bab 25

227 16 1
                                    

Selamat membaca~

At pantai
Tidak dapat dipungkiri Tasya begitu bahagia karena mendapatkan sebuah keluarga baru tetapi ada rasa rindu terbesit dalam pikirannya terhadap orang yang menyayanginya

Namun,untuk kembali ke mansion Bramantyo merupakan sebuah hal yang tidak bisa Tasya lakukan karena dirinya begitu terluka oleh ucapan kelurganya.
Sungguh dirinya terlalu lelah dengan segala hal yang terjadi dalam kehidupan keduanya ini,

"Aku bahagia disini,tetapi diri ini rindu"gumam Tasya

"Papa,kenapa dunia ini terasa menyakitkan"ucap Tasya kemudian meneteskan air mata

"Aku cuman pengen hidup seperti dulu"ucap Tasya

Tasya terduduk di pinggir pantai sambil menangis sesegukan,
ternyata yang namanya kebahagiaan tidak akan bertahan lama.

Seperti kata pepatah janganlah terlalu bahagia karena akan berakhir sedih begitupun sebaliknya

"Nakk"panggil ibu

"Nakk Anas,kamu kenapa?"tanya ibu khawatir

"Eh?aku..aku nggak papa kokk Bu"ucap Tasya kemudian menghapus jejak air matanya

"Jangan bohong"ucap ibu kemudian memeluk Tasya

"Kamu kalau ada apa-apa bilang ke ibu yaa,biar bagaimanapun sekarang kamu sudah ibu anggap sebagai anak ibu sendiri"ucap sang ibu

"Terimakasih banyakk Bu"ucap Tasya sambil menangis

"Aku nggak pernah merasakan perasaan seperti ini,tidak bisa dipungkiri bahwa ternyata setiap luka mempunyai obat"ucap Tasya

"Ada masa dimana kita harus terlihat lemah sejenak karena menjadi kuat terus-menerus itu melelahkan"ucap sang ibu

"Aku lelah Bu,tetapi aku percaya pertolongan Allah itu nyata setiap hal yang terjadi dalam hidupku pasti merupakan takdir untuk membuatku lebih kuat"ucap Tasya

"Nah,itu kamu tau nak"ucap ibu

"Jadi jangan nangis lagi,nggak ada artinya tangisanmu ketika bahkan dunia tetap berjalan disaat kamu terpuruk"ucap sang ibu

"Coba kamu liat kebelakang"ucap sang ibu

Kemudian tasya menoleh kebelakang dan terdapat banyak orang yang berlalu lalang seakan tidak terjadi apa-apa bahkan ada yang tertawa bahagia dan hal tersebut membuat Tasya terdiam sejenak

"Ternyata ketika aku terpuruk seperti ini,bahkan dunia masih berjalan seperti biasanya"pikir Tasya

"Nak Anas,kebahagiaanmu ada di tanganmu sendiri dan setiap apa yang kamu pikirkan pasti akan terjadi di masa depan jadi jangan buat pikiran negatif juga membuat dirimu terluka"ucap sang ibu

"Apakah aku terlalu berharap lebih Bu?"ucap Tasya

"Tidak nakk,ibu tau kamu hanya ingin dimengerti oleh orang lain"ucap sang ibu

"Sudah cukup,mari kita pulang"ucap sang ibu tersenyum sembari menghapus jejak air mata Tasya

"KAK ANAS"teriak lani sambil berlari kearah Tasya dan sang ibu

"Kakak kenapa menangis?"tanya lani setelah melihat keadaan Tasya kemudian menahan tangisannya juga

"Ehh?!kakak ngga nangis kokk!"ucap Tasya kemudian menggendong lani

"Kakak cuman kelilipan sayang"ucap Tasya berbohong

"Kakak bohong ya?"tanya lani cemberut

"Enggak kokk,mau kakak belikan es krim?"ucap Tasya mengalihkan pembicaraan

"Mauu"ucap lani

"Tapi jangan kebanyakan makan es krim yaa"peringat sang ibu

"Siap ibuu"ucap lani

Akhirnya mereka bertiga pergi menuju ke toko es krim dan membeli beberapa es krim untuk lani agar tidak cemberut lagi.

Bersambung....
Hai haii,apa kabar semuanyaaa?semoga kalian selalu bahagia dan jangan lupa jaga kesehatan

Terimakasih karena masih setia membaca ceritaku hehe
Love you guyss

Aruna to Anastasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang