Selamat membaca~
Keesokan harinya,
Tasya bangun dari tidur dan ternyata dirinya masih berada di rumah Bu Risma,ternyata apa yang di alami kemarin bukanlah mimpi akhirnya Tasya merasakan mempunyai seorang ibu yang menyayanginya setelah dua kali gagal dalam mendapatkan kasih sayang seorang ibu.Sungguh Tasya merasa mendapatkan sebuah anugerah dari Tuhan setelah apa yang dia rasakan selama ini akhirnya dirinya mendapatkan sedikit kebahagiaan walaupun kenyataannya dirinya masih terjebak dalam belenggu keluarga Bramantyo yang mungkin bisa saja mencarinya?
Terlihat tidak mungkin bahwa mereka masih mengharapkan untuk Tasya kembali menjadi bagian keluarga Bramantyo.
"Mana mungkin mereka menghabiskan tenaga untuk mecariku?"gumam Tasya
Ketika sedang memikirkan keluarganya tiba-tiba kakinya ditepuk oleh tangan kecil,
"Kak Anas"panggil lani
"Ada apa lani?"tanya Tasya lembut kemudian mengangkat lani ke kasur
"Kakak,kenapa melamun?"tanya lani
"Kakak nggak papa kok"ucap Tasya tersenyum
"Kakak disuruh ibu makan sama katanya mau di ajak ke pasar"ucap lani
"Iyaa lani,kakak bersiap dulu ya"ucap Tasya
"Lani boleh ikut nggak?"tanya lani
"Boleh dong"ucap Tasya
"Yeay,asik"ucap lani senang
"Yaudah,lani keluar yaa kakk"ucap lani lalu meninggalkan kamar Tasya
"Nanti kakak susul"ucap Tasya
"Okee"ucap lani
Akhirnya Tasya bersiap dan mandi sebelum pergi bersama ibu Risma ke pasar untuk membeli baju untuk dirinya.
Disisi lain,
Vero bersama bi Yanti kebingungan mencari Tasya dimana karena tidak mengenal
siapa saja teman Tasya.
Sungguh Vero takut jika terjadi sesuatu kepada adik bungsunya,"Nona Vero,apa kita tidak melapor saja?"saran bi Yanti
"Ini belum lebih sehari Tasya hilang bi"ucap Vero
"Terakhir tasya pergi dari rumah sakit dan meninggalkan surat ini tidak ada kabar keberadaannya"ucap Vero sedih
"Saya yakin nona Tasya baik-baik saja"ucap bi Yanti menyakinkan
"Coba kita tanya nona Liona saja"usul bi Yanti
"Ooh iya,bener juga bi"ucap Vero
Kemudian Vero menelpon Liona untuk menanyakan keberadaan tasya,
"Halo?"ucap Liona
"Halo Liona"ucap Vero
"Iya betull,dengan siapa?"tanya Liona
"Saya Vero,Kakak kembar Tasya"ucap Vero
"Baik,ada apa ya kak?"ucap Liona
"Apakah kamu tau keberadaan dimana sekarang? kemarin Tasya kabur dari rumah sakit "ucap Vero
"Apa?!Tasya kabur?"ucap Liona terkejut
"Iyaa Liona,apakah sekarang kamu sedang bersama Tasya?"tanya Vero
"Maaf kakk,saya tidak bersama Tasya sekarang karena saya terakhir melihatnya ketika berada di sekolah dua hari yang lalu dan saat itu Tasya memang terlihat sangat murung"ucap Liona menjelaskan
"Benarkah?terlihat murung?"tanya Vero
"Iyaa kak"ucap Liona
"Tolong kalau kamu mengetahui keberadaan Tasya,kabari saya dan sekalian tanyakan kepada teman Tasya yang lain tentang keberadaan Tasya ya"ucap Vero
"Baik kak,saya akan membantu mencari Tasya"ucap Liona
"Sudah dulu ya"ucap Vero
"Baik kak"ucap Liona
Setelah itu Vero menutup telfonnya dan kemudian menangis dalam diam,
kemudian bi Yanti yang melihat itu memeluk Vero sembari menenangkannya"Sudah Non Vero,jangan nangis ya"ucap bi Yanti
"Tapi tasya sekarang dimana bi?"ucap Vero sesegukan
"Kenapa di saat Vero ingin memperbaiki hubungan dengan Tasya rasanya seperti takdir malah menjauhkan Tasya,aku cuman pengen jadi Kaka yang baik"ucap Vero
"Non Vero,sudah mulai mau menyayangi nona Tasya itu sudah langkah awal menjadi Kaka yang baik"ucap bi Yanti
"Saya yakin akan ada saat bagi keluarga Bramantyo untuk bahagia"ucap bi Yanti
"Semoga hal itu akan terjadi segera"ucap Vero
Tanpa mereka sadari ternyata ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan mereka dan ikut menangis,
"Dia beneran pergi?Kenapa rasanya sakit banget"ucapnya sambil memegang dadanya
Bersambung.....
Hai guyss,aku update lagi hihiMaaf yaa kalau ceritanya kesannya berbelit-belit :)
Makasih buat yang masih setia baca,love you guys💗
Satu lagi buat yang minat follow akun Arun silahkan cari @aruna.putri._
Terimakasih banyak yaa buat dukungan kalian selama ini,peluk jauh buat kalian semua🤗💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna to Anastasya
Genç Kurguberkisah tentang seorang gadis bernama Aruna Putri Mahardika berusia 17 tahun yang dibenci karena dinyatakan penyebab kematian sang papa oleh keluarganya sendiri "Arun capek pengen nyusul papa aja, maafin aku tapi aku udah ngak kuat sama perbuatan...