bab 2

647 37 1
                                    

Selamat membaca,

at Hospital

keesokan harinya ketika Arun kembali membuka matanya berharap jika dirinya bertransmigrasi merupakan sebuah mimpi belaka tetapi kenyataannya dirinya sekarang menjadi Anastasya

namun kenapa tubuh ini belum memberinya ingatan?

"hah,kenapa aku harus kembali hidup seharusnya aku sudah pergi selamanya"monolog Arun

"Tasya hidupmu sesulit itu ya,kita sama kok"ucap Arun

"Tapi kenapa kamu memilihku untuk memasuki tubuhmu?tidak taukah kamu aku lelah sya"ucap Arun tanpa sadar air matanya luruh seketika

"Karena aku tau kamu adalah orang yang kuat Arun,semangat ya aku selalu bersamamu"ucap Anastasya sambil memeluk Arun

"Tasya?itu kamu"tanya Arun

"Iya,ini tasya"ucap Anastasya

"Akhirnya kamu datang, kenapa kamu membawaku kesini disaat aku sudah menyerah dan lelah"ucap Arun sesegukan

"Lelahmu akan menjadi bahagia tunggu sebentar lagi"ucap Anastasya menyakinkan

"Kapan waktunya?"tanya Arun

"Sudah dulu ya Arun,aku akan memberikanmu ingatanku"ucap Anastasya lalu menghilang

Tiba-tiba kepala Arun terasa sakit dan ingatan Anastasya muncul,

"KAMU ANAK PEMBAWA SIAL"teriak mama Tasya

"harusnya saya tidak membiarkanmu hidup dirumah saya"ucap mamanya dingin

ctass...

ctass...

ctass...

"sudah cukup tasya mohon"ucap tasya menangis sesenggukan

"diam,sekarang hitung"ucap mama tasya

ctass...

"satu"ucap tasya

ctass...

"dua"ucap tasya

ctass...

"tiga"ucap tasya

ctass...

"empat"ucap tasya

ctass...

"lima"ucap tasya lirih

"terima hukumanmu dengan tetap disini selama beberapa hari"ucap sang mama lalu pergi

"SEBENARNYA TASYA INI ANAK MAMA ATAU BUKAN?"teriak tasya

"Kamu bukan anak saya dan saya menyesal melahirkan dirimu"ucap mamanya dingin

"Sebegitu buruk ya,aku dimata kalian?baiklah aku tidak akan menapakkan diri didepan kalian"ucap tasya dengan tatapan kosong

"ternyata hidup tidak memperbolehkan aku bahagia"ucap tasya lalu melangkah ke meja belajar untuk mengambil sebuah pisau dan berjalan menuju balkon

"Selamat tinggal mama dan kakak semua,semoga kalian hidup bahagia tanpa Tasya"ucap Tasya kemudian melukai tangannya menggunakan pisau lalu melompat ke dalam kolam renang

"Seperti ini memang akhir dari semuanya,tapi aku tidak tega meninggalkan bibi"ucap tasya lirih

"Semoga ada jiwa baru yang lebih kuat untuk bertahan sebagai diriku"ucap tasya
kemudian kegelapan merenggut kesadaran tasya

~•~

"hah,gilaa banget si mamanya Tasya"ucap Arun geram

"mereka ingin tasya menjauh bukan?selamat keinginan mereka akan terkabul"ucap Arun menyeringai

"Semangat Arun hidupmu akan kembali sulit"ucap Arun menyemangati dirinya sendiri

Setelah mendapatkan Tasya yang ternyata benar jika mereka itu sama malah hidup Tasya lebih sulit,
Arun benci ketika ada seseorang yang melakukan kekerasan fisik

mulai dari sekarang Arun akan memberi mereka pelajaran yang setimpal sehingga membuat penyesalan tanpa arti

Bersambung...

halo,adakah yang membaca book ini?

terimakasih semuanya

Aruna to Anastasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang