12

2.2K 191 3
                                    

Shani dan gracia kini duduk berdua diruang tengah rumah gracia, mereka masih berdiam saat kejadian tadi yang tak lepas dari ingatan shani.

"Kamu kangen kan? Kenapa ga ngomong"

Gracia membuka perbincangan mereka, namun shani masih fokus pada satu pertanyaan dalam bayangan kepalanya.

"Kamu udah sembuh? Kaki kamu udah sembuh ge?"

Gracia tersenyum, dia lalu mengganguk. Senyum shani juga terpancar, lesung pipi nya terlihat.

"Aku bahagia kamu udah sembuh"

Gracia menghela nafas dia lalu mendekati shani sambil menatapnya dari arah dekat "ayo cerita, 5 bulan ini kamu ngapain aja tanpa aku?"

Namun shani menghiraukan pertanyaan itu dia balik menatap dengan tajam mata gracia, balik bertanya, setidaknya ada lebih dari 5 pertanyaan yang ada dikepala shani saat ini yang masih dia cari jawabannya dan menanti jawaban itu dari gracia langsung "sebelum aku jawab, aku mau banyak bertanya sama kamu ge"

Gracia mempersilahkan dia lalu duduk kembali disofa satunya, membuat mereka kini saling berhadapan.

"kamu kemana aja selama ini? Kenapa gak ngabarin aku? Kamu tau aku kangen ge, warna dihari hari rasanya jadi abu abu semua, hari hari aku gitu aja tanpa adanya kamu, kamu kemana?"

Gracia dengan tenang dia lalu berfikir sejenak untuk mendapatkan jawaban pasti dari pertanyaan shani "aku fisioterapinya di jakarta, ada urusan juga disana"

Shani kesal, wajahnya tanpak marah pada jawaban yang diberikan kepadanya "cuma itu? Alasan sebenarnya apa ge? Kamu marah karna aku nolak kamu waktu di rs sore itu?"

Gracia tertawa dia kembali berdiri menghampiri shani.

"Buat apa aku marah sama apa yang emang kamu rasain tentang aku waktu itu"
"Aku gak marah shani, kamu yang salah paham, dan nyuek aku selama itu, bahkan aku mau pamit aja gabisa karna takut ganggu kamu"

"Pamit aja, aku juga ladenin" ucap shani ketus
"Sekarang, kenapa kamu bisa tau kalau aku diperpus waktu tadi?"

Gracia lalu pergi meninggalkan shani hendak mengambil sesuatu, shani melihatnya sambil terus penasaran tentang jawaban yang akan diberikan gracia pada pertanyaannya. Tak berselang lama gracia kembali dengan sebuah kertas yang tergulung

"Ini" ucap gracia sambil melihatkan sebuah kertas catatan pada shani "kamu naruh ini depan rumah kan? Aku tau makannya aku datang ke perpustakan"

Wajah shani nampak tak puas, masih banyak pertanyaan yang terbayang dibenaknya.

"Ge, kamu ngerasa ada yang hilang setelah pergi tanpa ngabarin aku sama sekali?" Ucap shani wajahnya terlihat sangat lelah.

"Aku yang harusnya tanya, gimana kamu selama ini, baik baik aja kan? Ngerasa ada yang hilang"

"Menurut kamu, menurut kamu gimana tentang aku selama 5 bulan ini?"
"Aku gak ngerasa hilang sama sekali? Menurut kamu gimana sama perkataan aku barusan"

"Baik baik aja shan, lagi pula aku juga bukan siapa siapa kamu lagi"

Shani berdiri menghampiri gracia dia lalu memeluk gracia dengan erat, tanpa kata apapun. Tak ada percakapan yang terdengar ataupun kalimat yang terdengar dari kedua mulut mereka masing masing.

"Jangan ngilang lagi, aku gasuka itu, aku butuh kamu"

Gracia tersenyum dia lalu balik memeluk shani, lalu melepas pelukan mereka.

"Kenapa? Ada yang hilang?"

"Ada, bahagia aku hilang, kebahagiaan aku hilang ge, aku sadar aku butuh kamu, aku sadar aku juga mencintai kamu, maaf aku menyadari itu semua dengan lambat"

Last Letter (GreShan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang