17.

4.5K 391 32
                                    

ALAN dan hera berjalan bersisihan masuk ke dalam sebuah hallroom hotel bintang lima di jogja.

Tidak bergandengan tangan, tapi keduanya cukup menyita perhatian banyak orang yang berada di ruangan itu, karena mereka cukup mengenal siapa alan

"Lan"

Alan tersenyum saat seorang perempuan berjalan ke arahnya.

"Van,?"

"Apa kabar komandan?" Vania menarik tangan alan lalu mengajaknya bercipika cipiki dengannya. Seolah hal tersebut lumrah terjadi di negara ini untuk ukuran pria dan wanita.

"Baik, oh ya kenalin ini hera" alan menarik tangan hera untuk mendekat kepadanya karena tadi hera sempat memundurkan tubuhnya memberi akses kepada vania untuk memeluk alan.

"Loh, kirain sama mega."

Hera tersenyum kecut mendengar pertanyaan yang vania ucapkan.

La kan udah jelas nih, enggak ada wajah mega disini kenapa masih dipertanyakan sih.

Ya sebenarnya hera enggak yang gimana -gimana juga, tapi kan jadi nggak enak. Seolah hera ini merebut posisi mega disini. Males deh.

"Vania,"

Vania mengulurkan tangannya lebih dulu yang disambut baik oleh hera.

"Hera"

Keduanya saling berkenalan satu sama lain sambil berjabat tangan.

"Pacar alan ?"

"Eh ?, bukan. Saya bawahannya ndan alan di lanud iswahjudi mbak" sempat melirik alan yang berada di sampingnya. Hera kemudian memberikan klarifikasi statusnya.

"Pinter nyari temen kondangan kamu lan"
Vania menyenggol lengan alan.

Alan hanya tersenyum, tanpa berniat untuk menjawab.

"Mbak hera jangan mau dijadikan pelarian alan ya" vania berbisik kepada hera membuat alan mendengus. Sudah biasa vania menggodainya seperti ini.

"Oh. nggak mbak, ini tadi kebetulan saya pas di jogja sekalian jemput komandan. Jadi diajak kesini"

Hera tidak ingin menimbulkan prasangka buruk. Ia juga tidak ingin di sebut sebagai perebut gebetan orang lain

Big no. Hera tak sudi.

Vania tersenyum mengangguk lalu memepersilahkan keduanya untuk masuk.

"Yasudah, anggap saya cuma bercanda ya. Ayo masuk-masuk. Tuh udah di tungguin sama pengantennya"

Vania sebagai anggota keluarga mempelai laki-laki mempersilahkan alan dan hera untuk segera masuk, menemui pengantin yaitu sepupu vania. Sedangman vania sendiri adalah sahabat alan semasa sekolah menengah

"Yaudah ku tinggal ya van"

Vania mengangguk memepersilahkan.

"Itu tadi siapa ndan ?"

"Vania" alan menoleh menatap hera, dilihatnya wajah hera yang sudah tiga hari mengisi penuh ruang kosong di dalam kepalanya

"Saya juga tau sih ndan, kalau nama beliau mbak vania" hera memutar bola matanya malas.

"Yang saya tanyain itu, siapanya komandan gitu" hera melirik alan, mengamati reaksi reaksi laki laki itu.

"Oh, temen SMA."

"Kok pake seragam keluarga ?"

"Yang nikah itu sepupu vania. Dulu pernah jadi anggota lanud"

"Oh ya ?!" Tanya hera, ia terkejut. Sedangkan alan hanya mengangguk-anggukan kepalanya

BreakupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang