Shani terbangun, pandangannya langsung mengarah kesampingnya, tidak ada gracia disana. Shani melangkahkan kakinya menuruni kasur, berjalan keluar kamar, dengan acak acakkan shani menuruni tangga melihat gracia yang sedang berbincang dan tertawa bersama seseorang dibawah sana.
"Siapa itu?" Shani mulai menundukkan kepalanya berusaha melihat sosok dibawah yang bersama gracia, matanya seketika melotot, wajahnya tampak kesal, moodnya pada pagi itu hancur begitu saja.
"Ah, zee aku keatas dulu sebentar"
"Aku temenin aja gre, gapapa?"
"Aku bisa sendiri"
Shani masih berdiri di anak tangga sedangkan gracia berjalan kearahnya, gracia menatapnya dengan senyum melihat shani yang sudah berdiri didepannya
"kamu udah bangun?" Tanya gracia.
Shani tak merespon dia malah langsung berbalik badan dan mengambil tas serta jaketnya yang ada didalam kamar gracia, sesegera mungkin dia berjalan diikuti gracia dibelakangnya.
Gracia memegangi tangan shani "Kamu mau kemana? Baru bangun loh, minum dulu" ucap gracia mencoba menahan shani yang tampak kesal
"Aku mau ke kantor hari ini, kamu sama zee aja dulu"
Shani melepaskan tangan gracia dari lengannya, dia langsung keluar kamar dan menuruni tangga dengan cepat, berlalu begitu saja melewati zee yang menatapnya heran.
●
Nampaknya shani masih kesal, dia berdiam diri kamarnya tanpa mau bertemu siapapun termasuk mama dan chika, masih saja dia duduk dimeja, sambil sesekali melihat ke arah luar jendela kamarnya menatap rumah gracia.
Ketukan pintu tiba tiba saja berbunyi membuat shani membalikkan tubuhnya "aku lagi mau sendiri" teriaknya, namun ketukan itu masih terdengar membuat shani semakin kesal dan membesarkan suaranya "Aku mau sendiri dulu dibilang, gausah ganggu!" Tegas shani.
"Ini aku shan, buka pintunya"
Suara gracia terdengar
Shani langsung berjalan untuk membukakan pintu, menatap gracia dengan sedikit sinis "mau ngapain? Udah sama zee nya?"
Gracia melihat heran dia lalu langsung saja masuk melangkahkan kakinya kedalam kamar shani, meletakkan tasnya diatas kasur, melihat ke berbagai arah dan sudut kamar.
"Mau ngapain? Aku tanya udah belum sama zee nya?" Tanya shani sekali lagi dengan nada kesal.
"Kamu mau aku sama zee terus terusan?"
"Terserah"
"Marah ceritanya? Ada apa sih, Kenapa tiba tiba marah, orang zee dateng cuma mau nganter balikin sepatu yang pernah dia pinjam"
Shani merubah ekspresi wajahnya dia lalu berjalan menghampiri gracia yang melihat keluar jendela.
"Terus? Selain ngembaliin sepatu, Apa lagi?"
"Gaada"
"Kamu suka ngeliatin aku dari jendela ini kan?"Shani dengan spontan menggelengkan kepalanya menandakan tidak "kata siapa? Sok tau"
"Aku selalu liat dari jendela ruang tamu, kamu ngintip ngintip ke rumah aku"
Shani baru menyadari jendela ruang tamu yang ada dirumah gracia, pipi shani memerah dia lalu langsung berpura pura mengambil barang dilacinya.
"Udah pergi sana, lanjut ngobrol sama zee nya" ucap shani dia lalu duduk membelangkangi gracia.
Dijendela gracia menyandarkan tubuhnya, menyila kaki juga tangannya "Kamu kenapa? Perihal zee datang doang kamu marah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Letter (GreShan)
General FictionBanyak hari yang sudah dijalani. Pertanyaan demi pertanyaan sama sekali belum terjawab, seluruh hal menjadi sangat misterius, kalimat kalimat memenuhi benak shani setiap harinya. Hanya lewat konsultasi dan surat surat ia dapat melampiaskan seluruh i...