Bab 7

1.5K 201 8
                                    

Mature Content 21+

Forced Submission Alert

Happy reading, semoga suka. Bab 27 sudah update di Karyakarsa, part ini mengandung adegan 21+ ya.

 Bab 27 sudah update di Karyakarsa, part ini mengandung adegan 21+ ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luv,

Carmen

_____________________________________________________________________________

Florence masih terguncang dengan fakta bahwa ia telah menendang pria itu. Ia terus bertanya-tanya takut apa yang akan dilakukan pria itu padanya? Dia menjambak rambut Florence begitu keras sehingga rasanya kulit kepala Florence akan lepas tapi ia tidak berusaha menjerit ataupun melawan, karena ia tak ingin membuat pria itu semakin marah. Saat pria itu melepaskannya dan Florence berjuang untuk menghilangkan rasa sakit di tengkuk dan kepalanya, tiba-tiba ia dikejutkan lagi. Tanpa kata, bangsawan kejam itu kembali merobek pakaiannya. Butuh segenap kontrol luar biasa bagi Florence untuk tidak menjerit, melawan ataupun mencoba kabur. Ia tahu semua itu tidak ada gunanya, hanya akan membuatnya menerima lebih banyak hukuman.

Florence kemudian mendapati bahwa ia berdoa agar pria itu tidak menyakitinya. Ia akan bersikap baik asal pria itu tidak membunuhnya terlebih dulu. Tapi sebelum ia memiliki kesempatan untuk memberikan reaksi apapun, pria itu sudah menelanjanginya dan Florence mendapati dirinya terbuka polos di hadapan seorang pria yang baru saja ditemuinya.

Oh Lord... rasanya ia bisa mati karena rasa takut dan malu.

Tapi pria jahat itu tidak memberinya banyak waktu untuk memproses segalanya, karena hal berikutnya yang ia tahu, pria itu sedang menelusupkan satu jemari ke dalam dirinya. Rasanya seperti terbakar, persis seperti ketika ia terjatuh dari pohon, tapi kali ini rasanya lebih dalam. Ia terbaring terengah di sana, tak berani bergerak saat pria itu menginvasi dirinya dengan jari.

Florence terlalu fokus untuk menguasai rasa takut dan mencoba mengendalikan dirinya sehingga ia tidak sadar kalau kejantanan pria itu sudah mengangguk-angguk di antara kedua kaki kuat itu. Ia lalu merasakan pria itu melebarkan kedua pahanya. Dan sekali lagi, sakit perih yang terasa membakar kini menyengat tubuhnya.

***

Florence merasa dirinya diseret sepanjang lorong, tapi benaknya terasa tidak tersambung dengan kedua kakinya. Mungkin karena itulah ia terus menerus tersandung. Saat menaiki tangga, lututnya juga terantuk. Tapi pria yang tengah menyeretnya itu sama sekali tidak peduli.

Rasanya seperti selamanya ketika ia mengikuti pria itu menyusuri lorong gelap dan kemudian berhenti di sebuah pintu. Sebelum ia sempat melihat sekeliling, Florence mendapati dirinya ditarik dan didorong ke dalam sebuah kamar gelap dan pintu di belakangnya langsung tertutup dan terkunci. Dia sudah dilecehkan, diperkosa, lalu dikunci di sebuah kamar gelap, Florence tidak tahu seberapa banyak lagi sebelum ia menyerah. Tangan-tangannya bergerak meraba, mencoba mencari tahu seberapa besar kamar ini. Ia tahu kalau ia pasti akan pingsan, jadi ia berusaha mencari tempat aman untuk mencegah dirinya terjatuh cedera. Florence menggunakan dinding untuk menahan tubuhnya dan mencari arah tapi sebelum ia menemukan ranjang, kepalanya terantuk sesuatu yang sangat keras dan setelahnya, ia tidak tahu apa-apa lagi.

Sold to The Devil - a dark romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang