Bagian 3

3K 143 1
                                    


Seorang laki-laki yang tak lain Aiden itu yang memang menerima takdir anehnya dengan sangat senang. Dari dulu, sejak Aiden lahir cita-citanya hanyalah menjadi orang kaya. Dan sekarang, Tuhan telah mengabulkan cita-cita Aiden.

Padahal Aiden tidak tahu judul novel yang ia tempati, apalagi alurnya!

Duduk di kursi kebesaran khusus putra mahkota, dengan kaki naik keatas meja kecil di depannya. Menikmati makanan dan minuman yang di sajikan pelayan.

"Sayang benget disini nggak ada kopi"

Mengingat itu, Aiden mulai bertanya-tanya, apakah di dunia aneh tapi nyaman ini tidak ada pohon kopi?

"KAKAK!"

Aiden memutar bola matanya malas. Makhluk cerewet berkelamin laki-laki yang sedang berlari dengan tampang hebohnya. Maikel menggebrak pundak Aiden keras. Membuat sang empunya terbatuk karna saat itu ia sedang memakan salah satu kue.

Dengan cepat Maikel mengambil air putih dan memberikannya kepada Aiden.

Setelah batuknya hilang, Aiden menatap tajam Maikel yang cengengesan.

"Apa?" tanya Aiden menahan kesal.

"Kata Ayah, kakak ipar akan dijemput nanti sore kak" Maikel dengan wajah sumringah yang berbeda dengan Aiden yang mengerutkan keningnya bingung.

"Maksud lo kakak ipar siapa?"

"Ya istrimu kak!"

Aiden malotot. Istri? Kapan nikahnya?

"Gue aja belom nikah!"

"Haish ternyata benar! Kepala kakak bermasalah!"

Aiden kembali melotot. "Mau gue pites lo?"

"Pites itu apa?"

Aiden menggeplak kepalanya sendiri. Kenapa ia bisa lupa kalau orang-orang disini tidak mengerti bahasa gaul. Hanya Maikel yang mengerti arti kata lo dan gue.

"Lupakan!"

Maikel mengangguk saja. "Setelah kakak mendorong kakak ipar ke kolam untuk menyelamatkannya, Raja Arthur membawa kakak ipar pulang ke kerajaannya"

"Ini beneran gue udah nikah?"

Maikel mengangguk. "Nanti sore kakak ketemu sama kakak ipar!"

"Jadi alur ceritanya gini... OKE! gue akan bermain peran"

"Sifat gue sebelumya gimana?"

"Kejam, dingin, mematikan"

Berkebalikan dengan Aiden yang petakilan. Tapi... Berdrama sedikit tidak masalah kan?














Welcome to Aiden si pangeran es....

--------


Setelah kejadian semalam saat dengan refleks menatap wajah Arsen yang kelewat tampan, tetapi entah kenapa malah membuat Ceseli secara tiba-tiba...

"Kebelet berak"

Alhasil, wanita itu dengan cepat berlari terbirit-birit meninggalkan Arsen dengan tatapan tajamnya.

Itu diluar prediksi Ceseli. Sungguh!

Tidak lupa mengunci kamarnya, berjaga-jaga dengan perkataan Arsen yang terdengar seperti ancaman semalam.

Duk duk duk

Ceseli memukul-mukul meja didepannya. Sungguh nasib sial selalu menghampirinya. Seingatnya, pernikahan Arsen dan Ceseli terjadi setelah pemeran utama pria datang ke istana menemui Arthur untuk memberikan surat lamaran dari Putra mahkota.

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang