Bagian 13

1.8K 97 4
                                    


Selamat membaca


~~~~••••~~~~









Para Raja, pengeran dan Putri sudah kembali ke istana masing-masing. Termasuk Kalisa dan Rezefan. Ceseli merasa kesepian, di tambah lagi, Maikel yang baru pulang setelah mengikuti academy selama lima hari, membuatnya kesal setengah mati karena adik iparnya itu sedari tadi menceritakan tentang kegiatannya selama lima hari itu. Ceseli tidak tertarik.

Sedangkan Arsen, hanya menjawabnya dengan "ham hem ham hem"

Saat ini, mereka sedang di taman belakang. Awalnya hanya Ceseli dan Arsen, tapi setelah itu Maikel datang dengan wajah hebohnya.

"Oh iya kakak, kemarin saat perjalanan, aku melihat Alice keluar dari dalam hutan sendirian memakai baju serba hitam! Dia memakai cadar, tapi aku masih mengenalinya!"

Perkataan Maikel yang satu ini menarik perhatian keduanya. "Dia sendirian?" tanya Arsen.

Maikel mengangguk, berbeda dengan Ceseli yang memicing "kenapa? Kau mau menemaninya?" tanyanya curiga.

Arsen menggeleng cepat "untuk apa aku menemaninya?"

"Bisa saja, kau masih menyukainya!" jawan Ceseli, membuat Arsen kembali menggeleng.

"Kan aku sudah bilang, aku tidak menyukai Alice!" tegasnya meyakinkan istrinya.

Ceseli tidak membalas lagi. Ia tadi hanya menggoda Arsen. Kemudian ia beralih menatap Maikel.

"Hutan sebelah mana?"

"Barat!"

Mendengar itu, Ceseli berpikir. "Di dalam novel, Alice memiliki rumah rahasia di dalam hutan!"batinnya, mencoba mengingat-ingat.

"Arsen, ayo kita selidiki!" ajaknya pada Arsen.

"Biar aku saja yang menyelidikinya! Kau tidak usah!" jawab Arsen, Ceseli mencebik.

"Itu akan membuatku penasaran Arsen!"

"Tidak, Cese!"

"Aku mohon Arsen..." Ceseli dengan puppy eyes nya.

Arsen menahan diri untuk tidak mencubit gemas pipi Ceseli. "Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu masuk ke hutan lagi!" tegas Arsen, Ceseli kesal.

"Sudahlah kak! Biarkan kakak ipar ikut! Aku juga akan ikut!" Maikel menimpali.

"Tidak! Biarkan para prajurit yang menyelidiki!" final Arsen. Mereka berdua menatap kesal ke arah Arsen.

"Kau di larang tidur denganku!" ancam Ceseli.

Arsen kelabakan "tidak! Bagaimana bisa aku tidur tanpamu?"

"Kalau begitu izinkan aku!"

Arsen kembali menggeleng "tidak!"

"Yasudah, nanti malam, kau tidur di kamar Maikel saja!" kata Ceseli yang sudah kesal, kemudian perempuan itu berdiri menghindari Arsen yang ingin menghalanginya.

"Jangan sentuh aku!"

Arsen menghembuskan napasnya gusar. Ia hanya ingin melindungi istrinya.

Maikel menepuk pundak Arsen. "Semangat kak! Kata ayah, marahnya seorang istri merupakan salah satu ancaman terbesar!" katanya, membuat Arsen mendengus.

____________

Ceseli tengkurap di atas ranjang, tangannya sibuk memukul-mukul bantal dengan kuat, melampiaskan kekesalannya pada sang suami.

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang