~Happy Reading~
***
Lapangan indoor sekolah riuh akan sorak sorai penonton yang menyaksikan pertandingan basket antar SMA. Banyak keluarga siswa dan juga siswa lain dari sekolah lawan yang mendukung tim masing-masing.
Jeonghun bersama tiga anaknya berdiri dan bersorak penuh semangat ketika Jungkook mendapat bola dan melemparkannya dengan tepat ke dalam ring. Tribun tempat mereka berpijak bergetar karena riuh setelah Jungkook berhasil mencetak poin untuk tim sekolahnya.
Jihoon tidak melakukan hal serupa. Ia justru melipat tangannya di dada dan menatap datar ke arah Jungkook yang kembali mendapat bola. Jihoon akui permainan Jungkook memang sangat cantik dan mengecok tim lawan. Sebuah skill yang mumpuni dan menjadi alasan kuat kenapa Jungkook sejak pertama kali bergabung langsung masuk ke dalam daftar tim inti.
Dengusan kesal keluar dari bibir Jihoon. Tidak suka mengetahui Jungkook masih lebih tinggi darinya. Matanya melirik ke arah Jeonghun dan ketiga kakak sepupunya yang tampak begitu senang. Membuat Jihoon semakin kesal karena presensinya terabaikan, padahal sebelum pertandingan dimulai Hoseok sedang mengusap kepalanya penuh sayang dan menanyakan banyak hal padanya.
Bunyi peluit panjang terdengar sebagai pertanda pertandingan berakhir dengan kemenangan sekolah Jungkook. Jeonghun segera turun, disusuh Yoongi, Hoseok, dan Jimin. Meninggalkan Jihoon yang semakin mengetatkan kepalan tangannya sampai buku tangannya memutih.
"Permainan lo keren banget, makanya kita bisa menang." Puji Yugyeom.
"Berkat tim lah." sanggah Jungkook cepat. Ia tidak ingin dianggap paling berjasa untuk kemenangan tim, karena faktanya mereka menang berkat kerjasama yang baik.
"Kemenangan hari ini adalah penentu apakah tim sekolah kita lolos untuk kompetisi tingkat nasional atau tidak," suara Pak Han menginterupsi kebahagiaan murid-murid yang tengah bersuka cita.
"Minggu depan adalah pengumuman, baik buruknya itu bukan lagi hal yang terlalu penting. Yang terpenting kalian semua sudah bekerja keras untuk memenangkan pertandingan ini dan memberikan performa yang terbaik."
Semua anggota tim basket mengangguk paham. Ucapan pelatihan benar, hari ini semua anggota sudah mengerahkan performa terbaiknya untuk memenangkan pertandingan penentu. Hati masing-masing anggota masih menaruh harapan tinggi untuk lolos. Itu selalu. Namun, sisi kecil lain di hati mereka juga mempersiapkan untuk kemungkinan terburuk.
Pak Han mempersilakan semuanya untuk segera ke ruang ganti, membersihkan diri, lalu pulang untuk beristirahat. Jungkook melangkah beriringan dengan Yugyeom, tapi terhenti ketika suara Jeonghun menyerukan namanya dan berdiri tepat di depan pintu ruang ganti.
"Paman bangga sama kamu. Permainan kamu bagus banget." puji Jeonghun diakhiri dengan usapan lembut di pucuk kepala Jungkook.
"Nggak nyangka Adek sejago itu." timpal Hoseok.
"Makasih Paman, makasih Hoseok Hyung."
"Ajarin Hyung dong, Dek, biar bisa jago juga!" celetuk Jimin.
Jungkook senang mendengar semua kalimat yang keluar dari bibir Paman dan kakak-kakaknya. Kehadiran mereka membuat Jungkook lebih bersemangat untuk memenangkan pertandingan. Meskipun, ada setitik rasa kecewa karena kakak kandungnya tidak ada yang hadir, padahal ketiganya sudah berjanji.
Seokjin bilang dia ada meeting. Itu suatu hal yang biasa dan Jungkook selalu memakluminya. Namjoon bilang sedang mengerjakan sebuah project deadline sampai tidak sempat pulang ke rumah. Lalu, Taehyung... dia bilang sedang ada tugas kuliah mendadak yang tidak bisa ditunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta [TERBIT]
FanfictionDia si prioritas 3 kakak kandung dan 3 kakak sepupu. Dia yang selalu jadi pusat kebahagiaan dan kasih sayang keluarga besar. Dia yang sejak kecil sangat dijauhkan dari hal-hal yang bisa memicu timbulnya rasa sakit pada tubuh dan hatinya. Terlalu sem...