Happy reading, semoga suka.
Yang mau baca cepat, boleh ke Karyakarsa ya, bab 18-20 sudah update, mengandung adegan 21+.
Luv,
Carmen
_______________________________________________________________________________
Mereka bertiga menyelesaikan makan malam secepat mungkin lalu kembali ke ruang perpustakaan. Setelah menutup dan mengunci pintu, Cicilia lalu berjalan menyusul mereka berdua.
"Aku sudah menyelesaikan masalah kita. Sekarang tidak ada di antara kalian yang perlu menerima hukuman apapun, kita juga tidak perlu terburu-buru meninggalkan tempat ini. Semuanya akan sempurna," ujar Cicilia bangga saat dia duduk kembali di hadapan George.
"Kalau begitu katakanlah, jangan membuatku gugup menunggu dan khawatir. Bagaimana kau tahu ini akan berhasil? Jujur saja, aku tidak bisa membayangkan ide seperti apa yang bisa membuat kita lolos kali ini," ucap George skeptis.
Cicilia berdecak, terlihat begitu sombong saat dia berucap, "Tentu saja, kau akan mengirim putrimu ke kastil Lord Whitlock."
"Apa?!" seru kedua orang lain dalam ruangan itu secara serentak, terlihat dan terdengar benar-benar kaget.
"Mommy! Aku tidak percaya kau benar-benar menyarankan hal itu!" ketus Ophelia yang terdengar marah.
"Kau sendiri yang bilang bahwa mengirim Ophelia ke sana sama saja dengan membunuh masa depannya. Itu yang kau sebut ide brilian?!" George mengomentari dengan muram.
"Tidak, aku bilang putrimu yang akan menerima hukuman itu, aku tidak menyebut tentang Ophelia."
"Oke, sekarang kau terdengar tidak masuk akal! Berhentilah berputar-putar, aku sedang tidak berselera bermain tebak-tebakan denganmu," ujar George yang mulai kesal.
Cicilia berdecak dan menatap George seakan ia adalah pria paling tolol. "Dear, Lord Whitlock tidak pernah melihat Ophelia, bukan?"
George mengangguk.
"Kalau begitu dia tidak akan tahu perbedaannya, apakah Ophelia atau orang lain yang datang ke kastilnya untuk menerima hukumannya, bukan?"
George kembali mengangguk. Tapi memangnya siapa yang suka rela ingin menggantikan Ophelia?
"Well, kita hanya perlu mengirim orang lain ke sana. Estat ini lumayan jauh dari ibukota, kita juga jarang bersosialisasi dengan orang luar kecuali bila Ophelia nanti memulai debutnya tapi kita bisa memikirkan itu nanti, percayalah, tidak akan ada yang tahu. Ini adalah solusi sempurna untuk kita."
George menatap Cicilia dengan ragu. "Ya, kurasa ide itu bisa saja berhasil, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan seseorang yang bersedia menggantikan tempat Ophelia. Memangnya kau punya ide tentang siapa orang yang bisa menggantikanmu?"
Cicilia tampak semakin bersemangat. "Itulah bagian terbaiknya, George. Kita tidak perlu mencari siapapun, tidak perlu membayar siapapun, tidak perlu membujuk siapapun dan dia pasti dengan sukarela bersedia pergi. Kirim Florence untuk menggantikan Ophelia. Dia tidak akan membantah, kita tidak perlu memberitahunya apa-apa. Saat ini, dia begitu terintimidasi dengan kita sehingga dia tidak akan berpikir untuk menolaknya. Bukankah ini sempurna?"
"Oh, Mommy, itu brilian sekali!" puji Ophelia kemudian.
Tapi George tampak tidak begitu yakin. "Tapi bagaimana jika dia bercerita? Saat dia tiba dan tahu bahwa dia hanya ditipu untuk menggantikan Ophelia, dia akan tahu apa yang terjadi dan jika dia berbicara..."
Cicilia langsung memotong cepat. "Apakah kau pernah memberitahunya nama Ophelia?"
"Tentu saja tidak. Pria itu juga tidak peduli. Dia hanya senang melihat orang lain menderita dengan menghukum orang-orang yang lebih lemah darinya."
"Kalau begitu tidak ada masalah. Mulai besok, nama putrimu adalah Florence. Saat nanti dia tiba dan menyadari apa yang akan menimpanya, kau bisa menjelaskan pada Lord Whitlock bahwa awalnya Florence bersedia pergi ke kastilmu tapi tiba-tiba saja ketika tiba, dia mulai berubah pikiran. Lord Whitlock tidak akan senang mendengarnya. Tapi untuk berjaga-jaga seandainya terjadi sesuatu di luar kontrol kita, kita bisa mulai bersiap-siap untuk meninggalkan kerajaan ini. Tentu saja tidak segera karena itu akan tampak mencurigakan. Tapi begitu kita berhasil pergi, tidak akan ada lagi yang bisa menemukan kita."
Wajah George langsung berubah cerah. "Ya, ya, kurasa itu akan berhasil. My Love, kau benar-benar cemerlang. Aku adalah pria yang beruntung. Tidak perlu cemas, aku akan mengurus semuanya mulai dari sini. Kalian naiklah dulu ke kamar. Semua akan berjalan lancar besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sold to The Devil - a dark romance
Romance"Baiklah, aku mengerti, George. Dan aku bersimpati padamu, tapi bagaimanapun, hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja." Archibald melihat pria itu berdiri dan siap kembali memohon, merendah, menjilat, apapun itu demi mengubah pikiran Archibald, jad...