~Narendra~
"Abang berangkat jam berapa?" tanya Rezka menghampiri anak sulungnya yang sedang membereskan baju-baju yang akan di bawanya.
"Paling jam tujuh, Pah." Rezka mengangguk paham dan sepatu berwarna biru itu menyita penglihatannya, Rezka mengambil sepatu itu.
"Bang ini baru?"
"Iya."
"Abang kapan beli nya? Uangnya gak minta Papah juga ya?" Rendra menggelengkan kepalanya, untuk membeli sepatu itu Rendra memang tidak meminta uang kepada Rezka.
"Terus dari siapa? Uang jajan Abang?"
"Dari Kakek Agam." Rezka menggelengkan kepalanya, pantesan saja sepatu ini bermerek pasti Papah nya itu memberikan uang yang cukup gede.
"Kapan Abang belinya?"
"Dua minggu yang lalu."
Ceklek
"ABANG PENGEN IKUT!" teriak Renza yang membuka pintu kamar Rendra tanpa permisi.
"De jangan teriak-teriak gitu," tegur Rezka pasalnya Rezka kaget dengan teriakan Renza yang sangat keras.
"Papah Papah Ade ikut ke Bandung ya?" pinta Renza memasang wajah memelas.
"Enggak. Apa kata Mamah tadi?" Renza berdengus kesal, Neira tidak mengizinkan dan sekarang Rezka juga tidak memberi izin.
"Ih Abang boleh, kan? Pah Abang tuh pengen Ade ikut tau, Pah," ucap Renza.
"Mamah Papah gak ngasih izin, Ade baru sehatan masa udah mau pergi-pergian lagi?" kata Rezka dengan nada serius berharap Renza tidak memaksa untuk ikut Abangnya ke Bandung.
"Kemarin Abang boleh nyusul Ade sekarang Ade ikut Abang gak boleh," gerutu Renza.
"Kemarin sama sekarang beda konsepnya. Abang mau turnamen bukan mau liburan kalau Ade ikut nanti Abang nya gak fokus karena harus sama Ade terus. Ade mau Abang nya kalah?" Renza menggelengkan kepalanya.
"Yaudah.."
"Tapi Ade mau sama Abang, Papah. Ade tuh gak bisa jauh-jauh dari Abang."
"Terus Ade mau Mamah ngambek sama Ade? Gak nanya-nanya Ade lagi karena Ade gak nurut?" tanya Rezka lagi.
"Nda mau.." balas Renza mengerucutkan bibirnya, Renza paling tidak bisa didiamkan Neira.
"Syukur-syukur Abang masuk final nanti Ade sama Mamah Papah nyusul Abang ke Bandung, ya?"
"Abang..." rengek Renza kepada Rendra.
"Pah padahal kata Bang Marven, Velly aja ikut," kata Rendra menengahi merasa kasian dengan Renza yang tidak mendapatkan izin.
"Bang, Ade mu baru sehatan kalau ikut terus kenapa-napa nanti Abang juga sakit kan Abang mau turnamen. Ade nya biar Papah jaga di rumah," jelas Rezka.
"Ah jaga apaan orang Papah aja ngebedah orang mulu," gerutu Renza menyibir.
"Heh bibirnya."
~Narendra~
"Mamah Ade mau ikut ih," rengek Renza saat Rezka membantu Rendra memasukan tas nya ke mobil. Pagi ini Rezka akan mengantarkan Rendra ke sekolah tadi nya mau ikut dengan Marven tapi ternyata mereka berangkat akan lebih siangan.
"Enggak Ade dirumah aja sama Mamah, doain Abangnya biar masuk final dan nanti kita liat Abang ke Bandung," tutur Neira.
"Iya kan, Bang?" Rendra menganggukan kepalanya.
"Gua usahain masuk final biar lo nyusul gua, lo jangan bandel jaga tubuh lo seenggaknya sampe turnamen gua beres." Renza menganggukan kepalanya.
"Abang juga, kan?"