Bab 18

765 138 0
                                    

Mature Scene

Happy reading, semoga suka.

Full version yang lengkap tersedia di Playstore dan Karyakarsa.

Full version yang lengkap tersedia di Playstore dan Karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

_________________________________________________________________________

Hari sudah malam ketika Archibald tiba kembali di kastilnya. Ia sebenarnya bisa saja menunggu sampai besok, tapi Archibald tidak sabar lagi. Ia tahu kalau tenggat seminggu gadis itu telah berakhir, bahkan ia memberikan satu hari lebih agar Florence bisa benar-benar beristirahat total. Ia menjauh dari kastilnya agar ia tidak tergoda untuk menyentuh gadis itu, tapi apa yang terjadi? Malam-malam ketika ia berjauhan dengan Florence telah dihabiskannya hanya untuk memikirkan gadis itu. Archibald tidak bisa tidur karena tubuhnya mendambakan Florence dan saat-saat ketika ia tertidur, tidurnya dipenuhi dengan mimpi erotisnya tentang Florence.

Florence seperti magnet yang menarik Archibald padanya. Ketertarikannya begitu kuat sehingga mengejutkan dirinya sendiri. Di mata Archibald, Florence adalah gadis yang unik dan menarik. Bukan saja cantik, tapi gadis itu begitu kuat juga berani, ia ingat bagaimana gadis itu diam tak menjerit saat Archibald menjahit lukanya. dan tentu saja, gadis itu sangat sensual dan luar biasa seksi. Menatap gadis itu meraih orgasme adalah pemandangan paling erotis bagi Archibald dan itu sudah menghantui pikirannya berhari-hari. Florence juga keras kepala namun cerdas. Dia menolak membuka mulut dan berbicara pada Archibald tapi juga berhati-hati untuk tidak membuatnya marah. Archibald sepertinya harus mencari cara agar gadis itu mau mulai berbicara padanya.

Begitu tiba di kastil, sebenarnya hal pertama yang ingin dilakukan oleh Archibald adalah mendatangi kamar gadis itu dan menyetubuhinya saat itu juga. Ia memerlukan pelepasan dan tubuhnya sudah hampir tidak mampu menahan lagi. Tapi ia tahu kalau Florence pasti sedang tidur dan ia tidak ingin membangunkan gadis itu. Dan terutama, ia butuh gadis itu untuk lebih responsif, mungkin ia perlu membuat rencana untuk sedikit merayu Florence daripada langsung mendatanginya seperti itu dan menuntaskan nafsunya. Takutnya, ia tidak akan bisa berhenti jika Florence menolaknya dan Archibald tidak ingin kembali berlaku kasar pada gadis itu. Jadi... ia harus sedikit bersabar.

Tapi memutuskan untuk bersabar bukan berarti ia bisa meredam gairahnya begitu saja. Saat tiba di kamarnya sendiri, Archibald melepaskan pakaiannya dan naik ke ranjang dan karena ia tahu bahwa gadis itu berada begitu dekat dengannya tapi tidak bisa disentuhnya, gairah di dalam tubuh Archibald menggila. Akibatnya, ia tidak punya pilihan selain menuntaskan gairahnya dengan bantuan tangan dan jemarinya sendiri, hanya sekadar untuk meredam nafsu menggebu-gebu di dalam dirinya. Mengejutkan, seperti itulah pengaruh gadis ajaib itu pada Archibald.

Sambil memuaskan dirinya sendiri, ia membayangkan kalau tangan gadis itu yang sedang menyentuhnya, lalu bibir gadis itu yang membungkusnya. Lalu Archibald mulai membayangkan lidah gadis itu yang sedang menelusuri dan menjilat sepanjang ukurannya. Saat ia meraih pelepasan, ia menggerung keras lalu berbalik untuk tidur tengkurap tanpa peduli untuk menutupi tubuhnya dengan selimut.

Pikiran terakhirnya sebelum ia jatuh tertidur masih tentang gadis itu.

Florence...

Sold to The Devil - a dark romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang