13.

4.6K 399 19
                                    


Alan, menekan batang rokok keduanya ke dalam asbak hingga padam padahal tidak biasanya alan merokok seperti ini. ia begitu menjaga kesehatan tubuhnya. tapi sepertinya kali ini pengecualian, bukan hanya tubuhnya yang butuh ia jaga tapi isi otaknya juga.

alan masih juga belum punya niat untuk kembali ke mess. sekarang sudah pukul sepuluh malam bahkan cafe yang ditongkronginnya saja sudah hampir tutup, tinggal segelintir orang dan alan masih betah sendirian.

jakarta bukanlah tempat yang asing baginya, karena dia blasteran jakarta jogja meskipun alan lebih lama tinggal di jogja karena memang mamanya asli orang jogja, akan tetapi papanya berasal dari jakarta keturunan surabaya-manado.

seperti manusia normal yang lain, biasanya kalau pikirannya sedang tidak baik-baik saja alan akan motoran sendirian keliling kota tanpa tujuan, tapi berhubung saat ini dia tidak berada di lingkungannya, alan mencoba referensi yang lain, mengunjungi cafe yang terletak tak terlalu jauh dari mess tempatnya tinggal sementara ini.

berkali-kali alan membolak balikan ponselnya, melihat apakah hera kembali menghubunginya atau setidaknya menjawab pesan yang ia kirim.

namun nyatanya tidak. di bacapun tidak. sebenarnya alan bisa saja kembali membuka cctv rumahnya tapi kali ini ia mengurungkan niatnya.

tidak baik untuk kesehatan jantung dan isi otaknya. alan menahan keinginannya itu.

sekeras apapun alan mencoba, hera tetap memenuhi kepalanya. seperti mimpi buruk, membuatnya tidak bisa lupa.

demi apapun, sebenarnya alan harus segera memulihkan tenaganya agar lusa ia bisa fit saat menerbangkan pesawat tempur pengiring presiden, tapi apa. saat ini saja, matanya tidak mengantuk sama sekali. bayangan hera justru semakin jelas di kepalanya

Meski begitu akhirnya alan menyerah. ia harus segera kembali ke mess karena beberapa kali kapt usman sudah menghubunginya.

besok pagi-pagi sekali mereka harus berkumpul untuk melakukan apel dan breafing, sekaligus berkenalan dengan penerbang lain yang akan ikut bergabung dengan tim A, yang diketuai oleh alan. jadi tidak mungkin kan besok alan datang dengan wajah yang kuyu karena kurang tidur.

Alan :
ra, tolong bangunin saya ya, langsung telvon aja takut saya nggak kebangun. rice cooker aman kan?

Masih juga tentang rice cooker, hadeh..

alan hendak menyimpan ponselnya ke saku, tapi ia urungkan. ia kembali mengetik pesan untuk hera. meskipun ia tidak tau apakah hera sebenarnya sudah membaca pesan-pesan yang ia kirim atau tidak, karena hera tidak menghidupkan privasi baca pada ponselnya, dan tidak ada pemberitahuan kapan terakhir kali ia online atau membuka aplikasi itu.

tipe-tipe bawahan banget lah. Menghindari panggilan saat libur.

alan:
nanti kalau pulang, tolong kunci rumahnya titip kamu aja ya, jangan ditinggal di kantor.

alan:
Thanks.

kali ini alan benar-benar memasukan ponselnya kedalam saku, lalu beranjak dari tempat duduknya setelah mematikan putung rokoknya yang tinggal sedikit itu.

hanya butuh berjalan kaki menyusuri jalan setapak, alan sudah sampai di mess tempatnya sementara tinggal.

"dari mana aja bang?" itu kapt usman

"sebelah bang, pengen ngopi aja. nggak enak disini"

"halah kaya sama siapa aja, ajak-ajak kalau keluar jangan sendirian bang. kali-kali saya juga bisa ikut nyebat" usman menggodai alan dengan wajah jailnya, menaik turunkan alisnya membuat alan yang suntuk jadi terkekeh.

BreakupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang