Selamat membaca~
Tasya sudah sampai di rumahnya langsung pergi menu kamarnya karena jujur dirinya lelah sekali hari ini,
Setelah sampai dikamarnya dirinya mandi dan kemudian tidur,
Sesaat setelah menutup matanya dirinya terbangun dan berada di sebuah taman yang cantik juga terdapat sebuah kursi di depan danau sangat menarik tetapi ada hal yang membuat Arun lebih tertarik yaitu seorang lelaki dewasa,Arun atau Tasya,melangkah menuju kursi itu dan dirinya terkejut ketika mengetahui siapa yang berada di kursi itu membuatnya menangis tanpa suara
"papa"lirih Arun
"Ini beneran?"ucap Arun
"Iya,ini papa nak"ucap sang papa sambil tersenyum
"Arun kangen papa"ucap Arun langsung memeluk papanya
"Papa juga nak"ucap sang papa
"Kamu cape ya?"tanya sang papa
"Iya pa,kenapa kehidupan kedua Arun tidak jauh berbeda dengan yang dulu"ucap Arun sembari menangis dengan kepala yang bersandar kepada papanya
"Sabar ya nak,papa yakin kali ini akan ada pelangi buat kamu"ucap sang papa sambil menepuk pelan kepala Arun untuk menenangkannya
"Tapi kapan?Papa tau keluarga Arun yang sekarang membenci bahkan untuk peduli pada Arun pun mereka tidak pernah seperti mamah dulu"ucap Arun
"Sebentar lagi nak"ucap sang papa
"Sekarang mama lagi apa ya?"tanya Arun tiba-tiba
"Kenapa tiba-tiba bertanya mama?"sahut sang papa
"Arun kangen mama,
meskipun mama jahat tetapi beliau tetap yang orang tua Arun"ucap Arun"Kamu anak yang baik"ucap sang papa tersenyum bangga
"Mama mu sekarang menerima karma penyesalan karena menyiksamu Arun"ucap sang papa sedih
"Pah?mana mungkin mamah menyesal"ucap Arun tidak percaya
"Itu kebenaran Arun"ucap sang papa
"Kamu kangen papa kan?apa kamu ingin bersepeda bersama papa?karena waktu kita bertemu tidak banyak"ucap sang papa
"Papa mau ninggalin Arun lagi?"ucap Arun sedih
"Tidak nak,papa akan selalu bersama Arun"ucap sang papa yakin
"Kita akan bertemu lagi Arun"lanjut sang papa
"Baiklah,papa sudah berjanji"ucap Arun senang
"Ayo kita bersepeda pa"ucap Arun bersemangat
"Tapi aku tidak ada melihat sepeda disekitar sini?"ucap Arun bingung
"Benarkah?coba liat samping kirimu"ucap sang papa
Seperti kata sang papa Arun pun menengok ke sebelah kirinya dan melihat dua sepeda,
"Wah,ada sepeda"ucap Arun senang
"Ayo kita bersepeda"ajak sang papa
"Ayo pah"sahut Arun riang
Akhirnya Arun dan papanya bersepeda mengitari taman ini selama hampir setengah jam lalu sang papa berpamitan dengan Arun kemudian Arun terbangun dari tidurnya karena mendengar alarm waktu untuk belajarnya sudah berbunyi.
Bersambung....
terimakasih banyak untuk semua yang baca cerita inii,
pokoknya love you all
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna to Anastasya
Teen Fictionberkisah tentang seorang gadis bernama Aruna Putri Mahardika berusia 17 tahun yang dibenci karena dinyatakan penyebab kematian sang papa oleh keluarganya sendiri "Arun capek pengen nyusul papa aja, maafin aku tapi aku udah ngak kuat sama perbuatan...