Bab 4A

1.3K 180 9
                                    

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca cepat, silakan ke Karyakarsa. Bab 14-17 sudah update, bab2 ini mengandung adegan 21+.

 Bab 14-17 sudah update, bab2 ini mengandung adegan 21+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luv,

Carmen

______________________________________________________________________________

Saat mereka duduk di ruang makan mengelilingi meja, Florence mulai membawa masuk menu makan malam mereka. Gadis itu meletakkan sup di depan ketiga orang itu, matanya menghindar agar tidak bertatapan dengan mereka sementara dia mengatur makan malam mereka. Gadis itu tidak selalunya sepatuh ini. Saat George dan keluarganya tiba di rumah ini, tidak lama setelah ayah gadis itu meninggal, gadis itu tentu saja tidak menerima perlakuan mereka dan memberontak. Tapi seiring berlalunya waktu, mereka berhasil mematahkan gadis itu dan membuat Florence mematuhi mereka dan sejak saat itu, gadis tersebut jarang berbicara, bahkan nyaris tidak berbicara sama sekali.

George adalah partner bisnis ayah gadis itu dan berhasil meyakinkan pria itu agar memberinya hak wali Florence seandainya pria itu meninggal. Tak lama setelah surat itu ditandatangani, George membunuh ayah gadis itu dan baginya, itu adalah penipuan paling hebat dan berhasil dalam hidupnya – bukan saja ia bisa tinggal di rumah besar yang indah ini, ia juga yang menguasai uang bulanan yang diberikan pada gadis itu karena George adalah wali sah Florence Blackwood.

Begitu selesai meletakkan mangkuk sup, Florence lalu meninggalkan ruang makan itu tanpa suara untuk menyiapkan menu selanjutnya. Saat keluarga Elrod baru tiba, mereka telah memberhentikan sebagian besar staf rumah tangga dan membuat Florence yang mengerjakan semua tugas-tugas mereka. Pada awalnya, ia begitu sedih dengan perubahan drastis itu tapi ketika waktu berlalu, ia mencoba untuk tidak memikirkannya lagi. Sambil menyiapkan makan malam ketiga orang itu, Florence membiarkan pikirannya melayang ke tempat lain, menjauh dari rumah ini dan juga dari hidupnya. Ia tahu bahwa melamun dan mencoba lari dari kenyataan tidak akan membuat semua ini tidak nyata tapi itu membantunya untuk lari sekejap dari kepahitan yang kini mengungkungnya dan membuatnya berhenti bertanya-tanya tentang seandainya, seharusnya, apa yang mungkin dan tidak mungkin terjadi dan juga membantunya untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan lebih cepat.

Saat Florence kembali untuk meletakkan menu utama berupa daging domba dan lagi-lagi keluar dari ruang makan, wajah Cicilia tiba-tiba berubah cerah.

"Dear," ujarnya sambil menyentuh lengan George. "Aku baru saja mendapatkan ide yang luar biasa."

Dahi George berkerut, tidak percaya bahwa di saat seperti ini, masih ada ide luar biasa yang bisa terpikirkan oleh istrinya itu. "Apa?" tanyanya.

"Cepat selesaikan makan malam kita, lalu kita akan mendiskusikannya di ruang perpustakaanmu. Ini bukan sesuatu yang bisa kita bicarakan di ruang makan terbuka seperti ini."

Georgemengangguk. Ia tidak benar-benar banyak berharap tapi ada ide lebih baikdaripada tidak sama sekali.

Sold to The Devil - a dark romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang