dia tahajjud lamaaa banget, karena doa biar elu cepet sembuh, cepet bangun ya adik kesayangannku" Oniel mengecup dahi Adel pelan lalu mengelus rambutnya dengan lembut. Oniel menatap brangkar Amanda dengan lembut, dia pun mengelus tangan Amanda, orang yang sudah dia anggap sebagai adik sendiri, mendoakan juga kebaikan untuknya.


"Manda, Adel, gue ga pernah capek jadi tempat Ashel numpahin segala dukanya, tapi gue berharap kalian bangun ya, karena gue yakin kalian juga sepakat, kalau kita lebih suka Ashel yang bawel dan bahagia" Christian menggenggam kedua tangannya dalam dada, berdoa kesembuhan untuk kedua gadis yang dia sudah anggap teman dekat.


"Amanda, aku bakal nungguin kamu bangun, sampai kapanpun" Azizi menggenggam erat tangan Amanda, matanya sudah sembab, capek habis menangis, lalu dia berbalik ke brankar sebelahnya "Del, gue tau elu, salah satu manusia paling kuat yang gue kenal, bahkan elu lebih kuat dari gue, ayok bangun del, kita balapan lari lagi, gue ga bakal kalah" Azizi mengelus halus rambut Adel. Lalu dia mundur dan menengadahkan tangannya ke atas dan berdoa dengan khusyuk.


"Del, sekarang aku paham, kenapa kamu bilang kamu belum bisa nerima cintaku sekarang dan meminta aku nunggu, karena kamu tau hal-hal kayak gini mungkin terjadi di hidup kamu. Tapi, aku akan terus disini del, menunggu kamu untuk bisa memenuhi janji-janji yang udah kita buat, selamat berjuang ya, tugasku sekarang nunggu, i know you will wake up someday" Shine mengecup dahi Adel dengan lembut, lalu berbisik mendoakan kebaikan untuk cahayanya itu. Shine lalu menoleh ke Arah Amanda, sahabat dari cahayanya, dia paham dari Adel bahwa banyak hal yang terjadi pada gadis yang bahkan belum genap 17 tahun ini. "Amanda, bisa jadi sekarang kamu lagi ada di dimensi yang sama bareng Adel, bisa jadi disana kalian lagi berjuang bareng untuk tetap survive, cepet bangun ya, banyak yang sayang sama kalian".





"Bangun Del, Mand!" harap kecil penuh arti dari tiga gadis yang setia bergantian berjaga di ruang rawat inap tersebut.



つづく

Two Years (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang