Selamat membaca
~~~~••••~~~~
Arthur tidak menyangka, Putri yang dulu ia kucilkan, sekarang sudah tumbuh menjadi wanita cantik. Masih ada penyesalan dalam dirinya, membiarkan putrinya tumbuh tanpa kasing sayang orang tua kandungnya. Sampai pada saat putra mahkota melamarnya, Arthur benar-benar merasa kehilangan kesempatannya.
Ceseli memeluk ayahnya erat. Menepuk-nepuk punggung tegapnya, kemudian melepas pelukannya. "Aku merindukanmu ayah" katanya, tersenyum manis pada Arthur.
Arthur mengusap surai Ceseli lembut. "Kau sudah besar tampaku! Maafkan ayah"
Ceseli mengangguk "aku sudah memaafkan ayah!"
"Hei adik! Kau tidak merindukanku?"
Ceseli mengalihkannya pandangannya kearah Kalisa yang baru saja datang. Kemudian ia memeluk kakaknya erat. "Kau kakak yang baik!" kata Ceseli, terkekeh melepaskan pelukannya. "Jadi, bagaimana? Kau sudah membuat keputusan?" tanyanya.
Kalisa mengangguk "aku mau jadi Ratu! Ratu tanpa Raja! Aku ingin menjadi Ratu pertama di negri ini!" jawabnya mantap.
Ceseli mengernyit. "Tanpa Raja? Apa maksudmu? Kau tidak akan menikah?"
"Aku malas dengan laki-laki! Sampai sekarang pun, aku belum menemukan yang tepat!"
"Kalau kau tidak menikah, bagaimana keturunan selanjutnya, kak?"
Pertanyaan Ceseli membuat Kalisa menghembuskan napasnya. "Aku juga berpikir seperti itu! Tapi, aku tidak tau bagaimana menemukan laki-laki yang bisa mendukungku, tidak merebut posisiku!"
Ceseli tampak berpikir. Kemudian ia baru sadar.
Menoleh kebelakang, ia menatap horor Rezefan yang ternyata berdiri di belakangnya sejak tadi. "Apa yang kau lakukan?"
Rezefan tersenyum lebar, kemudian dengan entengnya, berdiri di sebelah Ceseli, membungkukkan badannya, memberi salam pada Arthur.
"Sejak tadi kau berdiri di belakangku?" Ceseli menatap Rezefan tak habis fikir. Apa yang sebenarnya laki-laki ini inginkan?
Rezefan cengengesan. "Aku hanya ingin menemanimu, Ceseli!"
"Siapa kau berani memanggil adikku begitu?" Kalisa menyahut, menatap tajam Rezefan.
Entah kenapa, Ceseli merasakan hawa panas di sekitarnya.
"Aku mantan tunangan Ceseli, kau lupa?"
Entah sejak kapan, Rezefan tidak lagi tersenyum. Dan sekarang menatap Kalisa nyalang. Seperti seorang musuh lama yang bertemu.
"Cih! Kalian batal tunangan! Jangan mengaku tunangan adikku!" sahut Kalisa sengit, Rezefan menatap Kalisa tak kalah sengit.
Ceseli menatap Arthur, yang sedari tadi hanya menyimak. "Ayah, kenapa kau tidak menjodohkan mereka saja? Mereka cocok!" katanya, membuat Arthur menatap dua orang yang kini mengalihkan pandangannya kearah Ceseli dengan tatapan berbeda.
Kalisa yang menatapnya tajam.
Rezefan yang menatapnya kecewa, seperti dikhianati.
"Bisa saja! Nanti ayah bicarakan dengan Raja Brandon!" kata Arthur. Dengan cepat Kalisa menatap Arthur kesal.
"Ayah! Aku tidak mau! Menikah dengannya adalah mimpi buruk!" sungutnya, menatap Rezefan.
"Siapa juga yang mau menikah denganmu?"
Setelahnya, mereka masih beradu mulut. Arthur yang memutuskan pergi, dan Ceseli yang jengah dengan dua manusia itu, akhirnya meninggalkan mereka.
Ceseli melihat Arsen dengan Alice yang mengekorinya. Entah kenapa Ceseli menjadi kesal pada Alice. Apalagi saat Arsen malah berjalan kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Cassa
Teen Fiction#Transmigrasi 1 Cassandra yang tidak sengaja bertransmigrasi kedalam novel yang berjudul "The Queen Kalisa". Apalagi ia berperan sebagai adik dari si pemeran utama, yang berakhir dinikahkan dengan pangeran mahkota, yang tak lain seorang antagonis. ...