SAPUAN lembut mengusap kulit hera.
Hera terbangun dan mendapati wajah alan berada di hadapannya, menatapnya sambil tersenyum ,"bangun ra, udah sampai"Perasaan tadi mereka baru saja naik pesawat kok tiba-tiba udah landing aja.
Rasanya sudah cukup lama juga hera tidak tidur sambil menempeli lengan seorang laki-laki dan menjadikan pundak mereka sebagai bantal seperti ini.
"Maaf ndan, pegel ya?" Hera menjauhkan kepalanya dari alan , kemudian memeriksa wajahnya menggunakan layar ponsel untuk memastikan wajahnya terlihat baik-baik saja. Tidak ada peta ataupun pulau disana.
"Enggak. Nanti di lanjut lagi tidurnya di mobil" jawab alan sembari mengusapkan ibu jarinya di pipi hera.
Romantis kan ? Iya lah. Kalian yang jomlo pasti ngiri.
"Udah sepi ?" Tanya hera setelah ia beranjak dari tempat duduknya.
"Iya kita yang terakhir, tuh liat mbaknya ngeliatin kita terus" ucap alan sembari menurunkan koper hera beserta ransel miliknya dan dua goodybag yang cukup besar berisi oleh-oleh dari dalam cabin.
Entah untuk siapa oleh oleh sebanyak itu hera beli.
"Ya Allah ndan, kok nggak bangunin saya dari tadi sih"
"Kamu kayaknya lagi mimpi indah deh sampe dari tadi di tepuk-tepuk juga nggak bangun. Emang enak banget ya pundak saya ?"
"Aduh ndan, kan saya malu. Mana mbaknya ngeliatin judes banget gitu.
"Ya gimana nggak judes ra, udah hampir sepuluh menit mereka nungguin kamu bangun"
"..capek banget emang ?"
Hera meringis sembari menunduk saat melewati dua pramugari yang sepertinya sedang berusaha sekuat hati untuk memberikan senyum pelayanan terbaik bagi penumpang meskipun penumpangnya nggak tau diri seperti hera begini.
Keduanya berjalan bersisihan menuju parkir inap dengan alan yang membawa ransel miliknya dan koper milik hera. Sedangkan perempuan itu membawa goody bag yang cukup besar miliknya sendiri.
"Komandan enggak capek emang nyetir sendiri ?"
"Enggak lah. Sampe rumah tidur juga ilang capeknya" jawab alan sembari memasukan barang bawaan mereka ke dalam mobil.
Tidak ingin dibilang cerewet atau sok mengatur, hera segera masuk ke bangku penumpang.
"Tidur di rumah saya aja ya ra, besok subuh saya anterin pulang"
"Ah?," hera menoleh memperhatikan alan yang sedang fokus dengan kemudinya. "Ada kamar kosong ndan ? Emang nggak kena grebek warga komplek tuh kalau saya tidur disana ?"
"Ada , di lantai dua. Bersih kok." Jawab alan, "nanti saya ijin dulu sama satpam komplek. Lagian mereka juga sudah kenal kamu"
Hera mengangguk patuh, yaudahlah ya. Lagian nggak enak juga kan kalau malam-malam harus pulang ke asrama. Apalagi hera pulang bersama alan dan harus melewati pos jaga.
Bisa-bisa akan ada gosip baru yang beredar.
Meskipun sebenarnya sudah banyak desas desus mengenai hubungan istimewa antara alan dan hera, apalagi setelah kembalinya mega dan pengunduran diri gadis itu sebagai ajudan yang secara tiba-tiba karena ingin menikah.
Gosip kedekatan hera dan alan semakin merebak.
Selain itu, fakta bahwa mega adalah adik angkat alan tidak pernah ada yang tau kecuali hera dan juga aksa.
Ah, ngomong-ngomong aksa. Kemana kapten pengemudi pesawat tempur itu.
Setelah kemarin hera memutus panggilan telvonnya secara sepihak, sejak itu juga laki-laki itu seperti lenyap di telan bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakup
ChickLitLetnan Hera tidak pernah menyangka jika kepindahannya ke Iswahjudi akan mempertemukannya dengan sosok laki-laki yang ternyata mirip dengannya. -- Menikah dengan seseorang yang menjadi atasannya karena kebetulan memiliki visi dan misi yang sama tidak...