Bagian 8

2K 106 1
                                    

Selamat membaca

~~~~••••~~~~

Arsen meminta Ceseli menemaninya memeriksa dokumen, yang mana membuat Ceseli sakit mata melihat setumpuk dokumen di depannya. Niat awalnya yang ingin curi-curi pandang pada tubuh atletis Arsen pupus seketika, menyadari laki-laki itu sudah mengancingkan seluruh kancing bajunya.

Ceseli duduk di hadapan Arsen, menopang dagunya menatap Arsen yang sudah fokus.

"Kau tidak menemani ayahmu?" tanya Ceseli.

"Malas" jawab Arsen singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

"Biasanya kegiatannya apa saja saat perkumpulan dalam tiga hari?"

Arsen mengedikkan bahunya. "Aku tidak tau!"

"Bukannya kau putra mahkota, pastinya kau selalu ikutkan?"

Mendengar pertanyaan itu, Arsen menghentikan kegiatannya, berpikir. "Iya juga ya! Tapi gue kan baru masuk sini! Ya mana gue tau!"

"Atau jangan-jangan selama acara, kau hanya berdekatan dengan Alice?" tanya Ceseli lagi, menatap Arsen penasaran.

Arsen balas menatapnya. "Buat apa? Aku tidak suka perempuan itu! Terlalu berisik!" jawabnya.

"Bukannya kau pernah suka padanya?"

"Kata siapa? Jangan percaya pada gosip!"

Ceseli tiba-tiba merasa aneh. Laki-laki didepannya ini, sangat berbeda dengan yang di ceritakan di novel aslinya.

Tiba-tiba Arsen merasakan sakit pada punggungnya. Ia meringis. "Punggungku sakit! Lebih baik aku istirahat saja" katanya, kemudian berdiri dari duduknya.

Ceseli dengan sigap membantu Arsen, menuntunnya sampai pinggir ranjang. "Siapa yang menyuruhmu menyentuh kertas-kertas itu? Kau kan masih sakit!" omelnya.

"Aku bosan!" jawab Arsen yang kini sudah membaringkan tubuhnya dengan posisi miring menghadap Ceseli.

"Memangnya biasanya kau melakukan apa agar tidak bosan?" Ceseli mendadak kepo.

Arsen memang bosan. Di dunia ini tidak ada barang-barang canggih seperti di dunianya. "Aku lupa!" jawabnya, membuat Ceseli mendengus.

"Selain pemalas, kau juga pelupa ya!" cibirnya.

"yang penting aku tidak malas melihatmu, dan tidak melupakanmu!"

Bluss

Mendadak hawa di sekitar Ceseli memanas. Ia memalingkan wajahnya yang ia yakin sudah memerah.

"Arsen setan! Gue baper!!! mana senyumnya manis benget lagi!"

Arsen terkekeh geli melihat perubahan sikap Ceseli. "Apalagi saat wajahmu memerah seperti ini! Mana bisa aku melupakannya!"

"Gawat!! Jantung gueee!"

Semenjak itu, menggoda Ceseli adalah hal yang paling Arsen sukai.



__________




"Yang mulia kaisar, dimana pangeran mahkota?"

Kaisar menoleh, menatap Alice dan seorang pangeran yang bernama Rezefan berdiri disampingnya.

"Putraku sedang sakit, kemarin ia terkena panah dari musuh yang mengintai!" jawab Kaisar.

"Musuh? Apakah sudah tertangkap yang mulia?" tanya Rezefan.

"Kami kehilangan jejak!"

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang