==Part 17==

27 3 0
                                    

Jeongwoo terbangun di sebuah halte bis.

"LAH GUE KETIDURAN?!" Kaget jeongwoo saat nyawanya baru terkumpul.

"TO! HARTO!! HARUTO!!! WATANABE HARUTO!!!!" Kesal jeongwoo karna ia ditinggal.

"Kok gue bisa kesini yak?" Jeongwoo mencoba mengingat ingat.

Flashback on>>

Mereka berhenti di sebuah halte bis yang daerahnya cukup sepi.

"To lo tau dari mana nih tempat? Sepi bener" jeongwoo.

Haruto tersenyum saja.

"Ngantuk ngga sih to? Tidur bentar sabi nih!" Jeongwoo.

"Lo tidur, gue tinggal" haruto.

"Ngga asik lo to, bercanda doang juga" jeongwoo.

"Woo, kok sapu tangan gue baunya aneh ya?" Haruto.

"Ihh bau keringat lo! Btw tumben bawa sapu tangan biasanya lap keringat pakai kaos doang" jeongwoo.

"Ngga, serius woo, ini baunya aneh banget!"

Jeongwoo menatap muka haruto, sepertinya lelaki itu serius.

"Coba siniin" haruto memberi sapu tangannya sesuai permintaan jeongwoo.

"T-to? I-ini bau apaan sih? G-gue jadi pusing ser—" jeongwoo pingsan.

Haruto tertawa keras. "Lemah lo! Diginiin aja langsung pingsan, kayak yang gue bilang 'lo tidur, gue tinggal' dan inilah saatnya gue harus pergi, bye park jeongwoo"

"Haruto...? Gue salah apa sama lo...?" Batin jeongwoo yang ternyata masih sadar walau sedikit, ia juga masih bisa mendengar sekitarnya.

Flashback off>>

"Wah wah, kerjaan bapak watanabe hartanto ternyata, awas aja dia!" Jeongwoo bersiap pulang dengan sepedanya.

"Hari kok gelap banget? Jam berapa sih sekarang? Bodo amat dah, eh itu haruto ya? Kayaknya ngga deh, bayangannya kayak cewek, astaga merinding gue! Dia pegang apaan tuh...? P-pisau...? Mampus gue mampus!!" Jeongwoo segera mengayuh sepedanya agar menjauh dari wanita tadi.

"Haruto bener bener! Main ninggalin gue pas dia bikin gue hilang kesadaran!!" Kesal jeongwoo sambil terus mengayuh.

Ia berhenti sebentar. Mengapa ia malah nyasar di sebuah jembatan dengan penerangan yang remang remang, mana disana ngga ada orang satu pun kecuali jeongwoo dan... wanita yang mengejarnya tadi! Oh tidak! Jeongwoo memutar balik sepedanya dan berniat akan pergi sejauh mungkin dari daerah itu, tak peduli harus melewati wanita itu.

"Maaf!" Ujar jeongwoo sambil menendang wanita tadi agar menjauh.

Jeongwoo ternyata masih saja dikejar oleh wanita yang berpisau tadi, jeongwoo berhenti di sebuah rumah tua.

"Permisi!" Jeongwoo berteriak akibat panik.

Ceklek!

"Ada apa nak?" Seorang nenek keluar dari rumah itu.

"Wah cucuku datang! Ayo masuk nak..." ucap nenek itu tiba tiba dan diiyakan saja oleh jeongwoo.

Saat didalam nenek itu merubah ekspresi wajahnya, yang semula tersenyum menjadi khawatir.

"Kau tak apa nak? Apa kau dikejar wanita berpisau itu?" Tanya nenek itu.

Jeongwoo mengangguk dengan bibirnya yang sudah pucat.

"Mengapa kau bisa sampai sini nak? Kami saja yang sudah lama tinggal disini tak berani keluar rumah malam malam begini karna wanita itu selalu berkeliaran dengan pisaunya" Jelas nenek itu.

THE TEROR CLOWN || TREASURE - OT12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang