Bab 14

1.3K 190 4
                                    

Romance Adult 21+

Happy reading, semoga suka.

Ebook sudah ready di Playstore dan Karyakarsa ya.

Dan juga ada cerita baru di Karyakarsa dan Playstore, langsung tamat ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan juga ada cerita baru di Karyakarsa dan Playstore, langsung tamat ya. Khusus untuk pembaca dewasa.

 Khusus untuk pembaca dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

______________________________________________________________________________

Pertanyaan Archibald membuat gadis itu seolah tersadar. Dia membuka mata dan menatap Archibald sebelum kemudian mengangguk. Melihat reaksi gadis itu, Archibald sesaat tak mampu berkata-kata. Bagaimana ia bisa melewatkan fakta itu? Mengapa ia tidak merasakannya saat itu? Archibald lalu mengutuk dirinya. Posisinya ketika memasuki gadis itu... Sial! Kini, ia tahu bahwa ia adalah pria pertama Florence. Tapi kini, gadis itu malah menjadi ketakutan karenanya.

Dan saat ini, ketika melihat gadis itu begitu memukau dan mengagumkan, Archibald sangat menginginkannya, tapi tatapan Florence hanya dipenuhi rasa takut dan teror.

Archibald tahu kalau ia tidak akan pernah puas dengan gadis itu, tapi ia juga tahu kalau Florence akan sangat lega jika tidak perlu melayaninya lagi. Sekarang ia harus mencari cara untuk mengubah pikiran gadis itu dan membuat Florence menginginkannya lagi. Dan saat inilah saat yang tepat untuk memulai...

Archibald meraih ke bawah dan jarinya kembali melingkari kewanitaan Florence. Gadis itu kembali terasa kering karena sesaat tadi, dia mungkin ketakutan. Lagi, Archibald mencelupkan jarinya ke dalam krim lalu mengusapkannya kembali ke bibir-bibir bawah gadis itu.

Dan sambil melakukannya, ia menatap dan menikmati ekspresi gadis itu. Ia ingin menangkap dan merekam momen ketika gadis itu meraih kenikmatan. Gadis itu tanpa sadar melebarkan kedua kakinya saat jari Archibald tenggelam semakin dalam. Lalu dengan ibu jarinya, ia menggoda gadis itu dan melihatnya mulai menggeliat. Dia menginginkan sesuatu yang lebih, ingin Archibald menyentuhnya lebih keras dan cepat tapi juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Betapa polos dan manisnya!

Archibald menarik telunjuknya dan kali ini memasukkan telunjuk dan jari tengahnya sekaligus, tapi gadis itu begitu rapat sehingga ia sangat kesulitan. Napas gadis itu semakin tersengal dan kaki-kakinya mulai menggeliat mencoba merapat. Tangan gadis itu kemudian meraih pergelangan Archibald tapi kemudian dia berhenti. Mata mereka lalu bertatapan.

Archibald mengira gadis itu akan kembali memalingkan wajah atau menutup matanya, tapi kali ini dia menatap ke dalam mata Archibald. Sementara itu napasnya masih tersengal dan memburu. Wajah gadis itu merona hebat dan di mata Archibald, Florence adalah pemandangan terindah yang pernah dilihatnya. Ia kembali menggerakkan jemarinya, di dalam tubuh gadis itu, di tonjolannya, menggoda dan mengusap serta mendorong gadis itu ke puncak.

Florence kini mengangkat tubuhnya, mendesak untuk mendekatkan dirinya pada Archibald dan ia tahu kalau gadis itu akan segera meraih pelepasannya. Masih dengan jemari terbenam di dalam gadis itu, ia menambah tekanan dan membuat gadis itu melentingkan dirinya dan memekik kecil. Tubuh gadis itu terjatuh kembali di ranjang, kaki-kakinya merapat saat orgasme pertama menghantam tubuh mudanya.

Segalanya terjadi begitu cepat sehingga Florence tidak sempat memikirkan apapun. Otaknya masih berkabut saat terdengar ketukan di pintu yang merenggutnya kembali kepada kenyataan.

Dan ia melihat pria itu kemudian bangkit dengan tenang, menutupi kembali tubuh Florence dengan selimut sebelum mengizinkan siapapun yang sedang berdiri di luar pintu agar masuk.

Sold to The Devil - a dark romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang