28

811 44 1
                                    

Tidak apa-apa menangislah
Itu tidak menjaminmu lemah
Semuanya memiliki hikmah
Tuhan maha baik percayalah

~Lekas pulih,  Fiersa Besari

~Narendra~

"Ndra, mau nyoba milkshake?" tanya Niva menyodorkan minumannya kepada Rendra.

Berapa menit kemudian Niva dan Aila datang dan langsung memesan minuman mereka, alih-alih Niva yang duduk berhadapan dengan Rendra menawarkan apa yang dia pesan.

"Gua gak terlalu suka sih," balas Rendra tersenyum tipis.

"Yahh.. coba aja dulu, Ndra. Siapa tau nanti suka," kata Niva.

"Ya masa satu gelas."

"Gak papa kok, gak masalah." Kara dan Astar saling tatap, kenapa Niva terkesan memaksa Rendra untuk meminum minumannya padahal sudah jelas Rendra kurang menyukai minuman itu. "Kan lo cuma nyoba."

"Iya gua coba, tapi lebih baik gua pesen aja deh Nip," tolak Rendra tidak enak juga harus satu gelas dengan wanita lain. "Mubajir, Ndra. Lo cuma nyoba punya gua, kalau lo suka nanti lo baru pesen kalau enggak ya gak usah.."

"Yaudah.." Rendra mengambil minuman itu dan meminumnya sedikit, setelah itu kembali menyimpan minuman milkshake itu di hadapan Niva.

"Gimana? Enak kan? Btw itu minuman kesukaan gua," balas Niva.

"Enak sih, tapi gua kurang suka terlalu manis buat gua.."

"Tuh untung aja lo belum pesen, coba kalau pesen pasti mubajir.."

"Kan bisa di habisin sama lo, Niv," kekeh Rendra dan mengambil air mineral yang sebenarnya Rendra memberinya di toko depan.

"Nih gua lebih suka air putih," ucap Rendra.

"Iya Nip si Rendra lebih suka air putih dari pada minuman kayak gini, gak baik juga buat badannya," jelas Kara.

"Iya."

"Lo sering nongkrong sini, Ndra?" tanya Niva. Rendra menganggukan kepalanya, suka nongkrong disini tapi tidak terlalu sering juga karena biasanya nongkrong di kaffe Gema yang lokasinya jauh dari rumah.

"Gak terlalu sering juga.."

"Lebih baik main kerumah gua Ndra dari pada nongkrong-nongkrong kayak gini, banyak asap rokok," tukas Niva.

"Emang dirumah lo ada siapa?"

"Kadang ada sepupu, kalau gak ada dia paling sama Bibi sama pekerja rumah lainnya. Lain kali kesana ya main, ajak yang lain juga nanti gua masakin yang enak-enak gua suka masak tapi gak ada yang makan," tukas Niva yang terlalu sering ditinggalkan karena urusan pekerjaan.

"Wah boleh, Nip. Nanti ajak gua ya," kata Aila.

"Nanti kita masak bareng gua juga suka masak, cuma kalau masak sendiri gabut banget gak sih," sambung Aila yang langsung diangguki Niva.

"Iya Ai gabut kalau sendiri," balas Niva.

"Wihhh tipe Astar banget ya bisa masak," cibir Kara.

"Aila udah ada yang punya," kekeh Astar yang mengetahui bahwa Aila sudah berkomitmen dengan Renza.

"Tapi kan kagak pacaran."

"Ya tetep aja kalau gua rebut Aila dari Renza gua takut sama Abangnya," celetuk Astar seakan tidak ada Rendra di sana.

"Gua denger dongo."

"Rok*k mana, Tar? Minta lagi gua." Astar memberikan sebungkus rok*k yang tersisa tinggal beberapa lagi, Astar dan Kara memang perok*k yang namanya juga anak muda.

Narendra || Versi 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang