Bab 3

1.3K 193 8
                                    

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca cepat, boleh ke Karyakarsa, sudah update bab 13 ya, mengandung adegan 21+

Yang mau baca cepat, boleh ke Karyakarsa, sudah update bab 13 ya, mengandung adegan 21+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luv,

Carmen

____________________________________________________________________________

Saat George tiba di rumah, hal pertama yang dilakukannya adalah mencari istri dan putrinya dan memberitahu mereka bahwa ia harus berbicara dengan mereka berdua sebelum makan malam. Penting, katanya.

"Kau ingin bicara?" tanya istrinya saat muncul di ambang pintu kamar bersama putrinya, Ophelia.

George baru selesai berganti baju.

"Ya, kita dalam masalah, Cicilia. Lebih baik kita di bicara di ruang perpustakaan saja."

Kedua wanita itu mengikutinya dengan tatapan bingung tapi mereka tidak mengatakan apa-apa melainkan mengikuti George turun ke bawah lalu masuk ke dalam ruang perpustakaan. Ia menutup pintu lalu bergerak untuk menuang segelas minuman sebelum bergerak ke balik meja.

"Apa? Ada apa? Apa kau dipecat?" tanya Cicilia langsung. "Padahal dia sebenarnya bisa menjadi calon suami yang sangat potensial untuk Ophelia, tapi kau harus bekerja padanya, bukan?" sindir istrinya lagi.

Cicilia hampir selalu bisa menebak dengan benar, tapi tidak pernah tepat. Terkadang ia merasa kasihan bahwa wanita sepintar istrinya itu harus terjebak bersama penipu seperti dirinya. Tapi inilah keahliannya, ia memang penipu, pencuri, ia akan melakukan segalanya demi uang dan ia sudah melakukannya selama bertahun-tahun. Tapi George dan Cicilai sama-sama setuju bahwa putrinya tidak boleh menapaki jalan hidup yang sama dengan mereka. Setidaknya, setelah semua yang dilakukannya untuk membesarkan putrinya itu, gadis tersebut layak mendapatkan suami yang lebih baik dari ayahnya. Dan Ophelia juga memiliki ambisi yang sama. Gadis itu menginginkan kehidupan yang glamor, mewah dan bergengsi. Dia menginginkan status terhormat dalam kelas sosial dan musim ini, gadis itu akan mendapatkannya. Harus! Entah dengan satu atau cara lain, George harus memastikan hal itu terjadi. Putrinya yang cantik dan sempurna itu akan menikah dengan pria terhormat dan menjadi seorang nyonya bangsawan sejati seperti yang mereka impi-impikan selama ini. Dan hanya dengan seperti itu, ia bisa memberikan kehidupan yang lebih layak untuk Cicilia dan menghentikan semua tipuan yang selama ini dijalankannya. Maka, debut kali ini sangatlah penting dan harus berhasil.

George menghela napas dan menghindari tatapan kedua wanita di hadapannya itu. Jika ia mengutarakan semuanya, mereka berdua pasti akan sangat marah. Tapi pilihan apa yang George miliki? Ia harus jujur dan mungkin saja salah satu dari mereka bisa memberinya ide karena otak George benar-benar buntu sekarang. Tapi yang pasti, mereka mungkin harus meninggalkan tempat ini dan ambisi Ophelia untuk mencari suami bangsawan kaya di negeri ini akan kandas. George hanya berharap kalau putrinya itu tidak akan terlalu sedih. Ia kembali mendesah, sambil menenggak minumannya sekali lagi, barulah ia kemudian membuka mulut.

"Lord Whitlock menangkap basah diriku."

Ophelia langsung mengerutkan kening. "Apa, Daddy? Aku tidak mengerti. Mengapa Lord Whitlock harus menangkapmu? Karena apa?"

George menghela napasnya lagi. Tidak mungkin Ophelia tidak benar-benar mengerti. Ia menegakkan duduknya dan menatap kedua wanita itu lekat dan berujar tegas serta jelas. "Lord Whitlock menangkap basah aku yang sedang berusaha membobol kotak besi penyimpanannya, padahal aku berencana kalau ini akan menjadi yang terakhir kalinya."

"Apa?" Ophelia langsung meloncat berdiri. "Really, Daddy? Mengapa kau senekat itu? Debutku tinggal dua bulan lagi, dan kau harus mengacaukannya, bukan?!"

"Mengapa aku senekat itu?" ulang George, mulai kesal. "Ingat, aku melakukannya untukmu. Kau menginginkan debut yang glamor dan mewah, yang membuatmu bisa mencuri perhatian para bangsawan kaya itu, ingat? Kau ingin membeli gaun terbaru yang paling mewah, sepatu terbaru yang paling mahal, riasan wajah terbaik dan sebagainya dan aku hanya menuruti kehendakmu!"

Ophelia terdiam dan kembali duduk. Wajahnya tampak terpukul dan kalah dan George langsung merasa bersalah.

Cicilia mendesah berat lalu menatap keduanya seakan dia tidak yakin siapa yang ingin ditegurnya dulu. Tapi kemudian dia beralih menatap George.

"Ceritakan dulu apa yang terjadi, semuanya, tanpa terkecuali. Jika memang kau tertangkap, mana mungkin bangsawan itu membiarkanmu tetap pulang?"

George kembali mendesah lalu menenggak minumannya lagi sebelum mulai bercerita, tentang semua yang terjadi, juga pilihan mengerikan yang diberikan oleh Lord Whitlock.

"Well, kalau begitu gampang saja, aku memang benci melakukannya, tapi kita bisa pergi." Ophelia akhirnya membuka suaranya. "Bukankah kita sudah terbiasa lari dari satu kerajaan ke kerajaan lain? Kita mungkin bisa pergi ke tempat yang lebih jauh dari sini."

George langsung menggeleng. "Tidak, kita tidak bisa mengambil resiko itu. Tenggat waktunya adalah besok pagi. Jika salah satu dari kita tidak muncul, maka bangsawan itu akan mengejar kita dan aku yakin dia bisa melakukannya. Aku tidak tahu bagaimana caranya dia mendapatkan informasinya tapi selama bekerja dengannya, aku tahu dia selalu berhasil melacak apapun yang ingin diketahuinya walaupun terkadang dia hanya duduk di dalam kastil besarnya itu. Tidak ada tempat bagi kita untuk bersembunyi seandainya dia memutuskan untuk melacak keberadaan kita, Ophelia."

"Lalu kita harus bagaimana? Tidak mungkin kau akan menyerahkanku, bukan?" Suara Ophelia kembali meninggi, penuh oleh nada marah dan panik. "Atau mungkin kau bisa ke penjara, aku dan Mommy bisa memikirkan cara untuk mengeluarkanmu nanti. Ini juga bukan yang pertama kali."

George menggeleng. "Tidak, kita masih akan berada dalam situasi yang sama. Kita tidak bisa meninggalkan tempat ini dan tidak ada tempat tujuan lain sekarang ini. Mungkin... mungkin kalau kau bertemu dengannya, kau bisa meyakinkannya untuk menikahimu?" Bahkan George tahu kalau kata-katanya itu terdengar tolol. Tentu saja pria angkuh itu tidak akan pernah melirik putrinya, tapi ia sudah benar-benar putus asa.

"Pria manapun yang menyuruhmu untuk menyerahkan putrimu agar dia bisa menghukumnya tidak akan pernah menikahi gadis itu. Jika kau membiarkan Ophelia pergi ke kastil pria itu, kau akan menghancurkan semua kesempatannya untuk menikah. Bahkan jika dia tidak menyentuh putrimu, reputasinya juga akan hancur karena dia tinggal bersama seorang pria tanpa tali pernikahan. Jadi kita harus mencari jalan lain, George."

George menatap Cicilia. "Kau pikir aku tidak sedang berusaha? Tapi otakku benar-benar buntu!"

"Lebih baik kita makan malam dulu, kita bisa mendiskusikan hal ini sepanjang makan malam. Ayolah. Perut yang lapar tidak akan membantu," ajak Cicilia sambil bangun.

Sold to The Devil - a dark romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang