Bagian 34

193 19 3
                                    

Vote dulu!

_________

"Cassa, jangan pernah pergi dariku"

Hahh

Cassa terbangun dari tidurnya. Ia baru saja memimpikan hal aneh, menurutnya.

"Itu suara Aiden. Tapi kayak ada yang aneh"

Cassa menoleh kesamping. Tiba-tiba saja ada sebuah buku novel yang baru saja dibawa oleh pacar Gaby di restoran tadi.

The Queen Kalisa

"Kenapa novel ini ada disini?" Ia benar-benar tidak merasa kalau ia membawanya.

Ctakk

Tiba tiba saja ada sesuatu yang mengenai jendela kamarnya. Seperti ada yang melempar.

Cassa dengan cepat berjalan mendekati jendela. Melihat kebawah apakah ada orang disana.

Dan memang benar, ada seorang perempuan berambut sebahu yang memakai gaun panjang berwarna putih dengan ciri khas kerajaan.

Cassa hanya diam memperhatikan. Ia ingin meneriaki orang itu, namun ia takut kalau orang itu ternyata bukan orang.

Sesaat kemudian perempuan itu menoleh dan tersenyum kearah Cassa.

Cassa membelalakkan matanya.

Wajah itu...

Senyum itu...

Cassa membekap mulutnya sendiri.

"Kalisa..."

_________


"Kalisa? Siapa dia? Darimana kau tau nama Kalisa?"

Pertanyaan beruntun itu Aiden lontarkan pada Cassa yang pagi tadi mengatakan kalau ia semalam bertemu Kalisa.

Cassa menggeleng."aku tidak tau bang. Tiba-tiba saja saat aku melihatnya, seperti ada yang membisikiku. Dan dia mengatakan Kalisa"

Aiden benar-benar tidak mengerti. Entah kenapa semuanya semakin rumit. Berawal dari novel yang ditulis pacarnya Gaby, dan semalam Cassa melihat Kalisa.

"Orangnya cantik banget. Dia senyum sama aku. Tapi agak serem karna dia pakai gaun putih panjang. Dan lagi, dia pakai mahkota! Kayaknya mahkota ratu" kata Cassa lagi. Aiden masih menatapnya dengan kening berkerut.

"Setelah kamu lihat dia, apa yang terjadi?" Tanya Aiden.

"Papa manggil aku. Jadi aku noleh, terus saat aku noleh lagi, udah ilang"

Aiden menghela napas. Tidak mengerti dengan semua ini.

Kak Arsen...

Aiden menoleh dengan cepat. Tidak ada siapa-siapa. Hanya ada cowok dengan seragam yang sama dengannya, sedang berdiri bersandar pada tembok sambil membaca buku.

Tapi suara itu begitu nyata. Aiden sangat mengenal suara itu. Suara itu sangat mirip dengan suara...

"Maikel" gumamnya.

"Bang Aiden ayo ke kantin aja yuk! Aku laper" kata Cassa menyadarkan Aiden.

"Iya ayo ke kantin"

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang