4

2.8K 235 1
                                    

Mata shani terbuka tepat jam 07.00 pagi, Wajahnya berbinar senyumnya merekah dipagi itu, dia langsung saja melihat ke arah jendela kamar yang sudah terbuka, segera bangkit dari kasurnya. Langkah demi langkah shani membuatnya tertuju pada pemandangan diluar jendela yang sudah ramai orang berlalu lalang ditrotoar.

"Bagus shan, kamu hebat" ucapnya, mata shani tertutup senyumnya lagi lagi terlihat jelas.

Pagi itu tidak dihadiahi oleh mimpi buruk lagi, shani tidak bermimpi buruk setelah bangun dari tidurnya, membuat pikirannya tenang.

Suara ketukan sepatu shani menggelegar ke seluruh sudut rumah, shani berlari dengan sepatunya menuruni anak tangga. Langsung saja dia menghampiri mama nya dengan raut wajah bahagia pagi itu.

"Ada apa, kenapa bahagia sekali pagi ini?" Tanya mama yang asik menumis kangkung.

Shani hanya tertawa disamping mamanya itu dia lalu menyandarkan tubuhnya dikulkas lalu menatap lurus kearah pintu keluar rumah sambil tersenyum terus menerus.

"Hari ini aku mau ketemu satu orang yang cantik banget ma!" shani lalu kembali mengarahkan badannya, mama juga ikut membalikkan badannya sehingga mereka berdua kini saling melihat.

"Siapa itu? Cantik banget sampai buat anak mama ini sampai salah tingkah"

"Kalau mama mau tau nanti aku liatin"

"Emang udah pacaran?"

Pertanyaan mama membuat shani berfikir, bola matanya tertuju keatas, dia lalu menghela nafas panjang lalu mengambil sepotong roti yang terletak disampingnya.

"Belum, baru kenalan"

Mama terkekeh mendengar ucapan shani, dia lalu berjalan sambil membawa masakannya keatas meja makan.

"Kalau belum, cepet ambil hatinya. Nanti diambil orang"

Shani mengangguk dia berpamit pada mamanya untuk pergi secepat mungkin, agar dapat segera bertemu dengan gracia, orang cantik yang dia maksudkan.

"Aku duluan kalau gitu ma, biar cepet dapat hatinya"

Shani melangkah menelusuri trotoar, ada yang beda darinya hari ini. Benar! Hari ini shani tidak membawa mobilnya untuk menuju ke perpustakan dia malah lebih memilih menaiki bus pagi ini, sepanjang jalan senyum shani terus merekah, memberikan senyum manisnya untuk orang orang yang menyapanya pagi itu.

Shani akhirnya sampai juga dihalte dia masih berdiri tanpa mau duduk, sibuk membuka dan memainkan ponselnya, hingga tak menyadari waktu yang cukup lama berlalu. Suara bus dari kejauhan terdengar ditelinga shani yang tajam, tepat saat bus itu didepannya shani melangkahkan kaki kanannya masuk, dia memilih duduk berada dikursi tengah sambil melihati ke jendela dengan embun embun yang masih terlihat dijendela itu.

Langkah shani berlanjut memasuki perpustakan yang ramai, dia tak melihat keberadaan gracia hari itu, dan juga tak melihat keberadaan gita juga. Shani memilih duduk dikursi yang langsung menampilkan dirinya jika saja gracia datang lebih lambat dari perkiraannya.

"Ah, belum dateng, rame banget lagi" keluhnya lalu duduk sambil mengeluarkan buku yang pernah dipinjamnya. Shani membaca buku terus menerus, bukunya memang semenarik itu untuk dibaca oleh shani, dia bahkan tak memandangi lagi kearah pintu keluar untuk melihat jika saja gracia sudah datang.

Waktu demi waktu berlalu cukup cepat, sudah jam 9 namun gracia masih tak datang ke perpustakan.

"Ini hari selasa kan, kenapa gracia belum datang? Telat apa gimana"
"Mau tanya gita, tapi gita gaada"

Last Letter (GreShan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang