Bagian 12

1.9K 108 3
                                    

Selamat membaca

~~~~••••~~~~

"Kakak, apa yang terjadi? Kenapa kau bisa terluka?"

Ceseli menatap khawatir Kalisa yang terbaring menyamping karna luka di punggungnya.

Kalisa tersenyum lega melihat Ceseli yang sudah kembali. "Cese, akhirnya kau kembali! Maafkan kakak yang membiarkanmu masuk kehutan sendirian!" katanya, mencoba duduk, di bantu Ceseli.

Ceseli menggeleng. "Bukan salah kakak kok!" kemudian ia duduk di samping Kalisa, memeluk kakaknya erat.

"Aku tidak mau kakak seperti ini lagi! Entah apa yang kakak lakukan, tapi aku minta, mulai sekarang jangan melakukan sesuatu yang membahayakan!" katanya sungguh-sungguh.

Kalisa tersenyum "itu sudah menjadi tanggung jawab seorang kakak untuk melindungi adiknya!" jawabnya, mengusap pipi Ceseli.

Ceseli ingin menangis mendengarnya. Entah kenapa ia merindukan kakaknya yang berada di dunia asalnya.

"Kalisa, waktunya gan... "

Rezefan yang baru datang membawa perban baru, berhenti di ambang pintu saat melihat Ceseli.

"Ceseli, akhirnya kau kembali! Kau tau, kakakmu ini hampir berubah menjadi monster karenamu!" Rezefan berjalan mendekati mereka berdua.

"Cerewet sekali kau Zefan!" Kalisa menatap tajam Rezefan.

Rezefan cengengesan. "Oh ya! Aku akan mengganti perbannya! Kau Ceseli, sebaiknya kau membersihkan dirimu! Lihat, ada ranting yang menyangkut!" tunjuknya pada gaun Ceseli yang memang terdapat ranting kecil yang menyangkut.

Saat sampai di istana, Ceseli langsung mendengar kabar tentang Kalisa dari pelayan, sehingga perempuan itu langsung berlari menemui Kalisa.

"Tapi... Tidak papa kalau pangeran Rezefan yang mengganti perban?" tanyanya tak yakin menatap Rezefan yeng mendengus.

"Kau meragukanku?" kemudian ia mendekat kearah Ceseli membisikkan sesuatu. "Bantu aku supaya jadi kakak iparmu!" bisiknya, tersenyum penuh makna pada Ceseli.

Ceseli manggut-manggut. "Ooooh... Kalau gitu, aku pergi dulu ya!" setelahnya ia pergi meninggalkan mereka berdua.

___________

Ceklek

"Kau lama sekali!"

Baru saja memasuki kamar, Ceseli sudah di sambut oleh Arsen yang menatapnya kesal. Tidak mengetahui apa yang terjadi, Ceseli mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa?"

Arsen tidak menjawab, laki-laki itu mendekat kearah Ceseli dan memeluk perempuan itu erat. "Aku merindukanmu"

"Bukannya kita baru bertemu beberapa menit yang lalu ya?" tanya Ceseli heran pada Arsen.

Arsen melepaskan pelukannya, menatap wajah Ceseli.

Cup

Arsen mengecup singkat bibir Ceseli. Ia terkekeh melihat wajah syok Ceseli. Kemudian ia menarik pinggang Ceseli mendekat, membuat tubuh keduanya menempel.

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang