34.

4.3K 354 33
                                    

MASIH memakai seragam PDH lengkap. Alan masuk ke dalam cafe dimana hera berada.

Netranya menyapu seisi ruang terbuka yang cukup ramai dengan suara musik yang mengalun, alan mencari sosok keberadaan hera.

Senyum bahkan terus terpasang saat alan berhasil menemukan meja yang hera tempati.

Alan berjalan mendekati meja. Laki-laki itu tidak kaget saat mendapati hera berada disana tidak sendirian karena tadi hera sudah mengatakan kalau dia sedang bersama dengan yuda. Kakak kandungnya.

Namun saat alan mendapati kakak beradik itu sedang duduk bersama satu orang lainnya di meja tersebut. Sebelah alis alan menukik tajam, ia berusaha mengenali sosok laki-laki yang duduk berhadapan dengan hera.

"Ndan" itu hera.

Perempuan itu melambaikan tangannya sembari tersenyum kepada alan begitupula sebaliknya.

"Oh.. komandan" yuda berdiri dari tempat duduknya menyambut kedatangan alan sembari melirik hera untuk meminta penjelasan. Kenapa ada alan di tempat ini.

"Malam Bang" alan menerima uluran tangan yuda dengan ramah.

"..Maaf saya masih pakai seragam ini, baru pulang langsung mampir soalnya" ucapnya yang mendapat anggukan dari yuda.

"Nggak papa ndan, silahkan duduk"

Alan tersenyum lalu mengangguk. "Ndan"

Alan menoleh dan mendapati kapten aksa disana. "Loh. Ada kapt aksa juga ?" Tanya nya sok nggak ngeliat.

"Iya ndan, mumpung bisa ketemu kapt yuda"

Alan menerima uluran tangan aksa untuk bersalaman kemudian netranya menatap hera yang duduk tepat di sampingnya.

"Tadi makanannya udah diambil ndan ?"

Alan mengangguk. "Udah, makasih ya. Nanti saya makan" dengan spontan alan mengelus rambut hera membuat tubuh hera menjadi kaku karena menerima perlakuan alan yang tidak biasanya.

Apa-apaan komandannya ini. Bisa -bisanya elus - elus begini di depan umum. Apalagi ada abannya dan juga aksa.

"Ndan" ucap hera memperingatkan alan namun sama sekali tidak di gubris oleh laki-laki itu.

"Udah dari tadi bang ? " alan beralih menatap yuda dan juga aksa yang nampak pias melihat kelakuan alan pada hera barusan.

Sedangkan yuda ? Raut wajahnya menunjukan tanda tanya besar. Apa maksud dan pesan dari gestur tubuh yang alan tunjukan tadi.

"Lumayan ndan, silahkan pesan dulu ndan?" Itu yuda saat waiters mendatangi mereka.

"Sudah. Saya pesan minum aja mbak, americano." Ucapnya yang mendapat anggukan dari pelayan cafe tersebut.

"Tadi dimasakin sama hera soalnya. Sayang kalau nggak kemakan" jelasnya kepada yuda.

Hera memutar bola matanya malas, "Kalau udah laper pesen dulu aja kali ndan"

Alan menggeleng, "Nggak usah, sayang masakan kamu"

"Ngomong-ngomong , ada apa ini ?" Yuda melirik hera dan alan bergantian untuk meminta konfirmasi.

Sedangkan aksa. Sabar ya sa. Tunggu dulu. Ini urusan keluarga.

Alan tersenyum lalu menarik tangan hera untuk di genggamnya,"minta restu bang yuda aja untuk hubungan kami" ucap alan terus terang

"Apa ? Aduh, gimana ndan ? Maaf" terkejut. Yuda sampai hampir menumpahkan minumannya, beruntung refleknya bagus, jadi minuman itu tak jadi menumpahi celananya.

BreakupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang