"KEBETULAN aja atau memang mau kesini ndan ?"
Pertanyaan klasik yang sebenernya nyaman nyaman aja kalau di ucapin, iya nggak sih?, dari pada enggak ada yang di omongin maksudnya.
"Kebetulan aja tadi lewat mau nganterin mega pulang sekalian, kan satu jalan" jawab alan. Wajah tegangnya sudah mulai mengendur, alan tau hera bisa merasakan apa yang alan ingin sampaikan.
Buktinya hera segera memutus kontak mata mereka kemudian berdehem salah tingkah
Percayalah, seseorang yang tidak ada perasaan apapun kepada lawan jenisnya nggak mungkin berperilaku seperti itu. Seolah pesan telepati alan benar sampai pada pikiran hera.
"Udah enakan let hera ? Kok sudah makan pedas ?" Kalimat nylekit pertama yang alan luncurkan dari bibirnya ketika melihat pesanan hera datang.
Paket ningrat saos bangkok pedas. Yang berisi dua kepiting besar, cumi, udang, dan kerang hijau kesukaan hera.
"Alhamdullilah udah ndan," jawab hera sekenanya. Dia tidak ingin ter konfrontasi oleh pertanyaan alan barusan.
Hera sebenarnya juga tau, kalau alan menyindirnya. Baru sembuh dari radang tenggorokan yang mengharuskannya libur dua hari dan sampai di kunjungi orang tua kok sekarang sudah makan yang pedas pedas.
Ya kali ndan, udah tiga hari berlalu masih di tanyain.
Ya emang sih, semenjak hera masuk kerja, mereka berdua belum sempat bertemu. apalagi hera dengar dari pipit, sersan kepala yang membantu di ruang ndanlanud menginformasikan jika mega dan alan memang memiliki hubungan istimewa, hera semakin malas saja mendekat
Ia sengaja menjaga jarak aman dengan alan selama tiga hari penuh sejak ia mulai kembali bekerja.
Bukan cemburu. Hera hanya malas nanti muncul gosip baru lagi.
Apalagi kalau isi gosip itu adalah hera yang menjadi orang ke tiga dalam keretakan hubungan ndanlanud dan ajudannya itu. Misalnya begitu.
Halah, drama.
Setelah pesanan hera dan aksa datang tak lama kemudian pesanan alan dan mega juga datang.
Jadi mereka double date gitu ceritanya, Emang kalian ikhlas ?.
Mirip-mirip pesanan yang hera pilih, bedanya hanya milik alan tidak pedas. Karena alan tidak begitu menyukai rasa pedas.
"Enggak mau di tuker aja ? Ini nggak pedas" masih berputar dengan pembahasan mengenai makanan hera yang pedas, alan menawarkan miliknya kepada hera saat aksa membantu hera melepaskan daging kerang dari cangkangnya kemudian laki-laki itu angsurkan untuknya.
Memang se peka itu seorang aksa kepada perempuan.
"Silahkan di nikmati ndan, saya yang ini aja" hera menunjuk piring miliknya sendiri.
"Nanti radang lagi,"
Mendengar alan yang terlampau jelas menyindirnya, hera kemudian berdehem.
Padahal baru saja ia akan menyuapkan nasinya tapi urung karena ulah alan.
Seolah dunia milik berdua dan yang lain ngontrak, aksa yang berada di samping hera hanya melirik gelagat komandannya itu.
Siapa sih laki-laki yang enggak paham masalah beginian.
Tentu saja aksa tau kalau alan menaruh perhatian lebih kepada hera.
Tapi masa bodoh, selama hera masih di sisinya, maka akan sulit bagi alan untuk mendapatkan hera.
"Kasih saya aja let kalau mau tukeran sama punya saya. Ini engga pedas" seolah paham dengan gelagat komandannya, mega segera menengahi.
Ia hanya tidak ingin suasana makan malam menjadi ribut-ribut. Apalagi sesama anggota lanud seperti ini. Enggak etis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakup
ChickLitLetnan Hera tidak pernah menyangka jika kepindahannya ke Iswahjudi akan mempertemukannya dengan sosok laki-laki yang ternyata mirip dengannya. -- Menikah dengan seseorang yang menjadi atasannya karena kebetulan memiliki visi dan misi yang sama tidak...