Seminggu berlalu, Rony sudah tidak menghampiri Salma lagi, itu yang membuat Salma yakin untuk menyudahi hubungan tanpa statusnya dengan Rony.
Walaupun ia takut akan reaksi orang tuanya, tetapi Salma harus berkata yang sejujurnya.
"Umm yah, Caca mau ngomong." Salma memulai pembicaraannya.
"Tinggal ngomong sih Ca, kenapa?"
"A-aku, putus yah."
"Ohh yaudah nak, semangat yaa."
Hanya itu jawaban Wijaya kepada anak semata wayangnya. Sebelumnya Wijaya yang menuntut Salma untuk menikah cepat cepat, tetapi responnya diluar dugaan Salma.
Dua hari lagi adalah hari kelahiran Salma, tinggal menghitung hari saja untuk mebgubah usianya dari 23 ke 24 tahun. Kini, sudah tidak ada lagi harapan Salma kepada Rony. Harapannya yang menikah di usia sebelum 25 tahun kandas begitu Saja.
***********************************
Setelah makan malam, Wijaya mendapat sebuah telepon dari seseorang yang Salma kenal juga.
"Gimana om? Salma ngomong apa aja hari ini?" tanya Rony pada Wijaya.
"Hahahaha dia ngambek kayaknya Ron, Caca bilang kalau dia putus samamu, terus om semangatin aja, abis itu dia langsung masuk ngurung diri di kamar. Kayaknya sedih deh hahahaha."
"Iya om, gapapa, aku sengaja kok. Terakhir kita ketemu aja dia diem sepanjang jalan, sampe sekarang dia ga nge wa aku, biasanya dia bawel."
"Iya Ron, jangan buat anakku kecewa yah, aku udah percaya samamu."
"Iya om, siapp. Acaranya jadi di tempat itu kan?"
"Jadi Ron, kamu yang siapin aja ya. Sama Nabila dan Paul kalau terlalu sibuk."
"Oke."
Itulah percakapan antara Rony dan Wijaya, keduanya sama sama menyimpan rahasia, entah apa rahasianya hingga mereka sepakat untuk menyembunyikan ini dari Salma.
***********************************
Sudah dua hari Salma tidak pergi bekerja, bahkan makan saja di dalam kamar. Baginya, masa sepetri ini adalah masa tersulit, karena sudah bertahun tahun Salma sendiri dan tidak memiliki perasaan kepada siapapun. Ketika sudah merasa cinta kepada seseorang yaitu Rony, dipatahkan begitu saja.
Tinggal menghitung jam saja, Salma berulang tahun. Biasanya, ia selalu semangat untuk merayakan ulang tahunnya, tetapi untuk kali ini tidak.
~Keesokan harinya ~
"Caa, ayo siap siap kan kita mau pergi dinner, kamu tau kan?"
"Iya bun, nanti jam 7 malem aku keluar kamar." jawab Salma singkat dan tanpa membuka pintu kamarnya.
"Aduh gue pake baju apaan ya." sambil memandangi walk in closetnya.
"Ah ngapain rapi rapi, kan cuma makan bertiga aja." pikiranya.
"Eh tapi gue puny baju baru yang belum pernah dipake, pake ini aja deh." batinnya.
Salma menggunakan dress yang menyerupai gaun berwarna biru navy dan ada sedikit motif dengan warna gold. Sedangkan ayah dan bundanya menggunakan baju full black, karena itu warna kesukaannya Salma.
"Mukanya ditekuk banget Ca, kenapa?" tanya Wina.
"Gapapa bun, aku lagi ga mood aja."
"Ga mood atau galau Ca? galauin siapa sih nakk??" ledek Wijaya kepada anaknya.
"Apaansih yah." kesal Salma.
Selama perjalanan menuju ke tempat itu, Salma tidak mengetahui ayah dan bundanya akan membawanya kemana. Salma tidak berharap apapun dari siapapun, tapi memang setiap hari ulang tahun Salma, Wijaya ataupun Wina mereka akan makan keluarga bersama.
"Ini mau kemana sih bun?" tanya Salma kepada bundanya, karena ia masih merajuk kepada Wijaya.
"Gatau Ca bunda juga, ayah yang cari tempatnya, bukan bunda." jawab Wina.
"Um, oke."
Setelah sampai di tempatnya Salma ditutup matanya oleh Wijaya. Walaupun masih merajuk, Salma tetap menuruti perintah ayahnya.
Salma berjalan dengan dipaoah kedua orang tuanya, melewati jalan bebatuan dan jalan berumput yang membuat Salma kebingungan.
Kebingungan Salma terjawab setelah penutup matanya dibuka. Ternyata, di hadapannya sudah ada Rony, dan teman temannya Salma beserta dengan dekorasi yang sangat mewah.
"HAH?!" ucapnya shock sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Kenapa Ca? kok kaget gitu sih?"
"Kamu ngapain disini Rony, kita udah gapunya hubungan apa apa, kita udah selesai."
"Aku tau, ayah kamu udah ngomong semuanya, dan kita sengaja."
"Sengaja? m-maksud kamu?"
"Iya kita semua sengaja bikin kamu marah dan ga mood, biar surprise kita berjalan dengan lancar."
"Apa suprisenya? begini doang? bisa bikin sendiri kali" omel Salma.
Dari posisi menghadap Salma, kini posisi Rony turun untuk berlutut kepada Salma, dengan kotak cincin dan isi cincin berlian, Rony berkata.
"I will marry you. Ini yang kamu mau kan Ca? kepastian dari aku?"
"RONYYY, APA APAAN SIH?"
"Iya Ca, aku serius sama kamu, mau yaa." pinta Rony.
Salma menangis senang dan terharu melihat perlakuan dari Rony. Ini pertama kalinya ia dilamar oleh seseorang dihadapan banyak orang bahkan di depan orang tuanya. Salma hanya membalas anggukan dan memeluk Rony dengan kencang.
"Makasih Ron, makasih udah buat aku percaya dan ga buat harapan aku sirna." bisik Salma di telinga Rony.
"Sama sama sayang, gimana? seneng ngga?"
"Seneenggg bangett, makasih yaa."
"Iya sayang, happy birthday yaa.." sambil mencium dahi Salma.
Bagi Salma, ini adalah hari ulang tahun terbaik miliknya, Rony dan yang lainnya sangat pintar untuk menyembunyikan ini semua. Salma pulang dengan keadaan hati yang gembira dan tidak ada lagi keraguan di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Flower's and Love
Roman d'amourSalma Gracia Putri Wijaya adalah seorang gadis pemilik toko bunga terbesar di Yogyakarta, bertemu dengan seorang duda kaya raya bernama Rony Putra Panduwinata pemilik perusahaan ternama di Jakarta. Mereka tidak sengaja bertemu saat Salma menghadiri...