Selamat membaca,
At mansion Bramantyo
setelah menempuh perjalanan dari rumah sakit akhirnya mereka pun sampai di depan mansion Bramantyo dan Arun semakin tak tenang
"Akhirnya hidup baruku akan segera dimulai, sepertinya akan ada banyak drama disini"batin arun
"nona"panggil bi yanti menyadarkan Tasya
"eh,iya bi"jawab Tasya
"kita sudah sampai,mari turun"ajak bi Yanti
"Oke bi"jawab Tasya
"Nona bisa tidak berjalan sendiri?kalau tidak tunggu ya bibi mau ambil barang dulu"ucap bi yanti
"Aku tunggu bibi aja deh"ucap Tasya
"Baik nona"ucap bi Yanti
"Pak gandi,tolong bantu bawa barang"ucap Yanti
"Siap bi"ucap pak gandi lalu membantu membawa barang dari bagasi mobil
"Sudah selesai nona,mari masuk"ajak bi Yanti
"Masuk mansionnya ngak bisa di pending ya bi?"tanya Tasya
"Loh?kenapa nona"bingung bi Yanti
"takut mereka ngak menerima kepulanganku"jelas Tasya
"Nona harusnya tidak berpikir seperti itu, bagaimanapun mereka keluarga nona"ucap bi Yanti
"Baiklah bi,ayo masuk"ucap Tasya
Kemudian mereka bertiga masuk ke dalam mansion dan saat melewati ruang keluarga ternyata ada para Kakak Anastasya yang sedang berkumpul
"Eh,ada anak sialan tu"ucap Shera
"Darimana aja seminggu kok ngilang? kenapa ngak sekalian ngilang selamanya aja"ucap Resta
"Bener tuh,biar hidup kita tenang"ucap Vera
Sedangkan Vero hanya diam dan menampakkan wajah datar meskipun dalam hati merasa lega karena sang adik sudah sembuh,
karena Vero tau bahwa adiknya mencoba untuk bunuh diri dan semenjak itu Vero menjadi merasa bersalah atas semua yang dia lakukan ternyata adik bungsunya itu.
"Nona muda baru saja pulang dari rumah sakit"ucap bi Yanti
"Ngapain tu anak ke rumah sakit?cuman ngabisin uang aja kerjaannya"ucap Resta sarkas membuat Arun mengeram kesal
"Apa tadi katanya? menghabiskan uang?ngak ngaca apa,sialan"batin Tasya geram
"Sudah cukup para nona, sekarang saya akan mengantar nona muda ke kamarnya"ucap bi Yanti lalu membawa Arun ke kamar Anastasya
"Cuih,dasar anak sialan itu"ucap Resta
"Bocah lemah"ucap shera
"Pakek masuk rumah sakit segala"sahut Vera
Sedangkan Vero diam dan kembali fokus menonton televisi
"Dek,apakah kamu sudah membenci kami?"pikiran Vero berkelana ketika membayangkan wajah adiknya yang menatap mereka dingin dan terkesan benci
Setelah kejadian tadi mereka kembali dengan kesibukan masing-masing seakan tak terjadi apapun,
tanpa mereka sadari adik mereka telah pergi selamanya sejak satu minggu yang laluBersambung...
Halo guys, terimakasih buat yang udah baca
lope you
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna to Anastasya
Teen Fictionberkisah tentang seorang gadis bernama Aruna Putri Mahardika berusia 17 tahun yang dibenci karena dinyatakan penyebab kematian sang papa oleh keluarganya sendiri "Arun capek pengen nyusul papa aja, maafin aku tapi aku udah ngak kuat sama perbuatan...