Transmigrasi Cassa

Bagian 2

Cassa yang sekarang dipanggil Ceseli tak henti-hentinya menghentak hentakkan kakinya ke lantai.

Sungguh sial sekali nasibnya. Bagaimana bisa ia nyasar di dunia novel yang baru semalam diselesaikannya. Sulit sekali menerimanya dengan akal sehat. Ia mulai memikirkan dosa apa yang selama ini ia lakukan, sampai mendapat kesialan.

Setelah sadar dari pingsannya, Ceseli menyadari kalau dirinya benar-benar mengalami hal di luar nalar itu.

Ceseli mencoba mengingat-ingat alur novel My Queen Kalisa.

"Akhir dari hidup gue sakit banget" keluhnya.

Novel My Queen Kalisa menceritakan tentang seorang putri yang memegang tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya, setelah ayahnya meninggal saat perang. Sudah bisa ditebak pemeran utama wanitanya bernama Kalisa. Kalisa yang sangat anti dalam urusan memimpin. Semenjak datangnya pemeran utama pria yang bernama Razefan, jiwa kepemimpinan Kalisa mulai tumbuh bersama dengan rasa cintanya.

Sedangkan peran Ceseli sebagai adik dari pemeran utama yang dinikahkan dengan putra mahkota, hanya untuk menjalin hubungan baik dengan kaisar. Apalagi dengan adanya kabar yang tersebar tentang putra mahkota.

Awalnya Ceseli ini putri terbuang. Dikarenakan bola matanya berwarna biru seperti mendiang kakeknya, berbeda dengan Kalisa yang mempunyai bola mata ungu seperti mendiang nenek dan ayahnya.

Putra mahkota Arsenio yang memiliki sifat dingin, tegas dan kejam. Suka menyiksa para suruhannya tanpa sebab.
Dan Ceseli menjadi salah satu korban kekejaman Arsen.

"Huh dasar iblis"

Dan sekarang yang Ceseli inginkan hanyalah menggagalkan rencana pernikahan itu.

"Tapi gimana caranya? andai aja ada bang Aiden! pasti dia nggak akan biarin adiknya kesiksa"

Menghentikan kegiatannya, Ceseli mengambil kertas, dan menuliskan beberapa hal yang harus dilakukannya saat berada di dunia novel itu.

List yang harus dilakukan

1. Menolak rencana pernikahan

2. Menghindari putra mahkota

3. Jangan jadi manusia lemah!! Harus!!

Masih memikirnya kelanjutannya, pintu kamar Ceseli diketuk tiba-tiba.

"Masuk!"

Ceklek

Pelayan pribadi Ceseli bernama Emely membawakan nampan berisi kue dan minuman hangat untuknya.

"Tuan Putri, permaisuri menyuruh saya untuk mengantarkan ini. Tuan Putri harus makan sebelum acara kedatangan kaisar dan putra mahkota"

Ceseli melotot. Secepat itukah? Ceseli belum sempat memikirkan cara menolak pernikahan itu.

"Tuan putri harus tampil cantik di depan putra mahkota nanti! Itu pesan dari permaisuri"

Otak Ceseli kosong melompong. Mulutnya tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Kakinya melemas, ia terduduk di lantai.

"Tuan putri anda kenapa? Jangan duduk di lantai!"

Mengabaikan ocehan Emely dan membiarkan kesadarannya yang mulai menghilang.

Ceseli pingsan...

Lagi.

--------

Ceseli menatap kosong segerombolan kereta kuda mewah yang tak lain milik Kaisar. Terlihat seorang pemuda tampan dengan wajah dingin menaiki kudanya tepat di samping kereta kuda.