20.

4.9K 376 20
                                    

"APA kabar ra", kalimat pertama yang membuat hera tidak lagi merasakan demamnya.

Tubuhnya seperti di guyur air es. Suara aksa memang se gentle itu.

Halah apaan sih lo ra, jablay banget.

"Baik mas, mas aksa gimana kabarnya ?"

"Alhamdullilah baik, ngomong-ngomong enggak papa nih mas minta ketemu kamu disini ?"

"Enggak papa dong mas, emangnya kenapa ?" Sebelah alis hera menukik tajam , heran dengan pertanyaan aksa, soalnya laki-laki itu tidak biasanya basa-basi seperti ini.

"Nggak ada yang marah kan ?"

Hampir saja hera salah tingkah. Tapi tenang, dia masih bisa mengkondisikan keadaan kok

Apa maksud aksa sebenarnya , mungkinkah dia ingin bertanya apakah hera masih mau memberinya kesempatan lagi atau apa ?!.

"Enggak lah mas, emangnya siapa yang marah. Paling bang yuda"

Aksa terkekeh mendengar jawaban asal hera. "Komandan ?"

"Komandan? Tadi bukannya udah ketemu ya ?"

Aksa mengangguk, "udah,"

"Terus ?"

"Komandan nggak marah kita ketemuan begini ra ?"

"Memangnya kenapa komandan harus marah" dahi hera mengkerut sempurnya, dia bingung ada korelasi apa antara hera yang saat ini bertemu aksa dengan kemarahan alan padanya.

"Kalian nggak punya hubungan spesial ?"

Kali ini alis hera yang menukik tajam. "Hahahaha, enggak lah. Kok mas aksa bisa mikir begitu sih"

Seperti sebuah kejutan, wajah aksa yang tadinya terlihat kurang nyaman mendadak cerah seperti mentari di pagi hari.

Dan wajah seperti ini yang selalu hera ingin lihat.

"Enggak papa, mas pikir komandan kepincut juga sama kamu"

"Hah ? Apaan sih," hera terkekeh melirik wajah aksa yang terlihat cukup serius

Kenapa sih aksa ini sebenernya kok tiba-tiba ngomongin komandan.

"Yasudah kalau begitu." Tak ingin memperpanjang topik mengenai alan, aksa segera mengalihkan pembicaraan

"Ngomong-ngomong ini kenapa kamu pakai jaket ra, sakit ?" Reflek aksa menempelkan tangannya di dahi hera.

"Kamu demam ra! Udah ke dokter belum ?"

Hera merengut sok imut, kemudian menggelengkan kepalanya "belum sempet mas"

"Loh kok belum? Panas begini loh ra" ucapnya kawatir.

"Nanti mas, sakitnya juga baru tadi pagi kerasanya"

"Ayok deh, mas anter ke dokter ya"

Hera sebenarnya tidak enak, dia ingin menolak, tali wajah aksa yang kalem nan ganteng itu susah untuk di biarkan pergi begitu saja.

"Boleh, kalau nggak ngerepotin mas"

Tak seperti hera yang tidak membawa kendaraannya alias melepaskan fasilitas yang papanya berikan karena saking kesalnya dengan sang papa. Aksa datang ke madiun dengan membawa kendaraan pribadinya.

Keduanyapun berjalan bersisihan menuju parkiran mobil . Kebetulan aksa memarkirkan mobilnya tidak jauh dengan kantor utama karena tadi hera yang menemui aksa duluan dan mengajaknya ke kantin.

Sebenernya, hera tadi buru-buru ingin segera pulang ke rumah karena kepalanya yang terasa sangat pusing.

Tapi berhubung tadi aksa menghubunginya saat hera berada didekat sana, akhirnya hera mengajak aksa untuk bertemu di kantin yang tidak terlalu jauh.

BreakupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang