Bagian 26

1K 72 2
                                    

Vote dulu!!!!




Happy reading



Edward dan Emely akhirnya tertangkap. Mereka berdua di ikat dengan tali di depan semua penduduk desa. Emely menatap suaminya, Erland yang sekarang di panggil Gave. Ia merasa kecewa. Suaminya sendiri melaporkannya. Padahal ia melakukan semua itu untuk membalaskan dendamnya.

"Emely" panggil Gave, mendekati Emely.

"Kenapa? Kenapa kau mengkhianatiku?" tanya Emely.

Gave tersenyum. "Biar aku jelaskan siapa itu penghianat"

Setelah itu Selina datang dengan menggandeng tangan Sean. Kedatangan membuat Emely menatap Sean tanpa berkedip.

"Dia" tunjuk Gave pada Sean "putra kita,  yang dibuang oleh adikku" kemudian ia menunjuk Edward.

Edward sudah menatapnya marah sedari tadi. Ia menyesal karena tidak mencari kakaknya saat kakaknya kabur. Harusnya ia membunuhnya.

Emely menggelengkan kepalanya "tidak mungkin!" teriaknya.

"Emely, sudah sejauh apa dia menghasutmu?" tanya Gave.

Emely beralih menatap Arsen. "Dia!" tunjuknya pada Arsen. Edward hanya diam karena mulutnya dibungkam dengan kain."Edward mengatakan kalau kau dihukum mati olehnya!!"

Gave menoleh kearah Arsen "mana mungkin sahabatku ini tega membunuhku?" ia kemudian terkekeh.

"Edward yang selama ini ingin membunuhku" kata Gave lagi.

Emely menunduk. Sulit untuk mempercayai semuanya.

"Karna kau sudah membunuh adik dari sahabatku, kau harus menerima hukumannya" kata Gave lagi, membuat Emely mendongak.

Sebenarnya disini Emely tidak sepenuhnya bersalah. Ia hanya seorang istri yang menyayangi suaminya, dan seorang ibu yang menyayangi anaknya. Tapi karena hasutan Edward selama ini, ia tersesat di jalan yang tidak benar. Dan itu semua sudah terjadi tanpa sempat ia sesali.

Emely sempat mengingat wajah Maikel saat laki-laki itu menjadi temannya di istana. Walaupun selama ini ia hanya memanfaatkannya. Dan akhirnya ia yang membunuhnya.

Emely bersedia menerima semua hukuman atas perbuatannya. Ia masih menatap wajah suaminya yang sedikit ada rasa kecewa di matanya.

"Baik! Aku bersedia di hukum. Tapi izinkan aku memeluk putraku" kemudian ia menatap Sean yang ketakutan di samping Selina.

Gave menoleh ke arah Sean. "Sean, kesini sebentar ya!" bujuk Gave pada Sean.

Awalnya Sean tidak mau. Tapi Selina membantu untuk membujuknya, akhirnya Sean mau mendekati Gave.

"Kau harus tau, kalau dia adalah ibu kandungmu" kata Gave.

Sean menoleh kearah Emely. "Ibuku?" tanyanya.

Emely mengangguk "putraku... maafkan ibu" katanya.

"Peluk ibu ya?"

Sean mendekati Emely dan memeluknya. Hati Emely menghangat dipelukan Sean. "Maafkan ibu" ia terus mengatakan itu.

Selina yang menyaksikan pertemuan ibu dan anak kandung itu merasa antara sedih dan senang. Ia sedih karena ia akan kehilangan Sean. Dan ia senang karena akhirnya keinginan Sean bertemu dengan ibu kandungnya akhirnya terjadi.

Selama ini Sean memang menganggapnya sebagai ibunya. Tapi Sean juga selalu berharap ia bisa bertemu dengan ibunya.

Kemudia Selina teringat sesuatu. Ia menoleh cepat kearah Arsen. Seketika matanya membelalak.

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang