32.

4.3K 352 20
                                    

"KOMANDAN kenapa tuh bang ?" Pipit merapat ke meja banu setelah alan menutup pintu ruangannya.

"Cemburu sama calon istri" jawab banu asal asalan.

"Cemburu gimana bang ?" Tanyanya lagi dengan raut wajah penasaran mirip dengan salah satu presenter gosip hits tanah air.

Banu menedihkan bahunya, sok rahasia."biasa, calon bini gandengan sama perwira baru"

Pipit terkekeh, jadi persolan wajah masam seribu bulan komandan itu berhubungan sama hera yang siang tadi buru-buru keluar sampai ninggalin tere kelaparan sendiri.

Oh ya ampun. Hot news juga nih. pikir pipit.

.

Hera sampai di kantor pukul satu lebih sepuluh menit bersama dengan aksa yang berada dalam satu mobil yang sama.

Ketika melihat kedatangan hera, pipit bergegas hendak menemuinya untuk menyampaikan mandat dari alan, namun tiba-tiba seseorang menghentikan langkahnya

"Mau kemana san ?" Susan yang baru saja datang dengan dua goodybag berisi box  makanan menatap bingung pipit yang terlihat terburu-buru meninggalkan tempat duduknya.

"Mau ke tempat let hera san, tadi komandan minta tolong saya menyampaikan agar let hera segera menghadap" jawab pipit apa adanya

"Oh, kalau gitu biar saya aja yang kesana san. Ini biar komandan makan dulu. Takutnya tenaganya habis buat ngomelin let hera" ucap susan sembari menunjukan dua goodybag yang di bawanya.

"Bisa aja kamu, yasudah kalau begitu. Tolong sampaikan aja sama komandan kalau let hera sudah datang. Takutnya saya yang dikira nggak menyampaikan"

"Oke, makasih san pit" ucap susan seraya masuk ke dalam ruangan alan setelah mengetuk pintu dan mendapatkan ijin masuk dari pemilik ruangan.

Susan menyiapkan satu box makanan dan satu botol air mineral yang tadi di belinya kemudian menyajikannya di meja kerja alan "silahkan ndan",

"Makasih san."

Jika biasanya alan membawa bekal dari katering langgannanya, maka khusus hari ini alan sengaja tidak membawa bekalnya.

Alasannya ya karena alan sedari pagi sudah berencana untuk mengajak hera makan siang bersama sebelum alan pergi memenuhi undangan rapat di kantor bupati setempat.

"Nggak dimakan ndan ?" 

Entahlah, kenapa alan tidak juga segera membuka wadah makannya, melainkan masih sok sibuk dengan tumpukan berkas yang ada di hadapannya.

"nanti aja, nanggung"

susan mengangguk, yasudah yang penting kan susan sudah melakukan tugasnya, urusan dimakan atau tidak itu sudah bukan ranahnya lagi kan.

"Oh ya, ijin ndan. saya panggilkan let hera, tadi san pipit mau menyampaikan tapi saya cegah. biar saya saja. sekalian kenalan" 

mendengar nama hera disebut, alan menghentikan kegiatannya. Sedangkan susan hanya mesem di tempatnya. "lupa ya ndan ? perempuan kalau nggak dijelasin suka punya penjelasan sendiri soalnya" 

"Astaghfirullah" alan menepuk keningnya sendiri. benar kata susan, alan lupa. bisa-bisanya dia tidak memberi tahu hera siapa susan, apalagi perempuan itu adalah ajudan baru alan.

Alan menghela nafasnya, terbiasa tidak menginformasikan hal-hal semacam ini kepada siapapun membuat alan menyepelekan. 

"terus gimana ini san?" tanya alan penuh kepasrahan meminta pendapat kepada ajudannya itu. Membuat serda susan terkekeh geli melihat sifat alan yang berubah seratus delapan puluh derajat. Dulu alan tidak seperti ini.

BreakupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang