Semesta [17]

1.8K 110 77
                                    

Novel cantik ini masih bisa dipesan. Yuk, peluk adek versi novel biar tau endingnya gimana dan foto secantik apa yang ada di halaman terakhirnya😙 maaciiiwww yang udah ikut PO, semoga rejekinya dilancarkan selalu💜🌹

 Yuk, peluk adek versi novel biar tau endingnya gimana dan foto secantik apa yang ada di halaman terakhirnya😙 maaciiiwww yang udah ikut PO, semoga rejekinya dilancarkan selalu💜🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: Tolong jangan skip 1 paragraf pun biar kalian tau seberapa persen Jihoon minta ditimpuk pake panci pink🤺

~Happy Reading~

***

Satu helaan napas lega lolos dari celah bibir Jungkook setelah seteguk air berhasil membasahi tenggorokannya. Peluh di pelipisnya masih terlihat begitu banyak setelah mimpi buruk menyerang. Mimpi di mana kejadian yang sama dengan yang terjadi di apartemen Yoongi antara dirinya dengan Juyeon. Sepertinya, ia terlalu memikirkan semua kalimat Juyeon kemarin sampai terbawa mimpi.

Jungkook melirik jam besar di ruang keluarga. Pukul dua pagi. Rumahnya sunyi dengan lampu yang nyaris semuanya padam. Suasana sunyi ini membuat pikiran Jungkook bercabang kemana-mana dan sialnya wajah serta suara Juyeon menghiasi setiap bayangan yang melintas.

"Lo nggak terima sama kenyataan?"

Tubuh Jungkook reflek menegang mendengar suara yang terasa begitu dekat dengan dirinya. Kepalanya menoleh untuk mendapati presensi Jihoon yang berdiri tidak jauh darinya dengan kedua tangan tersimpan di saku celana.

"Gimana rasanya tau fakta hidup lo yang sesungguhnya?" Jihoon tersenyum. Kakinya melangkah mendekati Jungkook yang masih berdiri tanpa membuka suara untuk menbalas pertanyaannya. "Lo bukan anak kandung Papa Daejun, tapi lo anak bokap gue yang kayak bajingan itu. Gimana perasaan lo? Sakit kah? Atau lo masih nggak bisa buat deskripsiin perasaan lo sendiri sekarang?"

Jungkook menundukkan wajahnya, menatap ujung sendal hitam yang tengah ia kenakan dan menikmati sensasi cubitan yang terasa di relung hatinya mendengar semua kata dan tanya yang meluncur dari bibir Jihoon dengan sangat mudah.

Jihoon mencengkram pelan dagu Jungkook dan memaksanya untuk kembali menengadah. Senyum sinis terbit ketika melihat luka di sudut bibir Jungkook yang ia tahu itu perbuatan siapa.

"Baru digampar dikit," ucap Jihoon pelan. "Sakit?" tanya Jihoon lagi.

Jungkook mengangguk samar. "S-sakit," cicitnya.

"Gue pernah dihajar pake balok kayu sampai tangan gue patah. Lo nggak pernah kan?" Jihoon tertawa mengejek. "Jelas nggak lah, lo kan kesayangan semua orang. Ngeluh capek aja udah dipaksa istirahat..."

" ... Tapi gimana ya, kalau semua Hyung tau lo bukan adik mereka? Masih jadi kesayangan atau nggak?"

Jungkook masih diam sembari menatap lekat wajah Jihoon yang begitu keras. Memperhatikan setiap lekuk wajah Jihoon yang menurutnya sama sekali tidak memiliki kemiripan dengannya. Membuat sedikit perasaan ragu yang tersisa bersorak gembira.

Semesta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang