"Loh, pa. Papa enggak salah nyuruh aku pindah ke iswahjudi? Ini sama aja kaya papa nyuruh aku turun gunung loh pa.
Papa mau anak papa ini dikira bikin masalah sampai harus dipindah dari halim ke iswahjudi?"
"Memangnya kenapa sih ra, iswahjudi kan juga bisa buat tempat belajar"
"Ah, yaudahlah."
Hera meletakkan amplop putih bertuliskan nama lengkap dan NRW miliknya diatas meja begitu saja kemudian masuk ke dalam kamarnya tanpa menoleh kepada papanya yang saat ini sedang sibuk membolak-balik kertas koran berisi berita yang menjadi rutinitasnya setiap pagi.
Purn jendral Bambang pambudi, ayah hera adalah sosok bapak yang selalu ingin ikut campur dalam karir pekerjaan anak-anaknya.
Jika abangnya bisa dengan bangga mentaati setiap arahan papanya itu, maka berbeda dengan hera.
Hera ayudia pambudi adalah seorang wanita angkatan udara yang hampir empat tahun ditempatkan di skadron 71 halim perdana kusuma dengan jabatan letnan satu karena dia masuk dari sekolah perwira.
Dari awal kariernya hera sudah di atur oleh papanya, bahkan masuknya hera ke korps itu pun karena perintah papanya yang saat itu menjabat sebagai marsekal di korps yang saat ini hera tempati.
"Papa kenapa sih pa, hera kan masih mau disini. Lagian kenapa papa malah jauhkan anak perempuan papa itu dari keluarga" itu lydia ibu hera, yang sedari tadi menyimak pertengkaran anak bungsu dan suaminya.
"Papa kan sudah nggak ada di matra itu ma. Papa cuma mau ngelindungi hera"
"Kan ada abangnya, yuda juga pasti nggak bakalan diem aja kalau adiknya diganggu"
"Yuda itu beda sama hera ma. Saat papa tinggalkan, yuda sudah lebih matang, beda sama hera."
Lydia menghela nafasnya, yasudah memangnya mau bagaimana lagi. Ia hanya bisa mendukung apapun keputusan suaminya, tentu saja semua itu untuk kebaikan anak-anak mereka.
Jika yuda sekarang sudah berpangkat kapten karena selalu mentaati aturan ayahnya, makan lydia percaya jika suaminya itu lebih tau seluk beluk dunia angkatan udara ketimbang dirinya yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Tugas lydia hanya mengingatkan jika suaminya terlalu keras mendidik anak-anak mereka. Terutama hera.
Awalnya lydia juga tidak menyangka jika hera bisa menjadi wara seperti ini karena sejak awal hera ingin menjadi seorang atlet lari.
Prestasi hera di dunia olahraga tidak main-main. Sabuk hitam taekwondo juga pernah diraihnya bahkan saat usianya masih belia.
Berjajar piala-piala kejuaraan kompetisi renang, lari bahkan publik speaking juga pernah hera dapat. Hanya satu yang tidak ia sukai. Profesi ayahnya yang selalu membuatnya harus berpindah pindah tempat tinggal, menyesuaikan terus menerus pelajaran saat hera harus pindah sekolah bahkan pernah dalam tahun yang sama hera pindah sekolah dua kali.
Hera benci dengan keadaan itu, tapi ternyata setelah dewasa, bambang mampu membuat hera berbelok keinginan menjadi wara seperti abangnya yang hanya berbeda usia empat tahun dengannya.
"Mama cuma pesen sama papa, jangan sampai hera malas menikah karena takut punya suami yang selalu harus di patuhi seperti papa"
Lydia masuk kedalam kamar meninggalkan bambang yang kemudian berfikir mengenai kalimat istrinya tadi.
●●●
"Selamat datang di iswahjudi"
Tiba-tiba seseorang menyenggol lengan hera sesaat setelah wara satu itu keluar dari dalam ruangan komandannya yang baru, untuk melaporkan kedatangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakup
ChickLitLetnan Hera tidak pernah menyangka jika kepindahannya ke Iswahjudi akan mempertemukannya dengan sosok laki-laki yang ternyata mirip dengannya. -- Menikah dengan seseorang yang menjadi atasannya karena kebetulan memiliki visi dan misi yang sama tidak...