Ice Cream

2.6K 97 0
                                    

Menjelang malam Salma bersiap siap untuk bertemu dengan Rony. Ia memilih baju yang sangat indah baginya, menggunakan makeup tipis tipis dan parfume favoritnya. Jam 7 malam sudah terlihat di jam dinding Salma dan ia bergegas untuk turun ke bawah menemui Rony.

Saat menuruni beberapa anak tangga, Salma terkejut karena Rony sudah berada di ruang tamu dan mengobrol dengan orang tuanya. Rony ataupun Wijaya dan Wina tidak memberi tau Salma jika Rony sudah tida sedari tadi.

"Loh kok gabilang udah sampe?" tanya Salma kepada Rony.

"Udah sampe dari setengah jam yang lalu, kamu aja yang lama."

"Aku tadi ga liat handphone, lagian kamu ga ngewa apa apa kok." sambil menunjukan hpnya.

"Iya emang aku ga wa." balas Rony usil.

"Ih dasar ya." kesal Salma

Setelah itu mereka langsung berpamitan kepada Wina dan Wijaya, pesan Wijaya hanya satu kepada Rony yaitu harus mengembalikan anak semata wayangnya dengan utuh dan tidak kurang satu apapun.

Setibanya di mobil, Rony langsung memandangi wajah Salma yang begitu cantik, ia kagum hingga tidak ada kedipan di matanya. Salma yang sadar pun akhirnya menegur Rony.

"Kenapa sih liatnya kayak gitu."

"Cantik banget Ca."

Senyum Salma terlihat sangat merekah, pipinya pun memerah dan salma tak berani untuk menatap Rony. Betul, memang Salma terlihat salah tingkah mendengar pujian dari Rony, tetapi ia baru kali ini dipanggil "Ca" oleh Rony. Pasalnya, itu adalah sebutan bagi orang orang terdekatnya saja, kali ini Rony menyebutkan nama itu tanpa ada beban. Apakah Rony sudah menjadi orang terdekat Salma?

"Mau kemana Ron?"

"Kamu maunya kemana Ca?"

"Ih kok malah balik nanya sih. Kan mau ku traktir, kamu yang request lah."

"Gausah, simpen aja uangnya."

"Ihhhh kan ini utangg." sambil menunjukan wajah comelnya.

"Engga cantik, gaada utang, aku anggap lunas semua. Liat deh mutasi di handphone kamu, lunas kan?"

Salma membuka m-bcanya dan terlihat ada saldo 10 juta yang menambah.

"Ih kenapa dibalikin? kan itu bayaran." omel Salma.

"Aku gamau jadi cowok bayaran, ga gentle banget." kesal Rony.

"Ya terus gimana?" Salma kebingungan.

"Yaudah ga gimana gimana, ayo beli ice cream." ajak Rony.

"Iya, tapi aku yang traktir yaa." pinta Salma sedikit memaksa.

"Iyaa Caa, sekali aja tapi ya. Janji?"

"Iyaa janjii."

Jari kelingking mereka bertemu dan keduanya sama sama salah tingkah. Entah apa yang mereka pikirkan, mereka sama sekali tidak ada rasa canggung dan malah terlihat sepetri orang pacaran pada umumnya.

Sesampainya di kedai ice cream, Salma excited untuk memesan pilihannya, ia sangat menyukai ice cream vanilla, sedangkan Rony menyukai ice cream cokelat. Setelah memesan, mereka duduk di area out dor karena Salma tahu bahwa Rony adalah cowok perokok.

"Umm enak bangeett, dinginn." ucap Salma dengan celemotan ice cream di pinggir bibirnya.

"Kayak bocil banget sih makannya, ini berantakan Caa." sambil mrngusap pinggir bibir Salma dengan ibu jarinya.

Siapa yang tidak salah tingkah mendapat perlakuan sepetri itu? aku penulisnya saja terbawa suasana.

Di malam itu mereka hanya membeli ice cream saja, karena Rony harus cepat cepat mengurus pekerjaannya lagi. Ia mengantar Salma hingga masuk ke dalam rumah dan kembali berpamitan kepada orang tuanya Salma.

"Om, tante, saya pamit ya."

"Iya nak, hati hati ya." ucap Wina dan Wijaya.

"Dadaahh." ucap Rony kepada Salma dengan melambaikan tangannya ke kanan dan ke kiri. Dan dibalas oleh Salma dengan senyuman manis dan lambaian kecil.

Beauty Flower's and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang