Note: Buat yang gak suka drama persinetronan saranku jangan baca. Karena akan ada adegan dramatis yang mungkin bikin kalian pengen nimpuk Juyeon, Taehyung, atau bahkan mungkin Jungkook🙈
~Happy Reading~
***
Juyeon mengetuk pintu cukup keras. Sebatang nikotin tersemat di antara celah bibirnya, lalu dihisap dan mengepulkan asapnya ke udara. Melihat tidak ada yang membuka pintu setelah beberapa menit ia kembali mengetuk pintu lebih keras sampai terdengar seperti gedoran yang memaksa untuk dibuka.
Tidak lama, secarik senyum tipis terpatri di wajahnya ketika mendengar suara kunci dibuka. Daun pintu terbuka perlahan, menampilkan sosok anak bungsunya yang tampak terkejut melihat kehadirannya.
"Lama banget, sih!" ketusnya.
"P-paman mau apa ke sini?" Jungkook mencoba tenang, meski kini ia tampak mencengkram engsel pintu dengan cukup kuat.
"Tagihan." jawab Juyeon singkat.
Alis Jungkook bertaut. "Tagihan apa?"
Juyeon menghela napas, menyebulkan asap rokok tepat di wajah Jungkook yang seketika membuat anak itu terbatuk. "Kamu bener-bener mau liat Jihoon luka-luka?" Juyeon balik bertanya.
Belum sempat Jungkook menjawab, Juyeon sudah menabrak bahunya dan melenggang masuk ke dalam rumah yang sudah ia ketahui sedang sepi.
"Ayo, makan sama Papa." ajak Juyeon. Tangannya terangkat memperlihatkan sebuah kotak bekal yang sudah dia bawa dari rumah.
Jungkook menggeleng bermaksud menolak ajakan Juyeon. Jujur saja ia benar-benar tidak nyaman berada di dekat Juyeon. Aura laki-laki itu sangat gelap dan berbahaya.
"Paman tolong pergi dari sini," usirnya. Kalimatnya lebih panjang, namun lidahnya kelu.
Juyeon tidak suka nada bicara Jungkook yang mengusirnya. Satu helaan napas kasar terdengar, kotak bekal di tangannya di letakkan di atas meja terdekat, lalu langkahnya kembali mendekat pada Jungkook yang masih mencengkram engsel pintu.
Plaak! Satu tamparan keras membuat Jungkook jatuh ke lantai. Pipinya kebas, nyeri dan panas bercampur menjadi satu. Jungkook harap tidak meninggalkan bekas atau sudut bibirnya robek lagi yang nantinya harus membuatnya mengarang cerita di hadapan yang lain.
"Bener-bener mirip Jihoon kurang ajarnya. Papa datang ke sini baik-baik, bawain kamu makanan, dan cuma mau minta uang tanpa nyakitin kamu atau Jihoon. Tapi, kamu malah bikin Papa marah!" bentak Juyeon.
Jungkook mengusap pipinya, ketika matanya setengah terbuka Juyeon menarik paksa tubuhnya untuk kembali berdiri dan menyeretnya menuju ruang makan, didudukkan paksa di kursi, lalu dihadapkan pada kotak bekal yang tadi Juyeon bawa.
Tutup bekal itu terbuka, memperlihatkan nasi goreng seafood yang masih mengepulkan asap tipis. Jungkook menatap Juyeon dengan manik bergetar, takut jika Juyeon akan memintanya memakan nasi goreng itu.
"Jihoon suka nasi goreng seafood. Kamu juga pasti suka, makanya Papa bawain biar kesannya nggak kurang ajar banget dateng cuma minta uang tanpa ngasih sesuatu buat kamu." jelas Juyeon antusias. Kemarahan di wajahnya tampak sudah surut, senyum menjadi penghias bibirnya yang hitam sebab terlalu sering merokok dan meminum alkohol.
"Maaf, Paman, saya nggak bisa makan ini," kata Jungkook. Suaranya pelan dan sarat rasa takut. Wajar, kan, kalau anak enam belas tahun seperti Jungkook takut pada laki-laki dewasa yang kasar seperti Juyeon?
Terlebih sekarang ia melihat ekspresi Juyeon kembali berubah marah. Rambutnya dijambak kuat sampai kepalanya menengadah dan melihat wajah Juyeon dengan jarak begitu dekat. Aroma asap rokok begitu menyengat dari napaa Juyeon yang menerpa wajaha pucatnya. Membuat Jungkook merasa sesak seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta [TERBIT]
FanfictionDia si prioritas 3 kakak kandung dan 3 kakak sepupu. Dia yang selalu jadi pusat kebahagiaan dan kasih sayang keluarga besar. Dia yang sejak kecil sangat dijauhkan dari hal-hal yang bisa memicu timbulnya rasa sakit pada tubuh dan hatinya. Terlalu sem...