bab 28

118 9 0
                                    

Selamat membaca~

Keesokan harinya,
Tasya termenung di depan meja belajarnya sembari memikirkan tentang keputusan yang harus di ambil, tetapi jujur masih ada keraguan dalam hati Tasya.

"Apa mungkin mereka mencariku?"pikir Tasya

"Tapi kan aku dianggap pembunuh oleh mereka"lanjutnya

"Yatuhan,aku harus bagaimana"ucap Tasya frustasi

Namun, setelahnya tiba-tiba Tasya menangis.

"Aku takut mereka menyakitiku lagi"ucap Tasya sembari menangis sesegukan

"Tasya?Tasya!"panggilnya berharap Tasya asli datang

Tidak lama kemudian tiba-tiba ada sebuah suara,

"Ada apa Arun?"tanya Tasya

"Tasya"ucap Arun sambil berlari menghampiri Tasya dan memeluknya

"Tasyaa"rengek Arun

"Ada apa hm"ucap Tasya

"Aku tidak tahu harus berbuat apa"ucap Arun menangis lagi

"Arunn"ucap Tasya menggenggam tangan Arun

"Hei,dengarkan aku,semua keputusan ada padamu dan tolong gunakan hatimu untuk mengambil keputusan kali ini"ucap Tasya

"Karena ada banyak orang yang menyayangimu dan membutuhkan kehadiranmu,sayangg"ucap Tasya

"Tapi aku takut salah langkah dan menghancurkan hati banyak orang"ucap Arun cemberut

"Hei,jangan takut untuk memulai lembaran baru dengan memaafkan luka yang dulu juga membuat lembaran baru"ucap Tasya

"Arun,aku punya sesuatu untukmu"ucap Tasya

"Apaa,Tasya?"tanya Arun

"Sebuah kalung"ucap Tasya kemudian memasangkan kalung ke leher Tasya

"Kalung untuk apa?"Tanya Arun bingung

"Kalung ini ajaib,kamu akan mengetahui ketika seseorang merindukanmu dan memikirkanmu"ucap Tasya

"Wow!,kamu dapat darimana?"tanya Arun penasaran

"Itu tidak penting"ucap Tasya seadanya

"Dih,dasar"ucap Arun ngambek

"Hehehe"ucap Tasya cengengesan

"Baiklah,kalau begitu aku pamit ya"ucap Tasya kemudian menghilang

"Eh?!tunggu dulu"ucap Arun menoleh tetapi Tasya sudah hilang

setelah kepergian Tasya di meja yang sama Arun terdiam memikirkan tentang ucapan Tasya yang mengatakan kalung ini ajaib

"Apakah benar ya?"pikir Tasya

"Sudahlah,besok saja yang memikirkannya"ucap tasya

"Mending aku pergi kepasar beli bahan makanan"ucap Tasya kemudian mengambil tas juga dompet

Tasya masuk kedalam rumah dan memanggil sang ibu

"Ibu"panggil Tasya

"Iya,nak Anas?"ucap ibunya

"Aku mau ke pasar,ibu mau ikut tidak?"ucap Tasya

"Ayoo nakk,ibu ikut"ucap sang ibu

Akhirnya mereka berdua pergi kepasar sedangkan lani masih terlelap di kamarnya.

At Bramantyo house,

Terdapat seorang dari kakak kembar Tasya yaitu Vero sedang menelpon seseorang,

"Halo,apakah belum ada perkembangan?"tanya Vero

"Belum ver"ucap temannya

"Aku sudah menanyakan pada teman Tasya tapi mereka bahkan tidak tahu kalau Tasya pergi"ucap vero

"Tolong bantu sampai Tasya ketemu"ucap Vero lagi

"Iyaa,tapi kamu harus ingat janji itu"ucap temannya

"Ish,aku selalu ingat"ucap Vero kesal

"Baguss"ucap temannya puas

"Yaudah,aku tutup ini mau ada rapat"ucap temannya lagi

"Iyaa, terimakasih banyak"ucap Vero

"Tidak masalah,Veronica"ucap temannya

Tut..

"Hah"ucap Vero kemudian merebahkan tubuhnya

"Tasya,kamu dimana sebenarnya?"ucap Vero bingung

"Aku rindu syaa"ucap aku lesu

Kembali ke Tasya,

Tasya denger suara yang entah dari mana asalnya,

"Kangen sama aku?"bingung tasya

"Itu Suara Kak Vero" gumam Tasya

"Apa aku salah dengar? Katanya dia kangen sama aku?" kata Tasya

Membuat Tasya yakin bahwa kalung ini memang ajaib dan bisa mengetahui ketika seseorang merindukannya.

"Aku juga kangen kakak"ucap Tasya lirih

Sungguh membingungkan kehidupannya yang sekarang,sangat rumit dan penuh plot twist

Bersambung....
Haloo aloo

Maaf yaa alurnya lama tentang Tasya hilang..

Kalau udah 10rb nanti aku bikin kelanjutan Tasya ketemu keluarganya deh.

jujur aku juga kasian ke Tasya tapi ke Vero yang effort cari Tasya sedangkan saudaranya yang lain malah diem aja cerita

Aruna to Anastasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang