~Happy Reading~
***
Jira melirik jam tangan yang melingkar apik di tangannya. Mobilnya sudah terparkir di depan sekolah Jungkook selama tiga puluh menit dan sampai sekarang anak itu belum juga menampakkan batang hidungnya.
Kejadian dua hari lalu di rumah Daejun membuatnya bertekad untuk meluluhkan hati keempat putra Daejun. Pilihannya jatuh pada Jungkook, karena saat malam itu ia melihat ketiga kakaknya sangat posesif dengan si bungsu. Jira pikir, jika Jungkook berhasil ia luluhkan maka akan lebih mudah meluluhkan tiga yang lainnya.
Meskipun Seokjin sudah memberi restu waktu itu, tapi Jira masih ragu.
Selang sepuluh menit kemudian netra Jira melihat presensi Jungkook yang muncul dari balik pagar sekolah. Tanpa membuang waktu, ia segera melepas seatbelt dan keluar dari mobil sebelum Jungkook pergi lebih jauh.
"Jungkook!" Jira menyerukan nama itu sedikit lantang agar Jungkook menoleh.
Jungkook yang merasa namanya dipanggil lantas menoleh. Alisnya berkerut secara otomatis ketika mendapati Jira berdiri tepat di belakangnya. "Tante Jira?" Jungkook memastikan.
Jira tersenyum lega mendengarnya. Jungkook mengingat namanya dengan baik. "Tante ajak kamu pergi sebentar, mau?" tanya Jira pelan.
Jungkook tidak langsung menoleh, tapi ia melirik Yugyeom yang berdiri di sampingnya dan berniat pulang bersama.
"Tante mau ngobrol sama kamu." bujuk Jira lagi.
Helaan napas samar terdengar dari bibir Jungkook, lalu anak itu mengangguk yang membuat wajah tegang Jira lebih rileks. Langkah pertamanya ternyata tidak sulit. Apa yang diceritakan Daejun ternyata benar, Jungkook adalah anak yang sangat baik.
"Gyeom, kita pulang barengnya lain kali aja ya? Gue harus pergi sama Tante Jira." katanya pada Yugyeom yang langsung dimengerti oleh Yugyeom.
Jira meraih pergelangan tangan Jungkook dan menariknya menuju mobil. Tidak ada yang aneh di antara mereka, hanya sedikit canggung karena sama-sama asing. Terlebih pertemuan pertama mereka di meja makan malam itu berakhir buruk.
Perjalanan Jira membawa Jungkook menuju sebuah resto hanya diisi keheningan. Jungkook asik menatap ke luar kaca mobil sambil sesekali terkikik saat matanya menangkap sesuatu yang lucu. Jira tersenyum melihatnya, Jungkook sangat mudah dibuat bahagia. Melihat hal-hal kecil yang lucu saja anak itu sudah sangat senang.
Berbeda dengan putra semata wayangnya yang terkesan dingin dan tertutup. Bahkan pada dirinya, sang ibu kandung. Jira merutuki dirinya, tidak seharusnya ia membandingkan anak kandungnya sendiri dengan calon anak tirinya. Keduanya tentu berbeda dari segala sisi.
Mobil SUV yang dikendarai Jira menepi dan terparkir rapi di space kosong yang ada di lokasi parkir resto. Jungkook melongok melihat nama resto itu yang berbahasa Perancis.
"Ini resto seafood, Tan?" tanya Jungkook dengan alisnya yang terangkat.
Jira menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Tenang aja, Tante udah tau apa aja alergi kamu," ujarnya.
Jungkook membuka pintu keluar sesaat setelah meyakinkan dirinya untuk ikut masuk ke resto itu. Sesampainya di depan mobil Jira langsung mengamit tangannya dan menariknya lembut untuk masuk ke dalam.
Suasana resto ini begitu menenangkan dengan aroma nature dari lilin aroma terapi yang menguar dan langsung menusuk hidung ketika pintu resto dibuka. Awalnya, Jungkook tidak nyaman, namun lama kelamaan aroma itu bisa diterima dan membuatnya merasa sangat tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta [TERBIT]
ФанфикDia si prioritas 3 kakak kandung dan 3 kakak sepupu. Dia yang selalu jadi pusat kebahagiaan dan kasih sayang keluarga besar. Dia yang sejak kecil sangat dijauhkan dari hal-hal yang bisa memicu timbulnya rasa sakit pada tubuh dan hatinya. Terlalu sem...