bab 18

276 23 0
                                    

Selamat membaca~

At Mansion Bramantyo,

Terdapat seorang remaja salah satu dari Kakak kembar Tasya yaitu Vero  yang baru kembali dari kuliah masuk kedalam rumah dan dirinya terkejut mendapati sang mama suda berada didalam rumah

"Loh?kapan mama pulang?"tanya Vero terkejut

"Sudah daritadi nakk"ucap sang mama sambil tersenyum

"Kamu giamana hari ini?lelah yaa"ucap sang mama lembut

"Tasyaa dimanaa?"tanya Vero

"Ngapain kamu tanyain dia?"ucap sang mama geram

"Tasya,anak mama juga tolong mengertilah"ucap Vero marah

"Anak?mama tidak menganggapnya anak semenjak kematian papa kalian"ucap sang mama

"Mah,tapi itu bukan salah Tasya"ucap Vero membela Tasya

"Kenapa sekarang kamu jadi membelanya?apa yang anak itu kasih ke kamu sehingga kamu memihaknya?!"ucap sang mama marah

"Vero sadar,kalau Tasya itu juga korban"ucap Vero

"Korban?jelas-jelas yang dia pembunuh papah!kalau saja dulu papah ngak mencoba menyelamatkannya mungkin sekarang papah masih ada"ucap sang mamah marah

"Mah,sadar mah itu udah takdir"ucap Vero

"Sudah cukup,kamu membuat mood mamah semakin jelek"ucap sang mama pergi meninggalkan Vero

Sedangkan Vero merasa khawatir terhadap Tasya kemudian memeriksa ke kamar sang adik bungsu,

"Tasya,kamu dimana dek?"teriak Vero

Tetapi setelah menelusuri seluruh sudut kamar Tasya, dirinya tidak mendapati keberadaan sang adik

Vero tidak menyerah dan mencari ke setiap sudut rumah walau hasil nihil,
tetapi ketika dirinya melewati sebuah ruangan yang sering disebut kamar gelap Vero mendapati terdapat beberapa bodyguard yang berjaga di depan ruangan tersebut,
membuat Vero yakin bahwa mamahnya pasti mengurung adiknya disana,

Vero mencari cara untuk masuk keruangan tersebut tanpa ketahuan dan ketika dirinya lewat belakang terdapat sebuah jendela
Ketika Vero masuk mendapati Tasya tergeletak tidak sadarkan diri membuat Vero khawatir,

"Yatuhan Tasya"ucap Vero  khawatir

Vero kemudian membawa Tasya kepangkuannya dan mencoba menyadarkannya

"Tasya bangun dek"ucap Vero menangis

"Kakak minta maaf karena belum bisa jadi Kakak yang baik, tolong beri Kaka kesempatan buat menyayangi kamu"ucap Vero sesegukan

"Kak Vero"ucap Tasya asli sedih kemudian mengelus rambut Vero

"Akhirnya Kakak,mulai menyayangi adek"ucap Tasya sambil tersenyum

"Tolong jaga Arun yaa kakk"ucap Tasya

"Maaf untuk semuanya dan terimakasih karena memaafkan adek"ucap Tasya lalu menghilang

"Sampai jumpa kak"ucap Tasya yang terdengar oleh Vero membuat Vero menoleh kebelakang

"Tasya"gumam Vero

Kemudian Vero membawa Tasya keluar dari kamar gelap melalui jendela dan Vero memanggil bibi juga sopir untuk membawa Tasya kerumah sakit

"Yatuhan nona Tasya"ucap bibi

"Nona Vero,apa yang sebenernya terjadi?"ucap sang bibi khawatir

"Tasya dikurung mamah bi"ucap Vero mejelaskan

"Nyonya sangat keterlaluan"ucap bibi sedih

"Biar saya gendong nona Tasya"ucap sang sopir

"Tidak perlu, tolong siapkan mobil saja pak"ucap Vero

"Baik nona"ucap sang sopir kemudian menyiapkan mobil

Tak butuh waktu lama akhirnya mobilnya siap dan mereka membawa Tasya kerumah sakit,

"Suster tolong adik saya"teriak Vero

"Baik nona,tolong baringkan disini"ucap sang suster

Vero kemudian membaringkan Tasya di bankar dan Tasya langsung dibawa ke UGD untuk penolongan pertama sedang mereka menunggu di luar.

"Tolong tetap kuat dek"ucap Vero

"Nona Tasya"ucap sang bibi sambil menangis

"Nona harus kuat"ucap sang sopir

Akhirnyaa mereka hanya bisa menunggu Tasya di tangani oleh dokter dan sembari berdoa untuk kesembuhan Tasya.

Bersambung..

double update hehe, semoga kalian nggak bosen dengan cerita ini yaa

love you all

Aruna to Anastasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang