bab 29

78 7 0
                                    

Selamat membaca~

Terhitung dua bulan Tasya pergi dari rumah, sejujurnya dirinya sangat merindukan keluarganya tetapi untuk kembali.tidak akan mungkin

saat ini Tasya sedang duduk di sebuah taman dengan termenung,

"Papa,kenapa hidupku tak pernah bahagia ya?"ucap Tasya

"Aku cuman pengen hidup bahagia tetapi kenapa rasanya tidak mungkin"ucap Tasya kemudian menangis

Tanpa disadari Tasya ternyata sedari tadi ada seseorang yang memperhatikannya dan itu adalah Vero.

Vero yang awalnya hanya ingin berjalan-jalan saja,tidak menyangka akan bertemu sang adik bungsunya,ingin mendekati Tasya tapi urung ketika melihat Tasya menangis dan itu membuat Vero ingin memeluknya dengan erat

"Adek,kakak kangen"ucap Vero

"Meskipun kakak nggak bisa melihat secara dekat,begini saja sudah cukup"ucap Vero tersenyum tipis

"Aku harus mencari tahu,Tasya tinggal dimana"ucap Vero lagi

Beberapa menit kemudian Tasya pergi dari taman dan Vero mengikuti Tasya secara diam-diam.

Disisi lain Tasya,berjalan menuju kerumah yang selama ini jadi tempat persembunyiannya,
Tasya merasa ada yang mengikutinya

"Nggak ada siapa-siapa"ucap Tasya setelah menoleh kebelakang dan tidak menemukan siapapun

"Mungkin hanya perasaanku saja"ucap Tasya kemudian melanjutkan jalannya

Vero yang hampir ketauan, bersembunyi di balik pohon merasa lega

"Hampir saja aku ketauan"ucap Vero

"Mantap ni pohon untuk disini hahah"ucap Vero merasa senang karena ada sebuah pohon yang mampu menutupinya

5 menit kemudian..
Akhirnya Tasya sampai dirumah dan disambut oleh lani,

"Kak Anas!"teriak Anas kemudian memeluk Tasya

"Lanii!"ucap Tasya merentangkan tangannya

"Kakak darimana?"tanya lani yang berada di gendongan Tasya

"Kakak,habis dari taman"jelas Tasya

"Ayo kita makan,kak"ucap lani mengajak Tasya masuk

"Ayo lani,dimana ibu?"ucap Tasya

"Ibu sedang menyiapkan makanan untuk kita"ucap lani

"Baiklah,mari kita bantu ibu"ucap Tasya

Kemudian Tasya dan lani memasuki rumah,

Vero yang sedari tadi melihat obrolan Tasya dan lani merasa sedikit iri karena adiknya terlihat bahagia ketika mengobrol tadi, tatapi disisi Vero juga bahagia karena Tasya akhirnya merasakan bagaimana memiliki keluarga yang menyayanginya

"Tasya,sepertinya kamu lebih bahagia disini"ucap Vero tersenyum tetapi matanya basah

"Apakah sudah terlambat bagi kakak untuk mendapatkan maafmu?"monolog vero

"Untuk sekarang yang terpenting aku sudah menemukan keberadaan Tasya"ucap Vero kemudian pergi dari rumah Tasya

At masion Bramantyo
Terdapat seseorang yang sedang duduk di kursi besar ruang tamu itu adalah nyonya Bramantyo.

Semenjak Tasya pergi mamanya menjadi merasa bersalah dan merenung tentang semua hal buruk yang dirinya terhadap sang anak bungsu,

"Tasya,mamah kangen"ucap mama sambil menangis

"Mas,aku gagal sebagai seorang ibu"lanjut mama

"Aku berharap semoga masih ada kesempatan untuk merubah semuanya dan kembali seperti dulu"ucap mama

Flashback
Hari ini adalah hari ulang tahun Tasya yang ke 7 tahun.semua anggota keluarga mempersiapkan acara untuk perayaan ulang tahun sang anak bungsu Bramantyo,

"Happy birthday,anak bungsu mamah"ucap sang mamah

"Terimakasih mamah"ucap tasya memeluk mamahnya

"Selamat ulang tahun adek kakak"ucap semua kakaknya serempak

"Terimakasih banyak kakak"ucap Tasya tersenyum manis

"Mah,papa mana?"tanya Tasya karena sedari tadi belum melihat papahnya

"Papah,sedang ada rapat sayang"ucap mama

"Berarti papa nggak ikut merayakan ulang tahunku
ya"ucap Tasya sedih

"Nak,papa pasti dateng kok"ucap mama menenangkan

disisi lain,

Papa Tasya sedang dalam perjalanan pulang dengan terburu-buru karena ingin segera mengucapkan ulang tahun sang bungsu,

Tanpa disadari ternyata ada truk dari arah berlawanan yang bergerak kencang dan mengakibatkan terjadinya tabrakan beruntun dan sang papa pun termasuk dalam korban yang tewas di tempat.

Back to masion Bramantyo,

Tiba-tiba ada sebuah telepon, kemudian sang mama mengangkat telepon tersebut

"Halo,dengan siapa?"tanya mama

"Halo ibu,apakah betul dengan keluarga tuan Bramantyo?"ucap orang disebrang

"Betul,saya istrinya"ucap mama

"Maaf ibu,kami dari pihak rumah sakit mengabarkan bahwa tuan Bramantyo mengalami tabrakan beruntun dan meninggal di tempat"ucap orang tersebut

"Apa?!"kaget mama

"Suami saya meninggal?!"ucap sang mama tidak percaya

"Ada apa mah?"tanya Tasya sambil menangis dan mengguncang tubuh sang mamah

"Mas tyo"ucap sang mama menangis keras

"Mah,knapa mah?"ucap si kembar

"Papah kenapa mah?"tanya anaknya yang lain

"Papa,kalian meninggal"ucap sang dengan bergetar

"Dan ini semua karena Tasya!"ucap sang mama yang perasaannya kalang kabut

Disusul dengan tatapan tidak suka dari para kakaknya.
Semenjak itulah semua keluarga Bramantyo membenci Tasya, karena bagi mereka Tasya adalah penyebab kematian sang papa

Flashback end

"Seharusnya aku dulu tidak mengatakan itu kepada Tasya"ucap sang mama merasa bersalah

Setelah merenung sejenak kemudian nyonya Bramantyo pergi kekamarnya untuk menenangkan diri.

Bersambung....
Holaa guyss,i'm back!

Maaf udah lama nggak up😭
akhirnya aku up lagi dan ini dalam rangka csr member buka akun Instagram ><

akhirnya kakakku sua a.k.a tasya,akan sering update 😙

Terimakasih,bagi baca cerita ini,
Love sekebon guyss⛄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aruna to Anastasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang