~Narendra~
"Hari ini jangan latihan, Bang." Langkah keduanya terhenti saat Rendra mendengar perkataan Renza. "Gua mau turnamen."
Renza menghela nafas dan memalingkah wajahnya sekilas setelah itu kembali menoleh kembali kepada Rendra. "Lo sakit dongo, lagian kenapa sih futsal terus. Istirahat sehari apa gak bisa, Bang?" gerutu Renza.
"Ren.."
"Pokoknya hari ini lo balik sama gua, gua udah minta lo izin ke Astar jadi gak ada alasan lagi kenapa lo harus latihan."
"Ren..."
"Dengerin gua sekali aja bisa gak sih, Bang? Kapan sih lo mau dengerin gua?" sentak Renza.
"Renza, lo ngapain di sini?" tanya seseorang yang tak lain adalah Velly dan di samping Velly ada Niva.
"Dari UKS biasa abang gua kecapean, udah pada mau pulang?" tanya Renza saat melihat kedua sahabatnya itu telah mengendong tas.
"Lo gak denger bell tadi?" tanya Niva, Renza menggelengkan kepalanya dan menoleh kepada Rendra yang kini menyandarkan bahunya di dinding, mata Velly tak lepas melihat kekasihnya.
"Gua sama Velly ada bimbel, kita duluan ya," pamit Niva dan mengandeng tangan Velly untuk meninggalkan keduanya.
"Hati-hati." Niva tersenyum manis sebagai jawabannya.
"Dalam keadaan kayak gini lo mau latihan?" tanya Renza dengan ketus. "Apa sih, bacot."
"Ayok balik, gua juga lemes asal lo tau," gerutu Renza.
Rendra mengalah. Hari ini dia tidak mengikuti latihan rutin karena mendekati jadwal turnamen antar SMA nanti di Bandung. Melihat adiknya yang juga sedikit merasakan sakitnya membuat hati Rendra sedikit terketuk tidak mau adiknya merasakan sakitnya terlalu banyak.
"Iya.."
"Iya apa?" tanya Renza.
"Pulang." Renza tersenyum tipis, baguslah Abang nya mau mendengar pinta nya.
"Lagian Bang, lo jangan jadi kapten futsal deh itu buat lo capek banget pasti," kata Renza mengoceh dari pada diam merasakan pusing yang kini juga Renza rasakan.
"Pulang aja, Ren. Jangan bahas yang lain," balas Rendra dengan suara dingin. Pasalnya sebentar lagi penetapan Rendra menjadi kapten futsal dan Rendra tidak mau ada yang melarangnya.
"Demi gua aja, Bang.."
"Pulang gak?" Renza berdengus kesal.
"Balik."
~Narendra~
Arvin
|Gimana, Renza?|Renza kaget mendapat pesan dari Arvin, tentu saja Renza paham apa maksud isi chat dari Arvin. Renza menghela nafas kasar merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Renza tidak bisa memdiamkan Arvin begitu saja takut akan hal buruk terjadi kepadanya atau bahkan kepada Rendra yang sebagaimana rival nya Arvin.
Narenza Sadipta
|Boleh lo jelasin dulu kenapa lo mau jadi kapten futsal dan lo gak suka abang gua?|Arvin
|Gua gak suka, abang lo terlalu so paling bisa semuanya.|
|Oke, besok temui gua di kantin gua bakal jelasin.|"Sorry bang tapi gua pengen lo baik-baik aja, dengan lo jadi kapten futsal lo pasti sering kecapean," lirih Renza.
Renza bangkit dari posisi duduknya, menutup laptop dan buku tugasnya, menyudahi aktivitasnya dalam mengerjakan tugas fisikanya. Setelah semuanya beres, Renza meninggalkan kamarnya dan menyusul kamar Rendra yang hanya terhalang satu ruangan, yaitu ruangan keluarga yang ada di lantai atas.