42

1.7K 91 20
                                    

"Abang?" tanya Renza saat Rendra baru saja memejamkan matanya. Posisi mereka masih seperti posisi tadi pagi, di brankar tempat Renza terbaring dan sekarang ada Rendra juga yang berbaring di samping Renza

"Hemm.. Rendra membuka matanya dan berusaha fokus menemani adiknya.

"Maafin Ade, Ade bikin Abang khawatir. Pasti Abang kesakitan ya?" Rendra mengganti posisinya menjadi duduk. "Gua khawatir karena gua sayang sama lo, mau sakit enggak nya elo tetap lo adik gua dan gua gak masalah."

"Ade seneng Abang blak-blakan bilanh sayang ke Ade."

"Emang selama ini tingkah gua gak mencerminkan gua gak sayang lo ya?"

"Ade ngerasa di sayang Abang kok hehe.." Meringis pelan.

"Nice..."

"Abang.. bilangin Aila maaf dari Ade. Oke?" Rendra berdengus kesal.

"Bilang sendiri, Aila ke sini maleman." Renza menggelengkan kepalanya sangat pelan karena dadanya benar-benar terasa sakit sekalipun Renza bergerak pelan.

"Nda ah Ade takut gak bisa bilang."

"Kenapa ngomong gitu?"

"Tau-tau Ade tidur kan? Ade pasti dikasih obat habis itu bobo." Rendra mendengarkan celotehan Renza sedari tadi, sehari tidak mendengarkan suara Renza memang membuat Rendra prustasi.

"Heem."

"Abang.." rengek Renza lagi.

"Apa De?" tanya Rendra selembut mungkin.

"Ade sayang Abang."

"Lo udah kesekian kali bilang hal yang sama." Renza terkekeh lagi, ntahlah hari ini Renza ingin mengucapkan rasa sayangnya ke Rendra bahkan sampai seribu kali asalnya Rendra tau bahwa adik kembarnya ini sangat menyayanginya.

"De.. sembuh kan?"

"Pasti dong, Bang. Nanti Ade gak sakit lagi." Rendra terdiam.

"Bang kok diem," rengek Renza.

"Jangan ninggalin gua.." lirih Rendra.

"Ninggalin apa sih, Bang. Ada mana bisa ninggalin Abang, tidur sendiri aja nda berani dan kudu ada Abang.."

Ceklek

"Adip, Renza.." sapa Velly yang membuka pintu dan mendekat ke arah mereka.

"Velly hehe.." Velly tersenyum saat Renza menyapanya dengan ramah kan biasanya Renza jutek setelah tau bahwa abangnya itu berpacaran dengan sahabatnya.

"Gimana keadaannya? Masih ada yang sakit kah?" tanya Velly dengan normal menanyakan hal yang sewajarnya.

"Iya dong."

"Alhamdulillah kalau begitu. Semoga cepat sehat lagi katanya kita mau liburan kan?" Renza mengangguk pelan.

"Renza maaf sebelumnya tapi gua di suruh Om Rezka buat ke kantin udah jam makan malam Adip soalnya.." tukas velly karena sedari bangunnya Renza, Rendra sama sekali tidak hengkang dari ruangan ini.

"Oh gitu.. gih Abang mam dulu biar badannya enak, Abang anget tau."

"Ayo, Dip. Ade Adip biar sama Tante Nei, Tante Nei udah di depan."

Rendra turun dari brankar dan memakai kembali sendal nya. "Lo istirahat ya, De. Nanti gua kesini dan malam ini lo tidur sama gua," tukas Rendra.

"Abang harus janji malam ini Abang tidur sama Ade, fix."

"Iya."

"Abang mam yang banyak oke?!" Rendra mengangguk.

"Velly,jaga Abang gua ya. Perhatiin makannya, juga jangan sampai skip insulinnya jangan lupa ingetin buat gak gadang terus kan udah mau libur semester dan tunggu gua sembuh ya.." jelas Renza.

Narendra || Versi 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang