Selamat membaca~
Keesokan harinya Tasya sudah siuman dan ketika Tasya membuka mata menyadari bahwa dirinya berada dirumah sakit yang artinya ada seseorang yang membawanya kemari,
Tetapi siapa yang membawanya kemari?apakah bibi?mungkin bibi yang membawanya pikir Tasya yang kemudian menyadari sebuah barang milik kakaknya yaitu Vero berada di meja samping bankarnya,
"Loh,itu bukannya punya kak Vero?"gumam Tasya terkejut
Apakah mungkin kakak itu yang membawa Tasya kemari tapi bukannya mereka juga membenci tasya seperti sang mama, jikalau benar kakaknya sudah menyayangi Tasya dirinya merasa sedih karena seharusnya Tasya asli yang mendapatkan kasih sayang ini,
Tiba-tiba ada bayangan datang membuatnya sedikit terkejut,
”Kamu juga pantas Arun”ucap Tasya asli
”Tasya?”ucap Arun
”Iya ini aku”jawab Tasya
tersenyum”Maaf karena membuat kamu terlibat dalam masalahku”ucap Tasya merasa bersalah kemudian memeluk Arun
”Mungkin ini sudah takdir syaa”ucap Arun sambil tersenyum
”Tetapi maaf syaa, sekarang aku akan pergi dari rumahmu itu dan meninggalkan mereka sungguh aku terlalu muak dengan semua ini”ucap Arun
”Baiklah,tapi yang kamu harus tau masih ada orang-orang yang menyayangimu hm”ucap Tasya
”Termasuk kamu?”tanya Arun
”Iya,termasuk aku”ucap Tasya kemudian mengecup kening Arun
”Tasya!”pekik Arun kaget
”kenapa?”bingung Tasya
”kamu ngapain tadi”ucap Arun dengan tidak santainya
”emang aku ngapain coba"ucap Tasya pura-pura tidak mengerti
”terserah kamu sya”ucap Arun kesal
”yaudah deh,maaf yaa”ucap Tasya merasa bersalah
”kamu harus kuat ya,akan ada akhir yang baik bagi setiap orang yang bertahan”,ucap Tasya
”tapi kamu kenapa nggak bertahan?”tanya Arun membuat Tasya tertegun
”karena aku sudah terlalu lelah"ucap Arun tersenyum
”kamu kira aku engga lelah”ucap Arun
”Arun,udah dulu yaa”pamit Tasya
”cepet banget?”ucap Arun sedih
”Aku bakalan sering menemui mu”ucap Tasya yakin
”janji ya"ucap Arun
”janji dek”ucap Tasya
kemudian pergi dari ruanganAkhirnya sekarang dirinya sendirian lagi di kamar ini, setelah sekian lama berdiam diri akhirnya Tasya memutuskan untuk menyusun rencana pergi dari rumah sakit ini setelah berhasil keluar dari kamar gelap.
Tasya menulis sepucuk surat dari alat tulis di tinggalkan oleh sang Kakak,
To kak Vero,
Kakak kemarin yang bawa adek kesini ya? makasih dan maaf karena merepotkan Kaka, sesuai janjiku kepada mamah bahwa ketika aku sudah lolos dari kamar gelap maka akan pergi dari jangkauan kalian semua dan tidak akan lagi mencari perhatian kalian.
Tasya lelah dengan semua ini,
mamah dan kalian yang selalu menyalahkan Tasya,
Jika waktu bisa di ulang Tasya lebih memilih mati ketimbang papah yang mati,
Sudah saatnya tasya pergi, seperti permintaan kalian,jaga diri baik-baik yaa,Dari tasya
Dirinya bangkit dari tempat tidur dan pergi keluar untuk
mengintip apakah ada orang yang lewat di depan ruangan ini,
Setelah dirasa tidak ada orang akhirnya Tasya pergi menyelinap keluar dan berjalan mengendap-endap menuju ke luar rumah sakit,Meskipun harus berakting layaknya pencuri akhirnya dirinya sampai di depan pintu rumah sakit,
Saat ini melangkah keluar dirinya di hadang oleh satpam,
"Maaf mbak,anda mau kemana ya?"ucap satpam
"Saya mau keluar situ pak"ucap Tasya tenang
"Apakah ada sesuatu?"ucap satpam
"Kaka saya mau menemui saya di depan"ucap Tasya
"Perlu saya antar?"tawar satpam
"Nggak perlu pak"ucap Tasya
"Baiklah kalau begitu"ucap satpam kemudian mengizinkan Tasya keluar
Akhirnya setelah perjuangan Tasya untuk keluar dari rumah sakit dirinya telah benar-benar berhasil,
Tasya kemudian mencari taksi untuk membawanya pergi dari kawasan rumah sakit untuk menuju ketempat yang jauh dari jangkauan keluarganya.
Yaitu,
Ke sebuah pantai.Tempat dimana di kehidupan dulu dirinya suka menenangkan diri dengan pergi ke sebuah pantai.
Bersambung...
Hallo,saya update lagi hehe
Buat yang besok Senin masuk semangat yaa,
Untung saya masih tanggal 22 masuknya
Makasih buat yang masih setia baca ceritaku,
love you guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna to Anastasya
Novela Juvenilberkisah tentang seorang gadis bernama Aruna Putri Mahardika berusia 17 tahun yang dibenci karena dinyatakan penyebab kematian sang papa oleh keluarganya sendiri "Arun capek pengen nyusul papa aja, maafin aku tapi aku udah ngak kuat sama perbuatan...