5.

5.6K 440 8
                                    

"Wah jangan ngada-ada lo re, kemarin lo sendiri yang nawarin mau jadi pemain inti. Sekarang lo limpahin ke gue. Ogah ya!"

"Ya kemarin kan gue baik-baik aja ra, ya Ampun ini badan kaya mau semaput tau nggak" tere duduk di tempat tidur hera yang sudah kosong karena si pemilik sedang sibuk merapikan seragam PDHnya.

"Lagian kan ada enam orang ra nggak lo doang yang main."

"Tinggal sehari re, ngarang lo ah. Gimana gue mau latian ini"

"Halah, lo kan mantan banyak atlet. Ayolah, ini giliran lo membuktikan kepada dunia bahwa sebaiknya memang lo jadi atlet daripada jadi wara"

"Mulut lo emang lemes ya"

"Ahhh raa, ayo lah. Pelase, please."

"Lo yang ngomong sama komandan, ogah gue nanti dikira caper"

"Beneran ? Oke nih ? Kalau cuma ngomong mah gampang"

"Mana ada orang sakit se bahagia itu" hera melirik tere yang juga menatapnya sambil memanyunkan bibirnya sok imut.

"Dah, capek punya temen kaya lo. Gue berangkat dulu. Jangan lupa minum obat lo nanti mati lagi"

"Ya ampun mulut lo emang kejemnya gak pernah berkurang ya ra"

Tanpa menoleh lagi hera keluar dari bangunan itu, bukan. Bukan karena hera marah, pergulatan lidah semacam itu sudah biasa terjadi diantara mereka.

Buru-buru tere menghubungi ketua panitia atas absennya di latihan voley terakhir hari ini.

Seharusnya pemain inti dari voley ini adalah seto, tere, wahyu, doni, wildan dan noval karena di dalam satu group campuran mewajibkan ada satu perempuan yang ikut. Dan tere saat itu mengajukan dirinya sendiri untuk ikut bergabung.

Tapi apa sekarang, bocah tengik itu tiba-tiba demam karena kemarin pulang kemaleman habis nonton konser deni caknan di alun-alun.

Garang-garang begitu, tere hobynya dangdutan. Jadi waktu serda novi mengajaknya nonton, tere pun tidak tinggal diam dan langsung mengiyakan ajakan novi.

Sedangkan hera, dia lebih memilih untuk tidur karena kepalanya nyut - nyutan setelah seharian melakukan tinjauan terakhir untuk kesiapan lapangan yang akan digunakan untuk lomba.

Selain itu hera juga merasa bertanggung jawab karena itu adalah usulannya.

Liat sekarang, betapa tidak manusiawinya tere sebagai teman dan juga sebagai panitia lomba.

Sudah manis sepah dibuang.

Tapi yasudah demi ke tenangan dan keamanan kepala hera yang sedang nyut nyutan agar tidak di brisikin tere, hera pun mengiyakan kepergian tere tanpa dalih apapun.

●●●

Mau tidak mau sore ini, hera harus ikut gladi resik latihan pertandingan voley yang besok akan diadakan di skadron tempatnya bekerja.

Kebetulan untuk babak awal, lanud akan bertanding dengan polres yang terkenal tangguh dalam perlombaan semacam ini.

Mereka memiliki pemain nasional yang biasa mereka terjunkan untuk bermain di piala komandan ini.

"Ra, ikut lomba ?" Itu letnan wildan

Hera mengangguk, "iya bang, tere nggak bisa ikut, tiba-tiba demam"

"Kok bisa ?"

"abis nonton deni caknan kemarin di alun-alun bang, balik kemaleman. eh, Paginya menggigil"

Wildan menggelengkan kepalanya, "ada-ada aja. Padahal udah ikut latian tiga kali. Kan sayang"

"Ngga tau tu bang, marahin aja"

BreakupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang