~Happy Reading~
***
"AAKKHH AMPUUUNN!!"
Taehyung berteriak keras ketika telinganya dijewer Seokjin dengan gemas setelah berhasil membuka pintu kamar Jungkook dengan kunci cadangan. Ketika masuk ke dalam kamar yang Seokjin dapati adalah Jungkook yang ngantuk berat sambil terus memainkan game semampunya dan itu membuatnya sedikit jengkel pada Taehyung yang justru nyengir tanpa dosa ketika ditatap tajam.
"Udah dibilangin suruh jagain Adek, kenapa malah diajak main game? Nggak inget pesan Papa?" Seokjin kembali memelintir daun telinga Taehyung sampai adiknya itu memekik dan kembali memohon ampun.
Jungkook yang duduk di atas ranjangnya hanya tertawa melihat pertengkaran kecil kedua Kakaknya sambil menikmati bubur yang baru saja dipanaskan lagi oleh Bibi Jun.
"Iya, iya, maaf~" rengek Taehyung.
Seokjin menghela napas lalu melepaskan tangannya dari telinga Taehyung yang kini tampak memerah. Sementara Taehyung langsung menjauh sembari mengusap telinganya yang kini terasa sedikit berdenyut dengan rasa nyeri dan panas yang menjadi satu.
Taehyung menggerutu karena Seokjin terlalu kejam padanya. Namun, Seokjin memilih acuh dan duduk di tepi ranjang, lalu mengambil alih mangkok bubur dari tangan Jungkook.
"Aaa~" Seokjin memberikan aba-aba agar Jungkook membuka mulutnya dan meneima suapan darinya.
Taehyung itu memang terlahir dengan sifat super jahil dan tidak takut terhadap apapun. Itu salah satu alasan kenapa Arra begitu mengkhawatirkannya dan selalu memberinya peringatan agar tidak keterlaluan jahili pada dua kakaknya dan juga adiknya.
Tapi, sekarang sudah tidak ada Arra. Taehyung sering lupa dengan peringatan yang dulu selalu Arra sampaikan padanya hampir setiap hari dan kebetulan hari ini Taehyung lupa.
Satu sendok bubur yang harusnya masuk ke mulut Jungkook malah berakhir masuk ke mulut Taehyung satu detik sebelum anak itu ngibrit keluar dari kamar Jungkook disertai teriakan kesal Seokjin.
Jungkook tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Taehyung yang selalu lucu di matanya. Kakak favoritnya itu selalu menjadi pencair suasana dalam situasi apapun dan Jungkook suka itu, karena Jungkook benci sendirian serta sepi.
"Ayo dihabisin, nanti Hyung bantu minum obatnya." kata Seokjin dan satu sendok bubur terarah pada mulut Jungkook yang langsung menerimanya dengan patuh.
Bubur itu tandas dengan cepat karena nafsu makan Jungkook memang tinggi dan menyukai segala jenis makanan. Anak itu tidak pernah pilih-pilih makanan apa yang harus masuk ke tubuhnya ketika sakit. Selama makanan itu memiliki rasa yang pas, maka ia akan menghabiskannya tanpa sisa.
Seokjin meraih dua butir obat dari tabung kecil yang ada di atas nakas, kemudian menyerahkannya pada Jungkook. "Minum obatnya dulu,"
Jungkook mengangguk patuh dan langsung menenggak obat itu sekaligus, lalu meminum air putih dari tangan Seokjin.
"Jangan telat makan sama minum obatnya, Dek, nanti kamu jadi lama sembuhnya." ucap Seokjin memperingatkan.
Jungkook mengangguk dengan tubuhnya yang perlahan berbaring dibantu oleh Seokjin dan diselimuti sampai sebatas leher.
"Iya Hyung, maaf karena bikin Jin Hyung panik tadi." katanya, membalas.
Seokjin tersenyum lembut. Menghadiahi Jungkook dengan kecupan sayang di kening yang membuat perasaan Jungkook menghangat dalam sekejap.
"Wajar kalo Hyung panik. Kamu, Namjoon, Taehyung itu adik kesayangan Hyung. Nggak ada alasan buat nggak panik kalau sesuatu terjadi sama saudara Hyung." ujar Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta [TERBIT]
FanfictionDia si prioritas 3 kakak kandung dan 3 kakak sepupu. Dia yang selalu jadi pusat kebahagiaan dan kasih sayang keluarga besar. Dia yang sejak kecil sangat dijauhkan dari hal-hal yang bisa memicu timbulnya rasa sakit pada tubuh dan hatinya. Terlalu sem...