Bagian 31

779 74 7
                                    

Vote dulu sebelum membaca!!!

Happy reading


Arsen terdiam mendengar perkataan Ailin yang mengatakan bahwa dirinya adalah putrinya. Ia menatap mata Ailin yang mirip dengannya, serta wajah yang mirip dengan Ceseli, istrinya. Dan itu tandanya ada harapan untuk Ceseli kembali padanya, dengan adanya Ailin.

Tapi... Arsen harus benar-benar memastikan kalau Ailin adalah putrinya.

"Nak, dimana ibumu?" tanya Arsen kepada Ailin yang berada di gendongan Rezefan.

"Ibu ada didesa sana ayah!" tunjuk Ailin pada arah timur ke arah hutan.

Arsen melihat arah yang ditunjuk Ailin. Itu adalah arah dimana ia bertemu dengan Gave, sahabatnya. Kalau benar di sana itu artinya selama ini Ceseli berada di sana. Padahal mereka pernah mendatangi desa itu.

"Ibu bilang tidak mau bertemu ayah! Kenapa ya ayah? Kenapa ibu tidak mau bertemu ayah?" tanya Ailin kepada Arsen.

Arsen tersenyum kepada Ailin sebelum menjawab "karna ayah telah menyakiti hati ibumu"

"Kenapa ayah melakukan itu?" tanya Ailin lagi, matanya mengedip lucu menatap Arsen.

"Nanti kalau sudah saatnya, kau akan tau" jawab Arsen.

"Apa rencanamu selanjutnya Arsen? Apa kau akan menjemput Ceseli?" tanya Rezefan yang dari tadi hanya diam menggendong Ailin.

"Pasti! Aku pasti akan menjemputnya!!" jawab Arsen yakin.

"Ayah ayah!! Aku tidak punya teman! Karna mereka mengejekku tidak punya ayah. Tapi sekarang aku sudah punya ayah! Mereka tidak bisa mengejekku lagi!!" kata Ailin menceritakan saat dia diejek oleh teman-temannya kepada Arsen.

Arsen tersenyum mendengarnya. Melihat Ailin senang, membuat hatinya merasa lega.

"Yang mulia!! Yang mulia!!"

Arsen dan Rezefan langsung mengarahkan pandangannya kearah hutan. Disana, Gavin berlari terburu-buru mendekati mereka dengan ngos-ngosan.

"Huh huh huh saya bertemu permaisuri" katanya sedikit tersengal.

"Paman?"

Gavin mendongak menatap Ailin. "Dia.. Bagaimana bisa disini? Dia putrimu yang mulia!"

"Dimana permaisuri?" tanya Arsen.

"Dia berada di desa yang sama dengan desa yang tuan Gave tinggali dulu" jawab Gavin.

"Paman, dimana ibu? Apa dia kawatir padaku?" tanya Ailin.

Gavin mengangguk. "Tadinya saya ikut membantu mencari tuan Putri. Tapi akhirnya saya memutuskan kembali ke istana menemui yang mulia" jelas Gavin.

Gave datang mengahampiri mereka. "Dimana Sean?" tanyanya.

"Pengeran Sean masih berada di sana bersama permaisuri, tuan" jawab Gavin.

"Ayo kita kesana!" kata Arsen pada akhirnya. Mereka semua setuju dan berangkat menuju desa itu.

___________


"Dimana orang yang bersamamu Sean? Kenapa kau sendirian??"

Selina menatap Sean tajam. Ia takut kalau Gavin kembali ke istana dan mengatakan semuanya kepada Arsen.

"Aku tidak tau ibu. Tiba-tiba paman Gavin menghilang" jawab Sean membuat Selina menghampiri Ceseli dan Amora yang berada di samping rumah setelah beberapa jam mereka belum menemukan Ailin.

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang